Pertemuan Bilateral Indonesia-Timor Leste Sinyalemen Positif Bagi Sosial Ekonomi Kedua Negara
*Manggarai Barat* – Dalam pembukaan KTT ASEAN di Labuan Bajo, manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Presiden Joko Widodo mengucapkan selamat datang atas bergabungnya Timor Leste dengan ASEAN.
“Pada Perdana Menteri Timor-Leste, Selamat bergabung di keluarga ASEAN,” kata Presiden RI, Joko Widodo.
Dengan bergabungnya Timor Leste dengan ASEAN dapat memberikan kontibusi lebih bagi perkembangan ekonomi ASEAN. pemerintah Timor-Leste pun dikatakan PM Ruak, akan menaati tindak lanjut Peta Jalan yang disepakati bersama-sama dengan anggota ASEAN lain.
“Bergabungnya Timor-Leste, merupakan momentum bersejarah. Karena dapat memberikan dampak yang positif dalam berbagai sektor baik ekonomi maupun sosial. Dengan begitu, berbagai pembangunan yang telah dilakukan dapat terus dilakukan,” kata Perdana Menteri Timor-Leste Taur Matan Ruak.
PM Ruak juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena dukungannya sehingga dapat bergabung dengan anggota ASEAN.
“Terima kasih kepada Yang Mulia Joko Widodo Presiden Indonesia Ketua ASEAN 2023, atas dukungan dan komitmennya selama ini,” ujar PM Ruak.
Sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo telah melakukan pertemuan bilateral dengan PM Timor Leste Matan Ruak di sela KTT ASEAN ke-42 di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam pertemuan tersebut, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengatakan bahwa Presiden menekankan pentingnya kerja sama ekonomi. di wilayah perbatasan sebagai tindak lanjut hasil pertemuan saat PM Ruak melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia beberapa waktu lalu.
“Kedua pemimpin sepakat akan dibentuk joint working group yang akan mempersiapkan pengembangan kawasan ekonomi di perbatasan kedua negara,” kata Menlu Retno.
Presiden Jokowi dan PM Ruak juga bersepakat untuk mendorong dimulainya pembentukan Perjanjian Investasi Bilateral (BIT) sebagai langkah lebih lanjut guna memperkuat kerja sama ekonomi Indonesia-Timor Leste
“Seperti dengan Vietnam, kita melihat semakin banyaknya investasi kedua negara. Oleh karena itu, Indonesia mengusulkan agar BIT (Bilateral Investment Treaty) dapat segera dibentuk atau mulai dibahas antara kedua negara,” ujar Retno.