spot_img
BerandaEkonomiBank Dunia Apresiasi Indonesia Tangani Krisis Ekonomi Akibat Covid-19

Bank Dunia Apresiasi Indonesia Tangani Krisis Ekonomi Akibat Covid-19

Bank Dunia Apresiasi Indonesia Tangani Krisis Ekonomi Akibat Covid-19


Oleh : Edi Jatmiko


Pemerintah Indonesia terus melaksanakan berbagai cara untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19. Berbagai upaya Pemerintah itu mendapat apresiasi dari Bank Dunia karena menganggap Indonesia mampu mengoordinasikan segenap sumber daya secara efektif agar dapat keluar dari krisis ekonomi.


Pandemi yang terjadi selama dua tahun membuat seluruh dunia kena krisis, termasuk Indonesia. Selain krisis kesehatan juga krisis di bidang ekonomi. Penyebabnya karena daya beli masyarakat menurun karena mereka lebih memprioritaskan untuk kebutuhan pokok daripada yang sekunder dan tersier.


Pemerintah langsung bergerak cepat dalam mengatasi perekonomian agar tidak terjadi resesi atau krisis ekonomi Jilid 2 yang amat parah seperti yang terjadi tahun 1998 lalu. Berbagai program dicanangkan agar kondisi finansial negara dan juga masyarakat kembali stabil.


Berkat berbagai usaha yang dilakukan maka ada hasilnya. Satu Kahkonen, Kepala Perwakilan Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste menyatakan, “Dalam dua tahun, seluruh dunia memiliki problem yang sama dalam mengatasi penyebaran Corona.

Pemerintah Indonesia berhasil mengkoordinasikan sumber daya kesehatan, bantuan sosial, di seluruh negeri dalam menghadapi pandemi.”
Dalam artian, pemerintah dianggap cukup berhasil dalam menangani dampak Corona, tak hanya di bidang kesehatan tetapi juga ekonomi. Bantuan sosial diberikan tidak hanya ke masyarakat yang membutuhkan tetapi juga ke pengusaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Mereka layak diberi bantuan karena memang usahanya lesu akibat dampak pandemi.
UMKM mendapatkan Bansos berupa cash sebesar 2,4 juta rupiah yang dibagi ke beberapa periode saat pemberiannya. Diharap bantuan ini bisa digunakan untuk menambah modal sehingga mereka bisa membuka tokonya kembali dan mendapatkan keuntungan. Pemerintah diuji karena turut memikirkan nasib UMKM, karena memang merekalah tulang punggung perekonomian negara.
Sembilan puluh persen pedagang di Indonesia adalah berlevel kecil dan menengah sehingga dianggap sebagai tulang punggung perekonomian negara. UMKM wajib dibantu agar bisa lanar berdagang sehingga roda perekonomian bisa berjalan dengan lancar. Bank dunia mengapresiasi tindakan ini karena Bansos yang diberikan dalam bentuk modal produktif sehingga tidak habis begitu saja.
Bank Dunia juga mengapresiasi pemerintah Indonesia karena memberikan bantuan ke UMKM, tak hanya dalam bentuk Bansos tetapi juga pelatihan yang bisa diikuti gratis. Terutama pelatihan jualan online, karena faktanya masih ada pedagang yang gagap teknologi. Jika sudah mahir jualan di media sosial dan marketplace maka otomatis omzet dan keuntungannya naik banyak.
Selain itu, Bansos juga berdampak positif pada bidang perekonomian karena ada efek domino positif. Jika UMKM dibantu maka mereka bisa buka lapak lagi dan ada yang membeli barangnya, sehingga perekonomian berjalan lagi. Roda ekonomi memang harus dilancarkan lagi karena jika berhenti sama sekali, maka akan terjadi krisis ekonomi yang amat parah.
Pemerintah juga dipuji karena memberikan bantuan tak hanya ke masyarakat dan pedagang di jawa tetapi juga di seluruh Indonesia. Bantuan juga diberikan langsung ke rekening sehingga langsung bisa dimanfaatkan. Hal ini juga untuk mencegah terjadinya pungli yang dilakukan oleh para oknum nakal.
Pemerintah memang berkomitmen untuk selalu menolong rakyat yang sedang kesusahan. Oleh karena itu, apresiasi dari bank dunia amat dipuji karena berarti mereka memperhatikan Indonesia.
Pujian dari bank dunia menunjukkan langkah cepat pemerintah dalam mengatasi pandemi, terutama di bidang ekonomi. Memang bidang ini perlu untuk dibenahi agar tidak terjadi krisis yang mengerikan seperti pada tahun 1998 lalu. Apresiasi dari bank dunia terjadi karena pemerintah memberi bantuan yang tepat sasaran dan juga adil.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini