Peran Penting Tokoh Lintas Agama Serukan Pemilu Damai
Oleh : Aditya Anggara
Tokoh lintas agama memegang peranan yang sangat penting dalam menciptakan Pemilu damai. Karena mereka memiliki kemampuan untuk menyatukan masyarakat melalui nilai-nilai bersama yang diakui oleh berbagai kelompok agama. Dengan memfokuskan pada persamaan daripada perbedaan, tokoh agama dapat memperkuat persatuan ditengah keragaman.
Tokoh agama sering memiliki kemampuan mediasi yang baik. Mereka dapat berperan sebagai penengah ketika terjadi konflik atau ketegangan selama proses Pemilu, serta membantu menemukan solusi yang adil dan damai.
Tokoh agama dapat mengadvokasi pesan toleransi, saling menghormati, dan kerukunan antarumat beragama. Mereka dapat memberikan ceramah dan pernyataan yang menekankan pentingnya hidup berdampingan dengan damai tanpa memandang perbedaan agama.
Selain itu tokoh agama juga dapat mengorganisir dialog atau pertemuan antaragama untuk dapat membantu mengurangi ketegangan dan meningkatkan pemahaman antarumat beragama. Sehingga tokoh agama dapat memimpin diskusi untuk memecahkan mispersepsi dan mendorong rasa saling pengertian.
Melalui kegiatan pendidikan politik, tokoh agama dapat membantu mengedukasi masyarakat tentang proses pemilihan, pentingnya partisipasi aktif dalam demokrasi, dan dampak positif dari pemilu yang damai. Jika terjadi ketegangan atau konflik, tokoh agama dapat berperan sebagai mediator untuk meredakan ketegangan dan mencari solusi damai. Serta mereka dapat bekerja sama dengan pihak-pihak yang terlibat untuk mencapai kesepakatan yang adil.
Dalam proses pengawasan Pemilu, tokoh agama dapat berperan dalam memantau proses Pemilu dan mengawasi pelaksanaannya secara adil dan transparan. Mereka dapat bekerja sama dengan lembaga-lembaga pemantau Pemilu untuk memastikan integritas dan keadilan dalam proses tersebut.
Melalui tokoh agama juga dapat mengajak umat agama untuk menolak segala bentuk kekerasan selama proses Pemilu. Kampanye yang menekankan pentingnya mengekspresikan pendapat secara damai dan menggunakan saluran resmi untuk menyampaikan ketidakpuasan. Sehingga proses pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan kondusif.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Zubaidi mengatakan pihaknya meminta para ulama dan da’i untuk mengambil peran dalam mewujudkan Pemilu yang damai. Para ulama dan da’i, merupakan komponen yang mampu mendorong adanya Pemilu damai. Sehingga langkah tersebut merupakan langkah antisipasi adanya perpecahan di masyarakat yang diakibatkan oleh perbedaan pilihan dalam Pemilu.
Selain mendorong adanya kontribusi para ulama dan da’i, MUI juga mengingatkan tentang strategi dakwah yang dapat digunakan yakni dengan dakwah wasathiyah yaitu berorientasi pada jalan tengah dalam menghadapi suatu persoalan. Langkah tersebut nantinya mampu menjadi perekat bagi hubungan masyarakat. Selain itu, MUI juga mengingatkan perlunya kesiapan yang matang dalam ranah manajemen dakwah, sebab dari sana para da’i dan ulama akan mampu bersinergi dengan maksimal dan terarah.
Hal senada juga dikatakan oleh Ketua Asosiasi Forum Umat Beragama se-Indonesia, Subur Wibisono bahwa tokoh agama se-Indonesia berkomitmen menyukseskan Pemilu 2024, agar berjalan aman, lancar dan damai. Selain itu, dalam mengantisipasi berbagai isu atau berita bohong terkait SARA, FKUB serta tokoh-tokoh agama se-Indonesia lebih memperbanyak kegiatan-kegiatan silaturahmi, dan dialog lintas agama. Serta mengajak seluruh tokoh-tokoh agama untuk selalu membimbing umat agar tidak mudah terprovokasi berita-berita bohong di media sosial, karena bisa memecah belah kerukunan umat beragama.
Pelaksanaan Pemilu dalam setiap tingkatannya wajib untuk disukseskan, karena melalui Pemilu melahirkan pemimpin dalam berbagai tingkatan yang memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga dan memperjuangkan kemaslahatan rakyat. Sehingga sebagai umat yang beragama harus menyadari bahwa partisipasi dalam Pemilihan Umum adalah hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik. Karena itu, Pemilu yang disepakati di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah cara demokratis yang sah untuk memilih pemimpin dan wakil rakyat.
Selain itu, sebagai umat yang beragama harus berperan dalam mempromosikan Pemilu damai dan menghindari hoaks yang memicu instabilitas dan disharmoni antar anak bangsa. Serta tidak golput dalam Pemilu, dan harus proaktif berpartisipasi dalam menyalurkan hak politiknya untuk memilih pemimpin eksekutif maupun legislatif yang diyakini dapat mengantarkan umat dan bangsa lebih damai dan sejahtera.
Sedangkan Tokoh Kristen Nasional, Pdt. Albertus Patty mengatakan pihaknya mendorong umat Kristiani membentuk dan terlibat dalam tim independen yang membantu untuk mengawasi proses pelaksanaan Pemilu. Sehingga Pemilu benar-benar menjadi sarana untuk membangun demokrasi yang substansial. Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara bertanggung jawab, menguatkan pengawasan Pemilu, menolak praktik kampanye SARA, ujaran kebencian, hoaks dan politik uang, serta menuntut netralitas dan profesionalitas penyelenggara negara serta ajakan kerjasama semua elemen masyarakat.
Pemilu damai merupakan salah satu pilar penting dalam sistem demokrasi di Indonesia. Dalam bingkai NKRI, Pemilu adalah proses yang sangat sakral dan vital dalam menentukan nasib bangsa karena akan berkaitan erat dengan hasil Pemilu itu sendiri, yaitu melahirkan pemimpin di ranah eksekutif maupun para wakil rakyat di ranah legislatif.
)* Penulis adalah pengamat politik dalam neger