Pemerintah Terus Berusaha Bebaskan Pilot Susi Air dari KST Papua
Oleh : Dika Samba
Kelompok Separatis Teroris Papua (KSTP) tidak pernah lelah untuk menghancurkan ideologi bangsa Indonesia serta bersikeras untuk merdeka-kan Papua dan pisah dari negara Indonesia. Salah satu tindakan KSTP yang dilakukan yaitu dengan menyandera pilot Susi Air, dimana terhitung sudah sembilan bulan lamanya. Namun pemerintah tidak pernah tinggal diam, berbagai upaya telah dilakukan agar pilot Susi Air bebas dari tahanan KSTP.
Sebelumnya, Egianus Kogoya menyandera pilot Philip usai pesawat Susi Air mendarat di lapangan terbang Paro Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada tanggal 7 Februari 2023 lalu, kelompok itu membakar pesawat.
Pejabat keamanan Indonesia sebelumnya juga telah menyiapkan Rp. 5 miliar sebagai uang tebusan, namun pihak KSTP tidak pernah meminta uang tebusan sebagai syarat pembebasan.
Juru bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, menegaskan bahwa pilot berkebangsaan Selandia Baru itu tidak akan ditembak mati oleh kelompok tersebut. Namun, pembebasan pilot itu hanya akan dilakukan dengan syarat pemerintah Indonesia setuju untuk duduk di meja negosiasi bersama TPNPB-OPM.
Kapolda Papua Irjen Mathius D. Fakhiri mengatakan upaya pembebasan pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya masih terus dilakukan. Irjen Mathius berharap pembebasan Philip menjadi kado natal nantinya.
Namun disisi lain, Juru Bicara OPM Sebby Sambom mengatakan pihaknya tidak lagi rutin untuk mempublikasikan kondisi pilot Susi Air karena belum ada upaya negosiasi dari Pemerintah Indonesia maupun Selandia Baru untuk membebaskan Philip.
Mathius pun berharap KKB dapat membebaskan Philip pada 25 Desember mendatang dengan semua langkah dan cara komunikasi yang telah terbangun, sehingga membuahkan hasil. berdasarkan hasil perkembangan yang dilakukan oleh Penjabat (Pj) Bupati Nduga Edison Gwijangge. Mathius mengatakan Edison Gwijangge sudah berkomunikasi dengan kelompok Egianus kogoya.
Aparat keamanan mengungkapkan akan ada kabar baik mengenai upaya pembebasan pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens yang disandera KSTP sejak bulan lalu, namun tidak dijelaskan secara keseluruhan apakah kabar baik tersebut. Upaya pembebasan masih terus dilakukan dan aparat keamanan melakukan berbagai upaya pendekatan untuk membebaskan kapten Philip.
Penyanderaan terhadap pilot Susi Air yang berlarut dikhawatirkan akan menimbulkan kondisi tidak aman untuk masyarakat Nduga, dimana masyarakat akan menjadi korban Ketika terjadi pertempuran antara TNI-Polri dan KSTP. sehingga pilot berkebangsaan Selandia Baru tersebut harus segera dibebaskan
Melihat kondisi dan potensi yang ada untuk menangani permasalahan ini, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono mengatakan bahwa tidak akan mengerahkan kekuatan militer, pihaknya akan menggunakan cara yang terbaik untuk membebaskan pilot asal Selandia Baru, salah satunya dengan terus mengupayakan negosiasi kepada tokoh masyarakat, agama dan pihak keluarga Egianus agar mau melepaskan sandera dalam keadaan selamat
Berbagai upaya masih terus dilakukan yaitu dengan negosiasi dengan penuh ketelitian dan pendalaman secara cermat agar meminimalisir dampak yang besar untuk Indonesia, pemerintah ingin memastikan pembebasan pilot Susi Air tidak menimbulkan persoalan bagi masyarakat.
Presiden Indonesia, Joko Widodo mengatakan pemerintah terus berupaya keras membebaskan pilot Susi Air Philip Mark Merthens yang disandera oleh KSTP serta menekankan bahwa pemerintah tidak hanya tinggal diam terhadap ancaman KSTP.
Hasil pantauan aparat keamanan bahwa situasi keamanan di wilayah Kabupaten Nduga relatif aman dan terkendali, pemerintah terus berupaya memberikan rasa aman kepada masyarakat di wilayah tersebut sehingga diharapkan tetap terjaga. Pemerintah mengingatkan bahwa penyanderaan Pilot Susi Air dan Papua adalah dua hal yang berbeda dan tidak ada hubungannya dengan kondisi masyarkat Papua.
Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen Izak Pangemanan meminta semua pihak menunggu hasil negosiasi yang masih berjalan dan tidak bisa memastikan Philip Mark akan dibebaskan dalam waktu dekat ini, pendekatan humanis tetap dilakukan.
Menjalin komunikasi dengan Egianus Kogoya dan anggotanya, diharapkan menjadi wujud dari suatu proses pembebasan. Izak menegaskan aparat keamanan juga akan menyiapkan langkah penindakan hukum secara tegas dan terukur namun tetap berjalan aman dan damai tanpa ada korban jiwa.
Oleh karena itu, aksi KSTP terus membuat proses perkembangan pembangunan Papua terhambat yang seharusnya dapat dinikmati masyarakat Papua yang akan berdampak panjang pada masalah-masalah kesejahteraan masyarakat Papua, seperti akses jalan dari satu wilayah ke wilayah lain, infrastruktur pendidikan maupun fasilitas kesehatan.
Pemerintah telah berkomitmen untuk mengatasi konflik KSTP melalui pendekatan yang menyeluruh, dengan menggabungkan keamanan dan pembangunan, salah satunya melalui pengamanan wilayah, penegakan hukum, pembangunan infrastruktur, dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk mencapai keamanan dan pembangunan berkelanjutan di Papua. Selain itu, peran seluruh elemen masyarakat sangat dibutuhkan dan harus bersinergi untuk membantu pemerintah, dan aparat keamanan dalam memberantas KSTP.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart