Penyaluran BLT dan BSU BBM Mendapat Apresiasi Masyarakat
Oleh : Abdullah
Pemerintah memberikan bantuan berupa BLT (bantuan langsung tunai) dan BSU (bantuan subsidi upah). Pemberian bantuan ini diapresiasi oleh masyarakat, karena mereka bisa mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
Pandemi membuat kemampuan ekonomi masyarakat menurun karena ada yang di-PHK oleh perusahaan. Ditambah lagi dengan penyesuaian harga BBM yang otomatis juga mengubah harga barang-barang di pasar.
Kondisi ini bisa membuat daya beli menjadi menurun, namun dicegah oleh pemerintah dengan penyaluran BLT dan BSU BBM.
Pemerintah memberikan uang sebesar Rp.600.000 rupiah dalam program BLT, yang diberikan kepada 20 juta rakyat kecil, dan disalurkan via Kantor Pos. Sedangkan BSU adalah bantuan subsidi upah, yang diberikan kepada para pekerja yang terkena dampak pandemi.
Kedua bantuan ini diapresiasi masyarakat karena berarti pemerintah masih memperhatikan nasib mereka, dan tidak berujung pada suatu kondisi kelaparan parah.
Pengemudi ojek online juga merasakan manfaat BLT setelah mereka mendapatkannya. Fadel Bahler, Ketua Dewan Pengurus Cabang Asosiasi Driver cabang Samarinda, menyatakan bahwa BLT BBM membantu para pengemudi ojek online yang terdampak oleh penyesuaian harga BBM. Ia bersyukur akan pemberian BLT, berarti ada perhatian dari pemerintah ke para pengemudi ojek.
Dalam artian, BLT sangat membantu masyarakat karena mereka memang membutuhkan bantuan, termasuk para pengemudi ojek online. Pendapatan driver tidak menentu dan bisa jadi di bawah upah minimum kota. Oleh karena itu mereka berhak menerima bantuan dari pemerintah berupa BLT BBM.
Apalagi ketika harga BBM mengalami penyesuaian, maka otomatis tarif ojek juga berubah. Hal ini mengakibatkan pesanan bisa berkurang drastis dan penumpang lebih memilih moda transportasi lain daripada ojek online. Para pengemudi ojek sangat membutuhkan bantuan berupa BLT, agar mereka tetap bisa membeli sembako meski pesanannya menurun.
Masyarakat mengapresiasi penyaluran BLT BBM karena benar-benar mereka butuhkan. Ketika harga meroket, mereka masih bisa makan nasi, karena membeli beras dengan uang BLT. Apalagi pemerintah juga rajin memberikan bansos sejak awal pandemi, sehingga rakyat kecil merasa diperhatikan dan tidak dibiarkan merana karena kelaparan.
BLT diberikan via Kantor Pos dan hal ini dipuji oleh masyarakat, karena tidak semua orang memiliki rekening bank. Apalagi Kantor Pos ada di seluruh Indonesia dan memudahkan warga yang tinggal di pelosok. Dengan pemberian BLT secara tunai juga memudahkan karena masyarakat tidak usah menariknya di ATM.
Sementara itu, masyarakat juga menerima bantuan subsidi upah (BSU) yang nominalnya sama seperti BLT, yakni Rp. 600.000. BSU diberikan kepada para pekerja yang terdampak efek pandemi, dan syaratnya adalah bergaji di bawah 3,5 juta rupiah.
Warga yang mendapatkan BSU tidak berstatus PNS, TNI, atau Polri. Namun pegawai biasa dan memiliki kartu BPJS ketenagakerjaan yang aktif. Bantuan akan disalurkan langsung ke rekening mereka, tanpa harus mengisi formulir apa-apa. Diharap BSU bisa membantu masyarakat agar tetap eksis dan tidak terlalu terdampak oleh pandemi dan perubahan harga BBM.
Anti, seorang pekerja di media elektronik, merasa senang karena mendapatkan dana BSU. Ia menggunakannya untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Ia sangat terbantu akan dana BSU karena turut merasakan efek pandemi, dan tabungannya sempat digunakan untuk membeli kebutuhan pokok.
Dalam artian, saat ada penyaluran BSU maka para pekerja bisa belanja tanpa harus memakai uang tabungan. Mereka bisa membeli beras dan kebutuhan lain tanpa kebingungan karena gajinya hampir habis. Apalagi tidak semua pekerja memiliki gaji sesuai dengan UMK, atau gajinya standar tetapi harus berkurang tiap bulan karena punya banyak cicilan.
Para pekerja berhak menerima dana BSU karena mereka juga terkena dampak penyesuaian harga BBM. Ongkos transportasi akan berubah karena harga bensin juga berubah. Pemberian BSU akan meng-cover sebagian kebutuhan mereka, sehingga kondisi keuangan akan tetap stabil.
Pemberian BSU kepada para pekerja menunjukkan bahwa pemerintah tidak pilih kasih. Penyebabnya karena tak hanya rakyat kecil yang diberi bantuan, tetapi juga pegawai dengan gaji tertentu. Selama pandemi, yang terdampak bukan hanya masyarakat dari kalangan bawah, tetapi juga menengah, sehingga semua berhak diberi bantuan oleh pemerintah.
Apresiasi dari masyarakat sangat wajar karena mereka mendapatkan bantuan berupa BLT atau BSU. Mereka bisa mendapatkan informasi apakah berhak menerima bansos tersebut, melalui situs resmi Kementerian Sosial. Jika berhak maka bisa datang ke Kantor Pos sambil membawa KTP dan kartu identitas lain.
BLT dan BSU diberikan kepada masyarakat agar mereka tidak terlalu sengsara atas dampak perubahan harga BBM. Subsidi memang dikurangi tetapi dialihkan jadi BLT dan BSU, sehingga lebih tepat sasaran. Masyarakat senang karena pemerintah terus memperhatikan rakyatnya.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute