spot_img
BerandaUncategorizedTokoh Agama Papua Apresiasi Pemerintah Bebaskan Pilot Susi Air...

Tokoh Agama Papua Apresiasi Pemerintah Bebaskan Pilot Susi Air dari OPM

Tokoh Agama Papua Apresiasi Pemerintah Bebaskan Pilot Susi Air dari OPM

Oleh : Alvaro Hukubun

Pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens, yang berhasil dilaksanakan pemerintah serta seluruh jajaran aparat keamanan hingga berbagai pihak upayakan setelah hampir dua puluh bulan penyanderaan di Bumi Cenderawasih, mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk dari kalangan tokoh agama.

Pilot berkewarganegaraan Selandia Baru itu akhirnya dijemput oleh mantan Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge, di Kampung Yuguru, Distrik Mebarok, pada 21 September 2024. Operasi tersebut menunjukkan pentingnya kolaborasi berbagai pihak dalam upaya damai, termasuk kontribusi para tokoh masyarakat dan agama di wilayah berjuluk Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi.

Pendeta Eliaser Tabuni, Koordinator Gereja Kingmi Nduga, menyampaikan apresiasi mendalam terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam pembebasan Philip. Menurutnya, operasi pembebasan ini tidak terlepas dari peran besar yang dimainkan oleh perempuan di Nduga.

Selama penyanderaan, perempuan-perempuan tersebut melakukan negosiasi dengan kelompok milisi TPNPB Komando Daerah Pertahanan III Ndugama-Derakma secara senyap dan berhasil meyakinkan kelompok tersebut untuk melepaskan Philip.

Selain menjadi negosiator, para perempuan ini juga berperan penting dalam merawat Philip selama masa penyanderaan, memastikan bahwa ia tetap aman dan sehat. Pendeta Eliaser mengakui bahwa keberhasilan negosiasi tidak hanya menjadi bukti keberanian mereka, tetapi juga menunjukkan kekuatan kasih dan kemanusiaan dalam menyelesaikan konflik di wilayah berjuluk Surga Kecil di Timur Indonesia.

Tidak hanya tokoh agama, Susi Pudjiastuti, mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut. Menurut Susi, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, yang juga merupakan Presiden terpilih RI dalam Pemilu 2024, turut memberikan kontribusi besar dalam proses pembebasan Philip.

Peran Prabowo dinilai sangat penting, terutama dalam mendukung upaya persuasif dan koordinasi antar instansi terkait untuk mengakhiri penyanderaan tersebut. Susi melihat keberhasilan itu sebagai wujud nyata komitmen pemerintah dan aparat keamanan dalam menjaga keselamatan setiap warga negara dan warga asing yang berada di wilayah Indonesia, termasuk di wilayah berjuluk Kota Emas.

Lebih lanjut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Irjen Pol. Eddy Hartono, memberikan apresiasi khusus kepada seluruh jajaran aparat keamanan TNI, Polri dan BIN atas kolaborasi yang luar biasa dalam operasi pembebasan tersebut.

Menurutnya, keberhasilan itu tidak lepas dari kesabaran aparat dalam menjalankan negosiasi yang panjang dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Aparat keamanan mengedepankan pendekatan kemanusiaan dalam upaya membebaskan Philip, yang akhirnya membuahkan hasil tanpa adanya kekerasan.

Eddy Hartono menegaskan bahwa keberhasilan tersebut menunjukkan bahwa dialog dan pendekatan persuasif lebih efektif dalam menyelesaikan konflik bersenjata di Bumi Cenderawasih daripada melalui tindakan militer. Ia menekankan bahwa kesuksesan operasi ini merupakan hasil kerja keras, dedikasi, dan kesabaran dari seluruh pihak yang terlibat, terutama aparat TNI dan Polri.

Selain mengapresiasi peran perempuan Nduga, tokoh-tokoh agama, dan aparat keamanan, penting juga untuk memahami bahwa propaganda dari kelompok pembuat onar di wilayah berjuluk Surga Kecil di ujung Indonesia sering kali mencoba memutarbalikkan fakta terkait pembebasan tersebut.

Organisasi Papua Merdeka (OPM) sering kali berusaha menggiring opini publik bahwa mereka tidak berhadapan dengan kekuatan pemerintah secara langsung dalam kasus penyanderaan tersebut.

Namun, narasi yang dibangun oleh kelompok separatis tersebut tidak sejalan dengan fakta di lapangan. Sebaliknya, keberhasilan negosiasi yang dilakukan secara persuasif oleh tokoh agama dan masyarakat setempat, dengan dukungan pemerintah dan aparat keamanan, justru menjadi kunci utama pembebasan Philip Mark Mehrtens.

Pendekatan berbasis kemanusiaan yang diterapkan dalam operasi tersebut juga patut menjadi pelajaran penting bagi penyelesaian konflik di masa depan. Dialog dan negosiasi yang dilakukan tanpa kekerasan telah membuktikan bahwa pendekatan semacam itu dapat menyelamatkan nyawa dan menjaga stabilitas di wilayah yang sering menjadi pusat perhatian dunia internasional.

Apresiasi dari berbagai kalangan terhadap operasi pembebasan itu mencerminkan keberhasilan pemerintah, aparat keamanan, seluruh pihak yang terlibat dan masyarakat dalam mengatasi tantangan besar yang dihadapi di wilayah berjuluk Kota Emas tersebut.

Keberhasilan itu juga memperlihatkan pentingnya peran perempuan dan tokoh agama dalam meredam konflik dan mempromosikan perdamaian di Bumi Cenderawasih. Kontribusi mereka yang jarang terekspos di media harus diakui sebagai salah satu faktor utama yang memungkinkan negosiasi berjalan dengan baik.

Di tengah kondisi yang sulit dan penuh risiko, mereka berani mengambil langkah-langkah yang mengedepankan kasih sayang dan kemanusiaan, yang pada akhirnya berhasil menyentuh hati para anggota kelompok separatis.

Dengan tercapainya kesepakatan melalui dialog damai dan pendekatan persuasif, pembebasan Philip tidak hanya menjadi bukti keberhasilan diplomasi di tingkat lokal, tetapi juga memberikan pelajaran bagi seluruh elemen bangsa tentang pentingnya kolaborasi dalam menyelesaikan konflik.

Di tengah berbagai tantangan dan ancaman dari kelompok teroris musuh negara, kerja sama antara pemerintah, tokoh masyarakat, tokoh agama, serta seluruh komponen bangsa lainnya tetap menjadi kunci utama untuk menjaga kedamaian dan stabilitas di wilayah yang kerap disebut sebagai Surga Kecil yang Jatuh ke Bumi.

Melalui penghargaan yang diberikan kepada berbagai pihak yang terlibat, keberhasilan tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi untuk terus menjaga semangat kebersamaan dalam menjaga Bumi Cenderawasih dari ancaman separatisme dan terorisme.

Semangat kemanusiaan yang telah ditunjukkan oleh perempuan di Nduga, aparat keamanan, serta pemerintah akan selalu menjadi teladan dalam merawat perdamaian dan stabilitas di wilayah yang kaya akan keindahan dan sumber daya alam tersebut.

)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta