Tahun Pertama Prabowo-Gibran: Indonesia Mantap Menuju Swasembada Energi Hijau
Tahun Pertama Prabowo-Gibran: Indonesia Mantap Menuju Swasembada Energi Hijau
Jakarta – Tahun pertama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menjadi tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju kemandirian energi yang berkelanjutan. Melalui kebijakan yang berpadu antara pembangunan ekonomi, inovasi energi bersih, dan pelestarian lingkungan, pemerintah berhasil menunjukkan arah baru menuju swasembada energi nasional di era kebijakan hijau.
Anggota Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno, menilai capaian Pertamina pada semester pertama 2025 yang menembus 1,04 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD) merupakan bukti nyata bahwa pemerintah berhasil memperkuat ketahanan energi nasional.
“Capaian ini sejalan dengan semangat kemandirian bangsa di sektor energi sebagaimana ditekankan Presiden Prabowo dalam setiap arah kebijakan pembangunan,” ujarnya.
Pemerintah juga terus mendorong transisi menuju energi bersih melalui program mandatori biodiesel B40. Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung, menjelaskan bahwa kebijakan ini tidak hanya menghemat devisa hingga USD 17,19 miliar atau sekitar Rp271 triliun, tetapi juga membuka jutaan lapangan kerja baru di sektor energi dan pertanian.
“Inovasi energi berbasis sumber daya dalam negeri memperkuat fondasi swasembada energi nasional sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Langkah strategis ini berjalan seiring dengan keberhasilan hilirisasi industri yang menjadi prioritas pemerintahan Prabowo–Gibran. Wamen Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menyebutkan bahwa hingga September 2025, realisasi investasi di sektor hilirisasi mineral mencapai Rp193,8 triliun, dengan nikel dan tembaga sebagai kontributor utama.
“Capaian ini mencerminkan kepercayaan global terhadap arah kebijakan hilirisasi Indonesia yang pro-rakyat dan berorientasi jangka panjang,” ujarnya.
Pemerintah juga menegaskan komitmen kuat terhadap transisi energi hijau dan dekarbonisasi melalui peta jalan Net Zero Emission (NZE). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menyebut pengembangan energi baru terbarukan (EBT), elektrifikasi, efisiensi energi, dan teknologi bersih sebagai pilar utama pembangunan masa depan.
“Dengan potensi EBT lebih dari 1.000 gigawatt, Indonesia berpeluang menjadi pemimpin energi hijau di kawasan,” tegasnya.***
[edRW]