spot_img
BerandaEkonomiPemimpin ASEAN Sepakat Dukung Implementasi Konsensus Lima Poin tentang...

Pemimpin ASEAN Sepakat Dukung Implementasi Konsensus Lima Poin tentang Myanmar

Pemimpin ASEAN Sepakat Dukung Implementasi Konsensus Lima Poin tentang Myanmar

*Labuan Bajo* – Pemimpin ASEAN menyepakati implementasi ataupun pelaksanaan Konsensus Lima Poin tentang Myanmar dan terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Myanmar melalui Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN untuk Bencana Management (AHA Centre).
Hal tersebut dibuktikan dengan ASEAN Leaders’ Statement on the Recent Attack on a Convoy of the AHA Centre and ASEAN Monitoring Team in Myanmar, dimana mengutuk kekerasan yang dilakukan oleh Junta Militer Myanmar termasuk terhadap serangan kepada AHA-Centre di negara bagian Shan pada 7 Mei 2023.

“ASEAN memiliki peran penting untuk dapat menghentikan kekerasan yang terjadi di Myanmar dan menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi AHA Center untuk menyelesaikan penilaian terkait yang telah lama tertunda”, ujar Presiden Joko Widodo dalam Penutupan KTT ASEAN ke – 42 di Labuan Bajo Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur.

Presiden Jokowi mengatakan pada tanggal 7 Mei lalu, AHA Center dan kelompok kerja ASEAN untuk Myanmar berencana mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada negara tersebut, tetapi rencana ini harus ditunda karena alasan keamanan.

Konsensus Lima Poin, yang diadopsi oleh para pemimpin ASEAN pada April 2021 untuk mendukung stabilitas di Myanmar dan keterlibatan efektifnya dalam kerjasama ASEAN dan pembangunan komunitas, mencakup poin-poin yang disepakati seperti mengakhiri kekerasan, mengadakan dialog konstruktif di antara semua pihak yang terlibat, memberikan bantuan kemanusiaan untuk Myanmar, menunjuk seorang Utusan Khusus ASEAN untuk memfasilitasi pembicaraan, dan mengizinkan Utusan Khusus ASEAN untuk mengunjungi Myanmar, ungkap Presiden Jokowi.

“Yang ingin saya tekankan adalah (serangan) tidak mempengaruhi tekad ASEAN dan Indonesia untuk sekali lagi menyerukan diakhirinya kekerasan. Berhenti menggunakan kekerasan karena warga akan menjadi korban, tidak ada yang akan muncul sebagai pemenang dalam kondisi ini,” katanya.

“Saya mendesak agar kita duduk bersama (dan) menciptakan ruang dialog untuk menemukan solusi bersama,” tuturya.
Sementara itu, sebagai Ketua ASEAN tahun ini, Indonesia telah meluncurkan upaya diam-diam untuk membuat terobosan dalam krisis di Myanmar, dengan para diplomatnya telah mengadakan lebih dari 60 “keterlibatan” dengan semua pihak yang terlibat, ucap Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.