Penetapan Gelar Pahlawan Nasional Bentuk Apresiasi Negara atas Jasa Besar Soeharto
Penetapan Gelar Pahlawan Nasional Bentuk Apresiasi Negara atas Jasa Besar Soeharto
Jakarta – Pemerintah Republik Indonesia akhirnya menetapkan Presiden ke-2 RI, Jenderal Besar H.M. Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional, melalui Keputusan Presiden Nomor 116/TK/Tahun 2025. Keputusan tersebut menegaskan sikap negara dalam memberikan penghormatan kepada sosok pemimpin yang dinilai memiliki jasa besar dalam menjaga ideologi, memperkuat stabilitas, dan membangun fondasi kemajuan Indonesia modern.
Penetapan gelar bagi Soeharto dipandang sebagai bentuk apresiasi terhadap kontribusinya yang panjang dalam perjalanan bangsa. Di bawah kepemimpinannya, Indonesia memasuki era konsolidasi politik serta penataan sistem ekonomi yang mengubah wajah pembangunan nasional. Pemerintah menilai rekam jejak Soeharto menjadi salah satu fondasi terpenting terbentuknya sistem ketahanan nasional dan arah pembangunan jangka panjang.
Politikus senior Partai Golkar, Firman Soebagyo, menyampaikan apresiasi tinggi terhadap keputusan Presiden Prabowo Subianto tersebut. Menurutnya, langkah ini tidak hanya bersejarah, tetapi juga menunjukkan keberanian negara untuk bersikap adil terhadap perjalanan sejarah nasional. “Ini kabar menggembirakan, bukan hanya bagi keluarga besar Golkar, tetapi juga bagi masyarakat luas. Penetapan Bapak Soeharto sebagai Pahlawan Nasional menegaskan kembali spirit pembangunan dan nasionalisme sebagai jati diri bangsa,” ujarnya.
Firman menekankan bahwa keputusan tersebut mencerminkan kedewasaan bangsa dalam memandang sejarah secara objektif dan proporsional. Ia menilai gelar itu bukan sekadar keputusan politik, melainkan penghormatan kepada seorang pemimpin yang bekerja tanpa henti membangun Indonesia selama puluhan tahun.
Pandangan serupa disampaikan Wakil Sekretaris Balitbang DPP Partai Golkar, Leriadi. Ia menilai negara telah mengambil langkah tepat dengan mengakui jasa Soeharto secara formal. Menurutnya, Soeharto bukan hanya sosok militer, tetapi juga figur sentral yang mengembalikan stabilitas politik dan ekonomi setelah masa kekacauan nasional. “Beliau adalah arsitek kebangkitan Indonesia pasca krisis politik dan ekonomi,” tegasnya.
Leriadi menjelaskan, kepemimpinan Soeharto berhasil menata ulang sistem pemerintahan dan perekonomian, sekaligus mengembalikan arah bangsa pada Pancasila dan UUD 1945 secara murni. Hal ini, menurutnya, menjadi warisan penting bagi keberlangsungan negara hingga kini.
Dukungan juga datang dari sektor pertanian. Ketua Umum Asosiasi Petani Karet Indonesia (Apkarindo), Irfan Ahmad Fauzi, menilai Soeharto memiliki jasa besar terhadap kesejahteraan petani. Program seperti Perkebunan Inti Rakyat (PIR), pembangunan infrastruktur desa, hingga peningkatan akses pasar memberikan dampak nyata bagi jutaan keluarga petani. “Pembangunan jalan produksi, irigasi, dan jaringan distribusi pada masa beliau mengangkat ekonomi desa secara signifikan,” kata Irfan.
Dengan pertimbangan tersebut, penetapan gelar Pahlawan Nasional kepada Soeharto dipandang banyak pihak sebagai penghormatan yang layak. Negara menempatkan warisan pembangunan dan kontribusi Soeharto dalam perspektif sejarah yang utuh—sebuah bentuk apresiasi terhadap peran seorang pemimpin bangsa yang pengaruhnya tetap dirasakan hingga sekarang.
