spot_img
BerandaUncategorizedIndonesia Rangkul Negara-Negara Berkembang dalam Event G20

Indonesia Rangkul Negara-Negara Berkembang dalam Event G20

Indonesia Rangkul Negara-Negara Berkembang dalam Event G20

Oleh : Kurnia Sandi )*

Indonesia membuktikan komitmen untuk bisa menghadapi seluruh tantangan global secara bersama-sama tanpa membeda-bedakan, maka keputusannya patut diapresiasi yakni mampu merangkul beberapa negara berkembang dan negara kecil dalam rangkaian event G20.
Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 merupakan salah satu ajang untuk bisa membuat banyak negara saling bekerja sama dalam rangka mencapai sebuah tujuan tertentu. Namun tentunya kerja sama yang dilakukan tidak akan efektif apabila ternyata hanya melibatkan negara-negara yang sudah maju saja.
Justru untuk bisa mendapatkan banyak perspektif secara komprehensif dan holistik, utamanya memperbaiki berbagai macam tantangan global, maka juga sangat penting mampu mengikutsertakan pula negara-negara kecil dan negara berkembang. Selain agar mendapatkan tambahan perspektif yang baru, namun juga akan sangat menguntungkan untuk kebangkitan bersama sesuai dengan tagline secara garis besar yang diangkat oleh Indonesia.
Maka dari itu, selaku Presidensi sekaligus tuan rumah dalam gelaran KTT G20 yang dilaksanakan pada tahun 2022 ini di Bali, Indonesia juga mengundang negara-negara kepulauan dan negara kecil dalam forum Internasional tersebut. Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Tri Tharyat ketika menghadiri media briefing Kemlu di Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, mengungkapkan bahwa dirinya sangat bangga dengan keputusan Indonesia untuk mengundang semua negara tanpa memandang tersebut.
Lebih lanjut, Tri Tharyat menambahkan bahwa terdapat Fiji yang mewakili Pacific Island Forum, lalu ada perwakilan dari Suriname selaku ketua Caribbea Community. Sehingga sudah sangat jelas bahwa di sana terdapat asas sama rata tanpa adanya diskriminasi sama sekali.
Bahkan dengan bangganya, Dirjen Kerja Sama Multilateral Kemlu tersebut juga menerangkan bahwa sejauh ini sama sekali masih belum pernah ada terobosan seperti yang dilakukan oleh Presidensi G20 Indonesia seperti itu sepanjang sejarah. Pasalnya penyelenggaraan KTT G20 sebelumnya juga turut serta mengundang Uni Afrika, Ketua NEPAD African Union Development Agency yang saat ini dipegang oleh Rwanda.
Beberapa negara lain yang juga turut diundang dalam gelaran KTT G20 oleh Indonesia menurut Tri Tharyat adalah Senegal, Spanyol, Singapura serta dalam konteks untuk mempersatukan ASEAN, maka Indonesia juga turut mengundang Kamboja, termasuk juga ada Belanda dan Uni Emirat Arab (UEA).
Secara garis besar memang keberlangsungan KTT G20 tersebut digunakan untuk bisa mengatasi krisis, utamanya adalah krisis yang terjadi di daerah Asia, Rusia hingga Amerika Latin. Selain itu tujuan utama dari pertemuan Internasional tersebut adalah untuk bisa mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang dan juga inklusif.
Seluruh hal tersebut merupakan hal yang sangat penting karena untuk bisa menghadapi segala macam tantangan yang bisa saja menghadang di kemudian hari, utamanya belakangan ketika ada serba ketidakpastian global yang terjadi.
Dengan tegas, Dirjen Tri juga menyatakan bahwa Indonesia merupakan negara yang mampu merangkul seluruh pihak dengan tanpa membeda-bedakan sama sekali karena terbukti dari seperti apa isu yang diangkat, serta siapa saja negara yang diundang. Sehingga meski negara berkembang dan negara kecil sekalipun, akan turut didengar suaranya.
Terlebih, dirinya mengutarakan bahwa hasil dari forum KTT G20 tersebut harus bisa memperoleh sesuatu yang sangat konkret untuk kepentingan seluruh negara, bukan hanya dihegemoni oleh negara-negara yang sudah maju saja ataupun kepentingan masing-masing, melainkan semuanya harus melebur menjadi satu sehingga asas inklusifitas benar-benar terwakili.
Maka diharapkan, seluruh hasil perundingan dan juga kerja sama yang didapatkan dari sebuah forum Internasional tersebut nantinya akan benar-benar mendatangkan kebaikan untuk seluruh pihak tanpa terkecuali.
Bukan hanya sekedar negara-negara berkembang dan negara kecil saja, melainkan Presiden Jokowi juga turut mengundang Rusia, yang mana beberapa anggota G20 merasa keberatan lantaran terjadinya konflik antara negara tersebut dengan Ukraina. Namun untuk membuktikan kalau Indonesia memang sama sekali tidak memihak manapun dan menjunjung tinggi kebersamaan, maka secara profesional Indonesia akan tetap mengundang Rusia.
Dengan upaya dan keseriusan yang diberikan oleh Presiden Jokowi tersebut, akhirnya belakangan membuat sikap Amerika Serikat yang selama ini terus berseteru dengan negara komunis termasuk Rusia, pun akhirnya perlahan melunak. Bahkan mereka menyatakan bahwa sama sekali tidak memiliki niatan untuk menjauhkan negara lain dari Rusia.
Sebagai informasi, Presiden Jokowi sendiri selaku pimpinan G20 telah secara resmi mengundang kedua negara yang saat ini tengah berkonflik tersebut, yakni undangannya langsung ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Bahkan tanpa ragu, dan mampu mencetak sejarah sebagai negara Asia yang pertama kali menginjakkan kaki di tengah kedua negara berkonflik tersebut, Presiden Jokowi secara langsung bertemu dengan Zelensky dan Putin. Bukan hanya dalam rangka mendesak supaya kedua negara itu segera menyelesaikan konflik mereka, namun secara baik-baik, Jokowi juga mengundang mereka supaya datang ke KTT G20.
Dalam rangka menjadikan semua negara mampu berkembang secara bersama-sama, Indonesia langsung merangkul negara-negara berkembang dan negara kecil dalam event G20. Undangan tersebut memiliki esensi yang sangat penting, yakni supaya ada perspektif yang komprehensif dan holistik dalam menghadapi segala macam tantangan global agar bisa diselesaikan secara bersama-sama.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute