spot_img
BerandaUncategorizedPeningkatan Investasi Bukti Kepercayaan Investor

Peningkatan Investasi Bukti Kepercayaan Investor

Peningkatan Investasi Bukti Kepercayaan Investor

Oleh : Savira Ayu

Di tengah kondisi perekonomian dunia serta negara-negara lain yang tengah bergejolak, tren investasi di Indonesia cenderung meningkat. Hal tersebut tentunya menjadi bukti bahwa para investor sangat memiliki kepercayaan terhadap proyeksi perkembangan investasi di Indonesia.
Para pelaku pasar dari dalam negeri bahkan pada tingkat Global pun belakangan terus memantau dan menunjukkan ketertarikan mereka untuk segera menanam modal di Indonesia. Bagaimana tidak, pasalnya target realisasi investasi yang saat ini telah terlaksana di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo bahkan sudah berhasil mencapai angka Rp 901 triliun.
Hal tersebut menunjukkan bahwa memang roda perekonomian di Tanah Air setelah guncangan pandemi Covid-19 dan juga pada saat ini ketika terjadi ancaman inflasi serta resesi dunia, namun tetap memberikan performa yang melonjak. Data menunjukkan bahwa salah satu sektor yang menopang ke berlangsung perekonomian Nusantara adalah pada sektor konsumsi yang bahkan dikatakan menjadi faktor penyumbang suksesnya capaian tersebut paling besar.
Terkait hal itu, Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menyatakan bahwa memang terus ada penambahan dana investasi yang terjadi. Dirinya menjelaskan, pada tahun 2021 saja dalam RPJM dicatatkan kalau dana investasi yang ada di Indonesia mencapai Rp 856 triliun. Kemudian menanggapi besaran dana tersebut, sontak Presiden Joko Widodo langsung mengerahkan Menteri Investasi untuk meningkatkannya lagi menjadi setidaknya Rp 900 triliun. Namun belakangan justru target tersebut sudah terlampaui karena saat ini dana kelolaan yang ada sudah mencapai Rp 901 triliun.
Lebih lanjut, Bahlil memberikan apresiasinya setinggi mungkin kepada Presiden Jokowi karena komitmen beliau untuk benar-benar meningkatkan dana investasi di Tanah Air dan memang terbukti berhasil. Salah satu hal yang menjadi bukti konkret atas komitmen tersebut adalah adanya berbagai upaya untuk terus menggenjot peningkatan sektor perekonomian Bangsa.
Padahal di sisi lain, justru pada saat ini tidak sedikit negara-negara di dunia lainnya mengalami kemerosotan pengelolaan dana investasi mereka karena memang pandemi Covid-19 belum benar-benar menghilang serta terjadi peningkatan kasus yang cukup signifikan di beberapa negara. Ditambah lagi kondisi perekonomian global memang sedang lesu karena adanya ancaman stagflasi akibat inflasi yang terus bertumbuh dan juga kemungkinan terjadinya resesi.
Akibat ancaman inflasi itu, bahkan Bank Dunia langsung mengumumkan kalau mereka telah memotong proyeksi pertumbuhan ekonomi di dunia pada tahun 2022, yang mana sebelumnya mencapai 4,1 persen, namun saat ini dikurangi hanya menjadi sekitar 2,9 persen saja. Hal tersebut juga terjadi pada perekonomian di Asia Timur dan juga Asia Pasifik yang menurunkan proyeksi ekonomi mereka menjadi hanya 4,4 persen dari yang sebelumnya mencapai 5,1 persen. Namun tentunya itu tidak terjadi di Indonesia lantaran justru nada optimisme terus berhembus dengan pernyataan Presiden Jokowi dan beliau justru meningkatkan proyeksi pada kuartal kedua ini.
Bahlil juga menjelaskan bagaimana sempat terjadi gejolak ketika pandemi Covid-19 melanda dunia beberapa waktu lalu secara serentak dan memakan banyak korban jiwa. Menurut keterangannya, investasi pihak asing yang ditanamkan kepada negara-negara lain di dunia serempak mengalami kemerosotan bahkan hingga -30 persen, namun yang terjadi di Indonesia hanyalah penurunan sekitar -7 persen saja.
Kemudian terdapat data yang telah dirilis oleh Kementerian Investasi mengenai bagaimana kenaikan pertumbuhan ekonomi di Tanah Air. Data tersebut menunjukkan kalau memang ada kesuksesan kenaikan ekonomi hingga senilai 5,01 persen hanya pada kuartal pertama di tahun 2022 ini. Tidak bisa dipungkiri, menurut Bahlil hal itu bisa terjadi karena belakangan memang terjadi kenaikan konsumsi masyarakat yang cukup besar. Salah satu yang menjadi penyebab adanya peningkatan konsumsi masyarakat adalah lantaran mereka memiliki pendapatan dari lapangan pekerjaan yang belakangan juga terus terbuka sangat lebar.
Mengenai detail dari laporan itu, Bahlil menjelaskan lebih jauh bahwa sektor konsumsi sendiri memberikan sumbangsihnya sebesar 54 persen dari keseluruhan peningkatan perekonomian Nusantara. Kemudian pada peringkat kedua, terdapat sisi investasi yang menyumbangkan sebesar 32 persen dan sisanya diisi oleh aktivitas ekspor/impor serta spending yang dilakukan oleh Pemerintah.
Selanjutnya, mengenai data pertumbuhan ekonomi bangsa yang terjadi pada kuartal pertama tersebut, Presiden Jokowi masih sangat optimis bahwa indonesia akan terus mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi. Bahkan dirinya memberikan target setidaknya pada kuartal kedua tahun 2022 ini mampu terus naik hingga menyentuh angka 5,10 persen secara tahunan.
Optimisme Presiden Jokowi memang bukan tanpa alasan. Salah satu alasan kuat adalah Pemerintah sendiri sudah memberikan komitmennya untuk terus menjaga keadaan inflasi yang terjadi di Tanah Air agar terus berada di level yang relatif aman. Selain itu berbagai upaya untuk terus mampu meningkatkan tingkat kepercayaan investor akan dilakukan pula.
Mengenai data rilisan yang menunjukkan kalau peningkatan investasi terus terjadi di Indonesia, hal tersebut jelas sekali menjadi bukti konkret bahwa para investor sangat memiliki harapan dan juga kepercayaan mereka sangat tinggi pada kondisi perekonomian di Tanah Air.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute