Penyelenggaraan G20 Taat Prokes Cegah Kenaikan Kasus Covid-19
Oleh : Dewi Ayu Lestari
Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) memang sudah sesuai dengan protokol kesehatan dan instruksi WHO, bahkan nanti implementasinya akan dijaga dengan sangat ketat. Maka sudah tidak perlu diragukan lagi bahwa pencegahan kenaikan kasus COVID-19 sudah dipikirkan.
Karena status pandemi dari COVID-19 memang masih belum benar-benar berakhir, maka kewaspadaan merupakan hal yang wajib untuk terus dilakukan oleh seluruh pihak, terutama Indonesia dalam gelaran KTT G20 mendatang lantaran menjadi tuan rumah sekaligus Presidensi dalam forum dunia tersebut.
Berbagai kesiapan terus dimatangkan oleh Pemerintah Bali. Di bidang kesehatan, Kemenkes akan terus berfokus memperkuat 4 hal untuk memastikan momentum pertemuan tersebut berjalan dengan aman dan sehat.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan hal tersebut ketika Rapat Koordinasi Penyelenggaraan Presidensi G20, bahwa memang sangat penting memberikan rasa aman kepada seluruh peserta G20.
Pertama yang menjadi fokus oleh pihak Kemenkes adalah protokol kesehatan. Pihaknya telah menyiapkan satu dokumen protokol kesehatan yang nantinya digunakan sebagai pedoman bagi para delegasi KTT G20. Selanjutnya pedoman tersebut akan menjadi acuan pelaksanaan KTT, mulai dari sesi kedatangan, selama acara, hingga pada saat kepulangan peserta.
Selanjutnya, hal kedua yang dipersiapkan adalah Surveilans. Hal tersebut lantaran munculnya mutasi COVID-19, subvarian BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Kemenkes sendiri telah melakukan penguatan surveilans guna mencegah kenaikan kasus COVID-19. Penguatan tersebut dilakukan dengan memperkuat 3T, pemeriksaan antigen kepada setiap delegasi serta menyiapkan infrastruktur surveilans berupa alat mesin Whole Genome Sequensing (WGS) di Universitas Udayana, Bali untuk mempercepat proses pemeriksaan sampel tersebut.
Pelaksanaan surveillance tersebut sebagaimana dikatakan menurut Menkes Budi Gunadi dilakukan sebelum acara, dengan tujuan untuk melihat karakteristik penularan COVID-19 di Bali. Selain itu, selama acara juga akan disediakan tes antigen untuk pendamping para delegasi, lalu juga harus mendaftar menggunakan barcode yang terhubung ke PeduliLindungi untuk memastikan semua sehat.
Upaya ketiga yang dilakukan oleh Kemenkes adalah dengan vaksinasi. Menteri Kesehatan Budi menyebutkan bahwa cakupan vaksinasi COVID-19 di Bali saat ini sudah sangat baik. Namun demikian, upaya meningkatkan laju vaksinasi masih diperlukan untuk memperkuat kekebalan tubuh di masyarakat.
Baginya, vaksinasi COVID-19 akan tetap didorong, baik yang dosis lengkap maupun booster. Saat ini vaksinasi memang sudah mulai digiatkan lagi agar bisa langsung drop vaksin tersebut karena jumlahnya masih banyak untuk memastikan kekebalan masyarakat Bali yang bagus.
Kemudian untuk hal keempat adalah sistem perawatan, karena sudah sebanyak 5 RS telah disiapkan untuk rujukan pelayanan kesehatan KTT G20 diantaranya RSUP Sanglah, RSUD Bali Mandara, RS Siloam, RS BIMC Nusa Dua dan RS Universitas Udayana. Selain rumah sakit rujukan, juga disiapkan fasilitas kesehatan di setiap hotel yang dijadikan lokasi pertemuan G20.
Menkes Budi menambahkan bahwa memang semua sudah dikoordinasikan agar persiapan diri untuk menghadapi KTT bisa terjalin dengan sangat baik. Dokter-dokter paru juga sudah dipersiapkan, bahkan kalaupun perlu bisa juga diterbangkan langsung dari Jakarta untuk bisa memastikan semua siap.
Bahkan persiapan di bidang kesehatan ini sejatinya juga sudah mulai dilakukan sejak tahun 2021 lalu karena memang Pemerintah benar-benar akan berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah kenaikan kasus COVID-19 pada perhelatan besar tersebut. Maka dari itu, sejumlah uji coba untuk menggelar pertemuan berskala global juga mulai dilakukan dan tujuan utamanya adalah untuk mengevaluasi protokol yang perlu diperbaiki.
Pria yang juga sempat menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri tersebut mengatakan bahwa protokol kesehatan akan terus diimplementasikan sebaik mungkin untuk mencegah lonjakan kasus. Pencegahan kasus juga akan dilakukan pada periode-periode tertentu seperti pada perayaan hari besar dan hari liburan.
Bali sendiri akan terus menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah seiring dengan adanya acara berskala besar ini. Uji coba juga terus dilakukan agar pemerintah daerah bisa mengantisipasi langkah yang diperlukan. Untuk itu, Pemerintah akan memperbaharui sejumlah aturan, seperti pergerakan orang, lokasi wisata, pertokoan hingga tempat peribadatan.
Sebagai Presidensi G20, Indonesia juga akan terus mendorong adanya kolaborasi antarnegara anggota G20 dalam mengentaskan wabah pandemi global COVID-19 yang merebak dalam dua tahun terakhir ini.
Kerja keras yang dilakukan oleh Pemerintah demi mencegah terjadinya penularan COVID-19 dan kenaikan kasus Kembali, memang harus terus didukung penuh. Selain itu dengan persiapan yang begitu matang, maka penyelenggaraan event G20 sendiri sudah terjamin dan tak perlu diragukan lagi bahwa protokol kesehatan akan dijaga dengan sangat ketat dan sesuai dengan anjuran WHO.
)* Penulis adalah kontributor pertiwi Institute