Penyaluran BLT BBM Merata Hingga ke Wilayah 3T
Oleh : Oka Rizki
Penyaluran BLT BBM yang dilakukan oleh Pemerintah RI terus merata hingga menjangkau ke seluruh wilayah terluar, tertinggal, terdepan (3T) di Indonesia. Bukti nyata Pemerintah hadir di tengah masyarakat dan menunjukkan keberpihakan kepada rakyat.
Data terbaru mengenai perkembangan proses penyaluran BLT BBM kepada masyarakat yang dilakukan oleh Pemerintah RI adalah dari target penerima sebanyak 20,65 juta keluarga, saat ini sudah ada sekitar 96,23% masyarakat dari target tersebut yang bantuannya sudah tersalurkan.
Bahkan belakangan ini pemerintah masih saja terus mengejar target percepatan penyaluran BLT BBM dengan menggandeng PT Pos Indonesia untuk benar-benar bisa menjangkau seluruh masyarakat terdampak di Indonesia, tanpa terkecuali, termasuk juga mereka yang berada pada daerah 3T.
Tentunya penyaluran BLT BBM kepada masyarakat di daerah tertinggal, terdepan dan terpencil (3T) tersebut sama sekali bukanlah sebuah perkara yang mudah karena banyak ditemui tantangan, utamanya mengenai kondisi geografis dan juga topografi yang terus dihadapi oleh petugas juru bayar, bahkan bisa dikatakan cukup mengancam jiwa.
Contoh kendala yang sempat dihadapi oleh pihak PT Pos Indonesia ketika menyalurkan BLT BBM adalah tidak tersedianya jaringan telekomunikasi di daerah-daerah tertentu. Padahal sebenarnya prosedur dari penyaluran BLT BBM sendiri harus ada kecocokan data identitas penerima dengan apa yang sudah terdaftar dalam aplikasi.
Namun karena sama sekali tidak ada jaringan telekomunikasi, maka PT Pos Indonesia melakukan strategi pendekatan lain dalam melakukan penyaluran bansos tersebut.
Alternatif langkah yang dilakukan agar tetap menjamin supaya BLT BBM tepat sasaran kepada penerima yang memang membutuhkan adalah dengan memindahkan titik pembayaran ke lokasi terdekat yang memiliki jaringan telekomunikasi, atau jika memang tidak memungkinkan, maka bisa menggunakan genset.
Apresiasi pun patut diberikan pula kepada pihak Pemerintah Daerah setempat karena terus memberikan bantuannya untuk memobilisasi warga penerima BLT BBM hingga ke lokasi yang ditentukan. Sehingga dengan adanya koordinasi yang baik, maka bukan tidak mungkin segara penyaluran akan bisa dituntaskan hingga setidaknya pada pertengahan Oktober 2022 ini.
Meski begitu, Kepala Regional 1 PT Pos Indonesia (Persero), Dino Ariyadi menjelaskan bahwa pihaknya sangatlah optimis bahwa seluruh target penyaluran BLT BBM tersebut akan mampu diselesaikan dengan baik. Terlebih, memang sejauh ini Regional 1 sendiri masih mencatatkan rekor sebagai penyaluran bansos terbaik.
Salah satu contoh yakni penyaluran BLM BBM dan juga pemberian sembako tahap pertama yang dilakukan di Provinsi Maluku Utara, yang mana termasuk ke dalam salah satu zona daerah 3T di Indonesia. Laporan menunjukkan sudah ada sekitar 84,11% dari total target, yakni 70.019 keluarga penerima manfaat yang sudah menerima bantuan tersebut.
Tepat pada tanggal 28 September 2022 lalu, Presiden RI, Joko Widodo bahkan menyempatkan secara langsung untuk melakukan kunjungan ke Maluku Utara demi bisa mengawasi penyaluran BLT BBM benar-benar diterima oleh masyarakat secara langsung. Pada kesempatan tersebut, beliau meminta supaya PT Pos Indonesia dan juga Pemerintah Daerah setempat bisa sesegera mungkin menuntaskan seluruh target penyaluran BLT BBM.
Menurut Jokowi, penyaluran BLT BBM sangat penting untuk bisa langsung dipercepat dan dipastikan sampai kepada tangan penerima. Hal ini akan sangat membantu untuk mempertahankan daya beli masyarakat, utamanya mereka keluarga terdampak tatkala penyesuaian harga BBM resmi diberlakukan oleh Pemerintah sejak awal September 2022 lalu.
Karena sudah menjadi rahasia umum, apabila harga BBM dilakukan penyesuaian, maka harga-harga kebutuhan pokok lain juga biasanya akan mengikuti untuk naik. Sehingga dari penyaluran BLT BBM tersebut menjadi bentuk nyata bahwa Pemerintah memang ada dan berpihak pada rakyat. Selain itu, pemerintah juga menginginkan supaya ketahanan fiskal nasional bisa terus terjamin termasuk juga mempertahankan tingkat laju inflasi agar tidak terlalu cepat melonjak.
Daya beli masyarakat menjadi salah satu kunci utama yang paling penting untuk bisa terus mempertahankan konsumsi masyarakat. Karena konsumsi masyarakat pula yang sangat berpengaruh cukup besar bagi perekonomian nasional secara makro, yang mana saat ini oleh pemerintah juga terus digencarkan supaya ada percepatan pemulihan ekonomi nasional setelah Indonesia diguncang oleh pandemi COVID-19 dan juga bagaimana guncangan yang terjadi pada kondisi geopolitik dunia yang berimbas pada ekonomi global yang mengalami ancaman krisis.
Bukan hanya sekedar pemberian BLT BBM untuk 20,65 juta masyarakat terdampak saja, namun pemerintah juga hadir di tengah para buruh, yang mana sudah disiapkan pula Bantuan Subsidi Upah (BSU) kepada para karyawan yang memiliki gaji kurang dari Rp 3,5 juta per bulannya. Selain itu, pemerintah juga langsung menginstruksikan Pemerintah Daerah setempat untuk bisa memanfaatkan Dana Alokasi Umum (DAU) untuk menunjang sektor transportasi.
Dengan segala upaya yang terus dilakukan dan bantuan dari banyak pihak, pemerintah terus menggencarkan penyaluran BLT BBM kepada masyarakat terdampak bahkan hingga merata ke seluruh pelosok Indonesia, termasuk juga pada masyarakat yang berada di daerah 3T untuk tetap bisa mendapatkan hak mereka.
)* Penulis adalah kontributor Persada institute