Pemerintah Terus Dorong Masyarakat Manfaatkan Program Cek Kesehatan Gratis
Oleh : Dirandra Falguni
Pemeriksaan kesehatan secara berkala menjadi salah satu fondasi penting dalam mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, dan berdaya saing tinggi. Menyadari pentingnya deteksi dini terhadap berbagai penyakit, pemerintah terus mendorong masyarakat untuk memanfaatkan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang telah resmi diluncurkan secara nasional sejak 10 Februari 2025.
Program ini bukan sekadar inisiatif layanan publik, namun merupakan amanat konstitusi sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan bahwa setiap warga negara berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, CKG hadir untuk menjawab tantangan nyata dalam sektor kesehatan, khususnya dalam penyediaan layanan screening berdasarkan siklus hidup yang mencakup semua kelompok umur.
Program CKG digagas sebagai solusi konkret atas tingginya angka faktor risiko penyakit tidak menular di Indonesia, seperti obesitas, hipertensi, dan diabetes, yang berkontribusi besar terhadap kasus penyakit jantung dan stroke. Fakta menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin masih sangat rendah. Data Kementerian Kesehatan pada tahun 2023 mencatat hanya 39 persen penduduk yang telah melakukan skrining penyakit tidak menular.
Angka tersebut mencerminkan bahwa masih banyak penduduk dewasa yang tidak memeriksa tekanan darah, lingkar perut, berat badan, kadar kolesterol, maupun kadar gula darah. Padahal, pemeriksaan ini sangat penting untuk menghindari kondisi penyakit kronis yang berujung pada beban pengobatan tinggi serta menurunkan kualitas hidup masyarakat.
Di antara kelompok usia produktif, persoalan kesehatan pun tidak bisa diabaikan. Sebanyak 34,9 persen remaja usia 10-17 tahun mengalami gangguan kesehatan mental, dan sekitar 15 persen remaja putri di tingkat SLTP mengalami anemia. Tak hanya itu, kebiasaan merokok pada anak usia sekolah juga turut menjadi ancaman kesehatan jangka panjang.
Sementara itu, kelompok lanjut usia justru menghadapi tantangan kesehatan yang lebih serius, di mana penyakit jantung, stroke, dan kanker menjadi penyebab kematian tertinggi. Jika kondisi ini dibiarkan, akan sangat sulit untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045 yang bertumpu pada kualitas sumber daya manusia unggul dan sehat.
Menyikapi hal ini, Direktur Promosi Kesehatan dan Kesehatan Komunitas Kementerian Kesehatan, Elvieda Sariwati, menekankan pentingnya partisipasi aktif masyarakat dalam program CKG. Pemeriksaan kesehatan sejak dini akan membantu mengidentifikasi faktor risiko dan memungkinkan intervensi medis yang lebih cepat, sehingga penyakit dapat dicegah atau dikelola sebelum menjadi kronis.
Pemerintah daerah juga mengambil peran signifikan dalam menyukseskan program ini. Salah satu contoh keberhasilan datang dari Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, yang mencatat angka partisipasi sangat tinggi. Hingga 25 Maret 2025, sebanyak 6.178 orang atau 95,71 persen dari total pendaftar telah mengikuti pemeriksaan dalam program CKG di wilayah tersebut.
Bupati Pemalang, Anom Widiyantoro, mendorong warganya untuk tidak melewatkan kesempatan mendapatkan layanan kesehatan gratis ini. Ia menyebut bahwa deteksi dini sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan masyarakat secara menyeluruh, serta menekan risiko berkembangnya penyakit kronis.
Pemerintah Kabupaten Pemalang pun telah menjalin kolaborasi lintas sektor dengan dinas terkait untuk memperluas jangkauan layanan, memastikan ketersediaan alat pemeriksaan, tenaga medis, serta dukungan logistik seperti bahan medis habis pakai. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pemalang, Yulies Nuraya, menambahkan bahwa program ini merupakan bagian dari delapan Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) dalam upaya mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena menyatakan Pemerintah Provinsi NTT akan terus bersinergi dengan pemerintah pusat dan daerah untuk memastikan seluruh program kesehatan menyentuh masyarakat hingga ke pelosok. Pihaknya sebelumnya mengunjungi Puskesmas Kawangu di Kabupaten Sumba Timur untuk memantau langsung pelaksanaan program pemeriksaan kesehatan gratis yang merupakan inisiatif pemerintah pusat melalui Kementerian Kesehatan.
Di ujung timur Indonesia, Kabupaten Biak Numfor di Papua juga turut aktif mendorong pemeriksaan kesehatan masyarakat melalui pemanfaatan 297 Posyandu yang tersebar di berbagai kampung. Pemerintah daerah setempat menyadari bahwa posyandu menjadi garda terdepan dalam menyediakan layanan kesehatan dasar bagi ibu hamil dan anak balita.
Melalui Posyandu, masyarakat dapat mengakses layanan imunisasi, edukasi gizi, penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan, hingga pemeriksaan kehamilan secara berkala. Selain itu, pemberian vitamin dan makanan tambahan bergizi turut menjadi bagian dari strategi mencegah stunting, yang hingga akhir 2024 tercatat hanya 7,1 persen di Biak—jauh di bawah angka nasional.
Langkah ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan angka partisipasi masyarakat dalam layanan kesehatan, tetapi juga sebagai bentuk nyata pemberdayaan masyarakat kampung agar terlibat langsung dalam penyelenggaraan pelayanan dasar kesehatan.
Pemerintah menaruh harapan besar bahwa dengan pemeriksaan kesehatan secara gratis dan menyeluruh, masyarakat Indonesia dapat lebih sadar akan pentingnya kesehatan sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Jika faktor risiko penyakit dapat terdeteksi dan ditangani sejak dini, maka angka kesakitan dan kematian bisa ditekan, produktivitas masyarakat meningkat, serta biaya pengobatan dapat diminimalkan.
Cek Kesehatan Gratis tidak hanya merupakan upaya penyembuhan, tetapi juga langkah preventif yang menjadi bagian dari paradigma baru pembangunan kesehatan nasional. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat, dukungan tenaga kesehatan, serta sinergi lintas sektor sangat dibutuhkan demi menyukseskan program ini.
)* Kontributor Beritakapuas.com