UMKM Jadi Pilar Utama Pemerataan Ekonomi,Beri Kontribusi Terhadap PDB Nasional

UMKM Jadi Pilar Utama Pemerataan Ekonomi,Beri Kontribusi Terhadap PDB Nasional

Oleh: Bara Winatha

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) kembali mendapatkan sorotan sebagai kekuatan fundamental dalam memperkuat perekonomian Indonesia. Di tengah dinamika global dan kompetisi pasar yang semakin ketat, UMKM telah menjadi mesin utama pertumbuhan, pemerataan ekonomi, serta penciptaan stabilitas sosial di berbagai daerah. Kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional yang mencapai lebih dari 60 persen menunjukkan bahwa struktur ekonomi Indonesia bertumpu pada aktivitas produktif masyarakat di level akar rumput. Peran strategis ini juga tercermin dari kapasitas UMKM dalam menyerap hampir seluruh tenaga kerja Indonesia, sehingga menjadikan sektor ini krusial bagi pembangunan berkelanjutan.

 

 

 

 

Presiden Indonesia Marketing Association (IMA) Pusat, Suparno Djasmin, menilai bahwa UMKM merupakan tulang punggung perekonomian nasional karena kemampuannya menjaga daya tahan ekonomi, terutama saat menghadapi tekanan global. Besarnya jumlah UMKM yang kini melampaui 64 juta unit menjadi bukti bahwa sektor ini memiliki ekosistem kuat dan terus berkembang. Suparno juga menilai bahwa kontribusi UMKM terhadap ekspor nasional yang mencapai sekitar 15,7 persen menjadi indikator bahwa pelaku usaha kecil Indonesia tidak hanya mampu bersaing di pasar domestik, tetapi juga mulai memperluas penetrasi ke pasar internasional.

 

 

 

 

Daya saing UMKM akan semakin meningkat apabila didukung strategi pemasaran yang adaptif. Lingkungan bisnis yang berubah cepat menuntut pelaku UMKM untuk memperkuat kemampuan positioning, diferensiasi produk, hingga pengelolaan merek. Pentingnya literasi pemasaran yang mumpuni menjadi strategi yang tepat dapat membuka akses pasar baru serta memperkuat posisi produk Indonesia di tingkat global. UMKM terus memiliki potensi menciptakan kontribusi devisa yang signifikan bagi negara dalam jangka panjang.

 

 

 

 

Sementara itu, Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman menyampaikan bahwa pemerintah berkomitmen memperkuat daya saing produk lokal, khususnya di sektor kosmetik dan kecantikan yang saat ini tumbuh pesat. Kesempatan bagi UMKM di sektor beauty sangat besar karena dominasi produk lokal di pasar domestik sudah terbukti kuat. Maman menilai bahwa industri kecantikan Indonesia telah memasuki fase kematangan yang memungkinkan ekspansi ke pasar global.

 

 

 

 

Maman melihat bahwa perkembangan industri kecantikan nasional juga memperlihatkan geliat UMKM sebagai pemain utama dalam sektor yang mengandalkan kreativitas, inovasi, dan branding. Data BPOM dan Kementerian Perindustrian yang menunjukkan pertumbuhan jumlah pengusaha kosmetik serta kenaikan pendapatan industri memperkuat pandangan bahwa UMKM telah menjadi motor penggerak berbagai sektor ekonomi kreatif. Dukungan pemerintah berupa fasilitasi investasi, penguatan rantai pasok melalui Holding UMKM, serta perluasan akses pasar dapat menjadi katalis bagi UMKM untuk naik kelas dan berkontribusi lebih besar dalam meningkatkan PDB nasional.

 

 

 

 

Dari sisi dunia usaha, Presiden Direktur PT Medco Energi Internasional Tbk, Hilmi Panigoro, memandang bahwa UMKM tidak hanya berperan sebagai penggerak ekonomi rakyat, tetapi juga sebagai elemen penting dalam menjaga keberlanjutan industri besar. Pembinaan UMKM melalui program CSR perusahaan merupakan investasi jangka panjang yang akan menciptakan dampak luas bagi masyarakat dan ekonomi daerah. Ia menilai bahwa pembiayaan mikro atau microfinancing dapat mengisi celah pembiayaan yang tidak dijangkau perbankan karena UMKM sering tidak memenuhi syarat formal seperti jaminan atau rekam jejak keuangan.

 

 

 

 

Salah satu strategi terbaik untuk memastikan keberhasilan UMKM adalah memberikan kepastian pasar melalui integrasi ke dalam rantai pasok perusahaan. Dengan menjadikan UMKM sebagai pemasok kebutuhan operasional, sebuah perusahaan besar dapat meningkatkan kapasitas produksi UMKM sekaligus memperkuat ketahanan rantai pasok. Hilmi melihat bahwa keberagaman produk UMKM dari berbagai daerah menandakan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi lokal yang sangat kuat apabila diberikan akses, pendampingan, dan ruang kolaborasi.

 

 

 

 

Selain pembiayaan dan pendampingan, Hilmi menekankan pentingnya pemetaan sosial atau social mapping untuk memastikan bahwa program pemberdayaan UMKM sesuai dengan karakteristik daerah. Setiap wilayah, menurutnya, memiliki keunggulan spesifik seperti pertanian, perikanan, maupun ekonomi kreatif yang dapat dioptimalkan untuk memperkuat kontribusi UMKM terhadap ekonomi nasional. Integrasi UMKM ke dalam perekonomian daerah akan menciptakan multiplier effect yang signifikan, mulai dari peningkatan pendapatan masyarakat hingga terciptanya lapangan kerja baru.

 

 

 

 

Dari perspektif pemerataan ekonomi, UMKM memiliki peran strategis karena tersebar di seluruh wilayah Indonesia, termasuk daerah terpencil, wilayah pedesaan, dan kawasan pinggiran kota. Keberadaan UMKM membuat distribusi aktivitas ekonomi lebih merata dan tidak terpusat di kota besar saja. Semakin banyak pelaku UMKM yang berkembang, semakin besar pula potensi tumbuhnya sentra ekonomi baru yang dapat mendorong pemerataan kesejahteraan. Dengan kontribusi PDB yang besar, penyerapan tenaga kerja yang dominan, dan penyebaran geografis yang luas, UMKM menjadi instrumen paling efektif untuk memperkecil kesenjangan ekonomi antardaerah.

 

 

 

 

UMKM bukan hanya kebijakan ekonomi, tetapi strategi nasional untuk menciptakan struktur ekonomi yang inklusif. Melalui kolaborasi antara pemerintah, organisasi profesional, dan perusahaan besar, UMKM memiliki peluang lebih besar untuk naik kelas serta berperan aktif dalam penguatan ekspor, industrialisasi lokal, dan peningkatan kualitas produk nasional. Sinergi ini juga menjadi landasan penting untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045, di mana UMKM diproyeksikan menjadi salah satu penopang utama perekonomian modern Indonesia.

 

 

 

 

*)Penulis merupakan pengamat sosial dan kemasyarakatan.