Perketat Pengamanan, Jalan Trans Papua Segmen Mamberamo-Elelim Segera Dibangun
Oleh : Kristy Tiara Yumte
Pengamanan dari ancaman dan teror yang terus digencarkan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua terus diperketat karena memang selama ini mereka terus saja mengganggu dan bahkan menghambat banyaknya Proyek Strategis Nasional (PSN), utamanya di Bumi Cenderawasih. Dengan adanya kepastian akan keamanan itu, maka Jalan Trans Papua pada segmen Mamberamo hingga Elelim sepanjang 50 Km akan segera dibangun.
Pembangunan Jalan Trans Papua pada ruas Jayapura-Wamena dengan segmen Mamberamo hingga Elelim sepanjang 50 kilometer (KM) akan segera dilakukan. Terkait dengan pembangunan tersebut, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR) menargetkan bahwa pembangunan jalan yang juga termasuk ke dalam salah satu proyek strategis nasional (PSN) tersebut akan digencarkan pada awal tahun 2024 mendatang.
Diketahui bahwa pembangunan jalan itu dibiayai melalui adanya skema kerja sama yang terjadi antara pihak Pemerintah Republik Indonesia (RI) dan juga Badan Usaha Ketersediaan Layanan atau Availability Payment (KPBU-AP). Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna menjelaskan bahwa sebenarnya Trans Papua tersebut sudah pada tahap finishin akan pengadaannya, kemudian penetapan hingga dilakukannya tanda tangan perjanjian pun sudah dilakukan.
Kemudian untuk perkara ketersediaan tanah di Papua juga bukan menjadi sebuah hambatan dan tidak menjadi permasalahan sama sekali, sehingga sebenarnya memang sudah bisa langsung dikerjakan. Maka dari itu, target ke mungkinan mulai konstruksi dilakukan adalah awal tahun mendatang.
Sebagaimana data dari situs KPBU Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI), adanya proyek Jalan Trans Papua pada segmen Mamberamo hingga Elelim itu merupakan bagian dari ruas Jayapura hingga Wamena dengan panjang penanganan hingga sepanjang 45,95 Km. Penanganan sendiri dilakukan melalui adanya skema KPBU yang rencananya juga akan memiliki masa konsesi hingga selama 15 tahun dengan nilai investasi sebesar 3,6 Triliun Rupiah.
Jalan Trans Papua itu sendiri ditargetkan akan mampu menembus jalan hingga sepanjang 3.462 kilometer (km). Akan tetapi, selama ini pembangunan pada jalan Trans Papua, termasuk pada ruas Jayapura-Wamena terus mengalami hambatan akan pembangunannya bahkan sejak lama.
Keterhambatan akan pembangunan tersebut diakibatkan oleh beberapa hal seperti medan yang berat untuk dijangkau hingga adanya intervensi serta gangguan dan ancaman yang terus dilakukan oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Bumi Cenderawasih. Maka dari itu, akibatnya target akan penyelesaiannya terus mengalami kemunduran, dari awalnya yang sempat ditargetkan akan selesai pada tahun 2017, kemudian menjadi 2019 dan kini bahkan terus mengalami kemunduran hingga 2024 mendatang.
Sebelumnya, pihak Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian mengungkapkan bahwa telah cukup banyak kesulitan yang memang harus untuk terus dihadapi dalam hal mengeksekusi dan memastikan kelancaran akan proyek tol yang mampu menembus hutan sangat lebat itu.
Salah satu yang terus menjadi ancaman akan kesulitan adalah tentunya adanya intervensi dan gangguan serta teror dari banyaknya rangkaian aksi kekerasan yang terus dilakukan oleh KST Papua. Untuk itu, hal pertama yang sangat difokuskan adalah pada masalah keamanan terlebih dahulu.
Sebab, memang sudah sejak awal masalah keamanan ini merupakan hal yang sangat serius dan hendaknya bisa untuk terus dioptimalkan akan pengawalannya agar target pembangunan dan pengerjaan hingga penyelesaian akan Jalan Trans Papua bisa dicapai sesuai seperti jadwal yang telah ditetapkan.
Sampai saat ini sebenarnya akan masalah pengawalan dan keamanan itu juga oleh pihak Pemerintah RI terus dilakukan pengetatan yang signifikan, bahkan belakangan ini diberlakukan pula berbagai program akan keamanan utamanya di berbagai daerah yang disebut dan dimasukkan pada kategori zona merah.
Lantaran terus terjadinya ancaman akan keamanan dan juga intervensi yang dilakukan oleh gerombolan separatis tersebut, maka pihak Kementerian PUPR pun melakukan sejumlah daya upaya dalam meningkatkan pengetatan akan keamanan demi terus mampu menjamin akan keselamatan dari para pekerja konstruksi di sana melalui peningkatan keamanan yang dilakukan.
Bukan hanya itu saja, namun ada juga permasalahan lain seperti masalah logistik yang juga termasuk menjadi salah hambatan besar mengapa pembangunan Jalan Trans Papua terus mengalami kemunduran target. Mengingat, memang jarak dan juga bagaimana medan yang harus ditempuh untuk bisa mencapai ke lokasi pembangunan bisa dikatakan cukup berat karena memang memasuki hutan yang sangat lebat.
Meski masih adanya beberapa hambatan tersebut, akan tetap harapan besar yakni pada tahun 2024 mendatang jalan tol tersebut akan bisa diselesaikan dengan tepat waktu, khususnya pada ruas jalan Jayapura hingga Wamena sepanjang 575 Km.
Pembangunan akan segera dilakukan pada Jalan Trans Papua khususnya di segmen Mamberamo hingga Elelim sepanjang 50 Km yang selama ini terus terhambat dengan adanya aksi dan ancaman intervensi dari pihak KST Papua. Maka dari itu, untuk bisa memastikan kelancaran proyek pembangunan, pemerintah terus menambah dan memperketat keamanan di wilayah itu.
)* Mahasiswa Papua tinggal di Manad