Delegasi Mengapresiasi Kehadiran WHO Dalam Sidang IPU Ke – 144 di Bali
Pandemi Covid-19 belum berakhir dan masih melanda dunia. Penambahan kasus dan mutasi virus Corona masih terjadi di berbagai negara. Untuk itu, Sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke – 144 di Bali menggelar panel WHO untuk memperkuat peran parlemen dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Workshop WHO ini mendapatkan apresiasi dari para delegasi IPU.
Dalam sidang IPU ke – 144, turut hadir perwakilan dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO. Sekretaris Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, secara virtual mengatakan bahwa Covid-19 mengganggu hal-hal fundamental di banyak negara. Terkait hal tersebut, WHO menilai masih kurangnya solidaritas antar-negara untuk saling membantu.
Para peserta sidang yang terdiri dari delegasi parlemen dunia, menyambut baik peluncuran buku pegangan oleh WHO, untuk parlemen mengenai Peraturan Kesehatan Internasional.
WHO membuat buku panduan khusus untuk parlemen, sebagai alat bagi para anggota parlemen agar bisa membantu pemerintah dalam kesiapan keamanan kesehatan penanganan pandemi Covid-19.
Dalam Concept Note WHO untuk Workshop Never again – Strengthening health security preparedness during COVID-19 recovery and beyond, tercantum bahwa Pandemi Covid-19 mengungkap kurangnya kesiapsiagaan dengan konsekuensi yang menghancurkan, bagi semua segmen masyarakat. Kesiapsiagaan adalah tantangan global dan terdapat kesenjangan besar terkait solidaritas dan berbagi internasional, termasuk berbagi data patogen dan informasi epidemiologi, sumber daya, teknologi dan alat, seperti vaksin dan tindakan pencegahan lainnya.
Oleh karena itu, diperlukan konvensi, kesepakatan, atau instrumen internasional baru lainnya untuk meningkatkan pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons pandemi untuk mengatasi risiko kesehatan masyarakat di masa depan.
Keikutsertaan WHO dalam forum parlemen internasional di Bali ini, menjadi harapan baru bagi masyarakat di seluruh dunia bahwa pandemi bisa berakhir. Untuk itu, diperlukan langkah nyata dan kerjasama yang harmonis antara legislatif dan eksekutif.
Seperti yang dikatakan oleh Sekjen IPU Martin Chungong, bahwa pemerintah butuh dukungan parlemen untuk mengatasi pandemi dan buku panduan dari WHO diyakini bisa memperkuat persiapan parlemen dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Dalam kesempatan bersama WHO dan dihadapan peserta sidang, Indonesia menunjukkan sikap proaktif dimana Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak agar parlemen dunia membangun peraturan perundang-undangan dan kebijakan terkait kesehatan nasional secara komprehensif dan proporsional.
Sementara itu, menurut Wakil Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana bahwa kerja sama dan komitmen bersama antar negara merupakan solusi terbaik dalam penanganan pandemi.
Untuk diketahui, badan hukum IPU, termasuk Dewan Pengurus, Komite Tetap, Komite Hak Asasi Manusia Parlemen dan Pertanyaan Timur Tengah, serta Forum Anggota Parlemen Wanita dan Forum Anggota Parlemen Muda, bersidang di Nusa Dua Bali sejak tangal 20 Maret 2022. Debat Umum menyediakan berbagai platform bagi para delegasi untuk berunding, bertukar pandangan dan berusaha untuk mengerahkan aksi parlemen dalam mengatasi keadaan darurat iklim, termasuk masalah pandemi Covid-19.
Majelis IPU bakal mengadopsi resolusi pada item darurat dan item subjek yang diambil oleh Komite Tetap Perdamaian dan Keamanan Internasional berjudul Rethinking and reframing the approach to peace processes with a view to fostering lasting peace , atau memikirkan kembali dan membingkai ulang pendekatan proses perdamaian untuk membina perdamaian abadi, dan oleh Komite Tetap Pembangunan Berkelanjutan berjudul Leveraging Information and Communication Technology as an enabler for the education sector, including in times of pandemic, atau Memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi sebagai penggerak bagi sektor pendidikan, termasuk di masa pandemi.
Para peserta IPU ke-144, diharapkan untuk dapat menemukan solusi yang tepat, mengambil kesimpulan dari hasil-hasil sidang dan menegaskan komitmennya dalam menyelamatkan keberlangsungan hidup manusia.
( Marie Apituley – Pengamat Ekonomi Politik / Program Director Salah Satu Radio Komunitas Indonesia Timur )