Presiden Prabowo Perkuat Diplomasi Ekonomi Indonesia Melalui Kesepakatan Multilateral
Presiden RI kedelapan, Prabowo Subianto, terus mengukuhkan posisi Indonesia di kancah internasional melalui upaya diplomasi ekonomi yang produktif.
Dalam kunjungan kerja ke Peru dan China baru-baru ini, pemimpin bangsa kelahiran tahun 1951 itu berhasil mencapai berbagai kesepakatan strategis yang mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Di sela-sela KTT APEC di Lima, Peru, Presiden Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau.
Pada pertemuan tersebut, kedua pemimpin menegaskan komitmen untuk meningkatkan hubungan kerja sama melalui perjanjian Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA) yang telah rampung.
Kepala Negara, dalam pertemuan tersebut menegaskan komitmen untuk terus meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan Kanada, utamanya memperkuat perdagangan dan kolaborasi pada sektor strategis.
Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas hubungan baik kedua negara yang telah terjalin selama beberapa dekade dan menyoroti potensi kolaborasi di sektor perikanan, manufaktur, dan energi terbarukan.
“Kanada memiliki hubungan yang sangat baik dengan Indonesia. Kami ingin memperkuat hubungan ini. Indonesia memiliki banyak sumber daya energi di luar bahan bakar fosil,” ujar Presiden Prabowo.
PM Trudeau memuji kepemimpinan Presiden Prabowo dalam menghadapi tantangan global dan menyebut perjanjian perdagangan bebas itu sebagai peluang besar bagi kedua negara.
Ia juga mengumumkan rencana memimpin misi dagang terbesar Kanada ke Indonesia dalam waktu dekat.
“Perjanjian ini memberikan manfaat bagi ekonomi, pertumbuhan, dan kemakmuran kedua negara,” ungkap PM Trudeau.
Di China, pemimpin bangsa yang juga merupakan purnawirawan perwira tinggi militer Indonesia itu menyaksikan penandatanganan tujuh kesepakatan bilateral senilai USD 10,07 miliar.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa kerja sama tersebut mencakup berbagai sektor strategis, termasuk ketahanan pangan melalui program makan bergizi gratis.
“China akan mendukung program ini karena mereka sudah lebih dulu melaksanakannya untuk rakyat mereka,” ujar Airlangga di Beijing.
Kunjungan Presiden Prabowo ke dua negara tersebut menjadi bukti nyata keberhasilan diplomasi ekonomi Indonesia, yang tidak hanya mempererat hubungan bilateral tetapi juga membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
***