KTT G20 Meningkatkan Investasi di Papua
Oleh : Martinus Lokbere )*
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Diyakini akan meningkatkan investasi di Indonesia, termasuk di Papua. Adanya peningkatan penanaman modal, maka diharapkan akan mendorong terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Investasi merupakan angin segar bagi Indonesia, dengan diselenggarakannya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Indonesia, diperkirakan kinerja investasi di Indonesia dapat mencapai targetnya yakni Rp. 1.200 triliun. G20 merupakan forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa. G20 menjadi representasi lebih dari 60 persen populasi bumi.
Setelah menjadi Presidensi G20, Indonesia juga akan menjadi Chairmanship ASEAN pada 2023. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengatakan bahwa ini merupakan momentum berharga bagi Indonesia dan mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menyukseskan Presidensi G20 Indonesia.
Penyelenggaraan Presidensi G20 Indonesia berpeluang meningkatkan konsumsi domestik dalam negeri hingga Rp 1,7 triliun, penambahan PDB yang diperkirakan mencapai Rp. 7,46 triliun, serta pelibatan tenaga kerja sekitar 33 ribu pekerja di berbagai sektor industri.
Dalam kesempatan webinar yang diselenggarakan oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) yang bertema “Presidensi G20 Indonesia: “Tantangan, Kesempatan dan Peran Masyarakat Indonesia”.
Selain memberikan keuntungan bagi pemulihan ekonomi nasional, Menko Airlangga juga menyampaikan bahwa dalam Presidensi G20 ini Indonesia memiliki peran penting dalam menjembatani keberagaman yang ada dalam Forum G20. Indonesia yang memiliki falsafah musyawarah dan mufakat diharapkan bisa menjembatani antar berbagai kelompok negara.
Indonesia diharapkan mampu melahirkan terobosan-terobosan baru, termasuk di sektor transisi energi bagi semua negara dengan mempromosikan adopsi teknologi yang terjangkau, mekanisme pembiayaan bersama dan prioritas transisi energi yang berkelanjutan.
Airlangga juga menuturkan bahwa pemerintah terus mengharapkan masukan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk para pakar dan akademisi untuk memaksimalkan manfaat Presidensi G20 Indonesia sehingga dapat membantu pemulihan bersama. Pada kesempatan sebelumnya, pemerintah provnsi Papua mengklaim nilai investasi penanaman modal Asing (PMA) di wilayah Papua mengalami kenaikan sebesar 30 persen.
Kepala Bidang Data pada Dinas Penanaman Modal Asing dan Pelayanan Terpadu Stu Pintu Provinsi Papua Petrus Asem mengatakan untuk PMA, nilai investasinya Rp 1,132,27 triliun mengalami kenaikan sebesar 30 persen dari tahun 2019 triwulan keempat yang didominasi oleh sektor tambang.
Petrus mengatakan, dengan adanya Covid-19, nampaknya tidak terlalu mempengaruhi investasi penanaman modal asing maupun penanaman modal dalam negeri. Bahkan untuk perusahaan di sektor usaha kecil menengah tetap aktif dan tumbuh di masa pandemi Covid-19 khususnya di bidang penanaman modal asing.
Dirinya menjelaskan berdasarkan data terkini, tercatat perusahaan yang bergerak di bidang PMA sebanyak 155 usaha, sedangkan untuk penanaman modal dalam negeri tercatat 110 perusahaan. Pada Juni 2021 lalu, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengungkapkan sederet prospek investasi di Kabupaten Jayapura, Papua.
Menurutnya, Jayapura memiliki bandara, Sentani. Pelabuhan yang saat ini menjadi tol laut. Jalan Trans Papua yang menghubungkan sejumlah kabupaten di pedalaman dengan pelabuhan. Aset-aset tersebut tentu saja menjadi hal yang penting sebagai sarana konektivitas untuk distribusi barang dan jasa.
Semua itu menjadi modal untuk memaksimalkan potensi sumber daya alam (SDA). Tidak hanya tambang energi, melainkan juga perkebunan (Sagu, Kelapa Sawit, dan Kakao) hingga kehutanan. Pria kelahiran Sentani Timur itu pun mengatakan jika kunci investasi berada di sektor energi. Ada potensi besar berupa aliran sungai Mamberamo Raya.
Perlu diketahui bahwa pemerintah pusat telah menetapkan sejumlah daerah di Indonesia selain Bali, yang akan dijadikan lokasi pelaksanaan rangkaian kegiatan Presidensi G20 2022. Sejumlah daerah tersebut antara lain, Yogyakarta, Jakarta, Medan, Makassar, Surabaya, Labuan Bajo, Malang dan Sorong.
Mendengar hal itu, Wali Kota Sorong Lambert Jitmau menyatakan pihaknya siap untuk menyukseskan event berskala internasional tersebut sebagai tuan rumah. Apalagi, belakangan ini pertumbuhan ekonomi dan pembangunan di Sorong mulai terus membaik. Jitmau menuturkan, Sorong sudah sering dikunjungi oleh sejumlah pemimpin negara dan dirinya merasa optimis bisa menyukseskan event G20.
Peningkatan Investasi di Papua bisa menjadi keniscayaan apabila infrastruktur dan keamanan di Papua bisa mendukung proses penanaman modal di Bumi Cenderawasih. Hal ini tentu saja menjadi kabar baik bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bandung