Pemerintah Perkuat Program MBG Melalui Kerja Sama Lintas Instansi
Pemerintah Perkuat Program MBG Melalui Kerja Sama Lintas Instansi
Jakarta – Pemerintah terus memperkuat implementasi Program Makan Bergizi Gratis (MBG) melalui kolaborasi lintas instansi guna memastikan penyaluran manfaat berjalan tepat sasaran, efektif, dan berkelanjutan. Program yang menjadi salah satu prioritas nasional ini dinilai memiliki peran strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia sejak usia dini, terutama di kalangan pelajar dan kelompok rentan. Untuk itu, sinergi antar-kementerian serta dukungan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan pelaksanaan MBG di seluruh Indonesia.
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, mengatakan bahwa program Makan Bergizi Gratis menjadi salah satu bukti paling konkret bagaimana kolaborasi dunia usaha dan pemerintah dapat menghasilkan dampak luas bagi masyarakat. Program ini telah menunjukkan hasil yang signifikan meski sempat diterpa berbagai pemberitaan yang beragam.
“Kita bicara MBG. MBG ini menurut saya program yang bagus dan sukses. Terlepas dari berbagai macam pemberitaan kiri kanan, kita Kadin menjadi bagian membuat seribu dapur dari 30 ribu dapur atau SPPG biasa dikatakan,” kata Anindya.
Hingga saat ini, sebanyak 500 dapur SPPG telah terealisasi di berbagai daerah. Dengan nilai investasi sekitar Rp 1,5 miliar per dapur, kontribusi total dari anggota Kadin mencapai Rp 750 miliar tanpa bantuan perbankan.
Hal ini menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan pelaku usaha kepada pemerintah dan program nasional yang berjalan. Kepercayaan itu juga tercermin dari pembayaran yang dinilai lancar oleh Anindya.
“Di sini hari ini sudah sekitar 500 SPPG kita buat. 500 SPPG itu kira-kira misalnya Rp 1,5 miliar per dapur itu Rp 750 miliar daripada teman-teman yang ada di sini tanpa perbankan. Sudah keluar. Karena kepercayaan kepada pemerintah,” ujar Anindya.
Selain aspek investasi, dampak terbesar dari program MBG adalah serapan tenaga kerja. Setiap dapur SPPG mampu menyerap sedikitnya 50 pekerja. Dengan 500 dapur yang telah beroperasi, program ini menciptakan lapangan kerja bagi 25.000 orang di berbagai daerah.
“Dan juga setiap dapur itu ada 50 (orang) yang bekerja. Artinya 50 x 500 itu 25 ribu. Sudah, dan kita cukup bangga dengan itu. ini tentu belum lagi nanti turunannya,” ungkap Anindya.
Tidak hanya meningkatkan pendapatan masyarakat, program MBG juga mendorong daerah untuk mengembangkan sektor unggulan masing-masing. Beberapa provinsi bahkan mulai meminta fokus pengembangan pada subsektor khusus, seperti ayam petelur, demi mengurangi ketergantungan pasokan dari daerah lain. Langkah ini penting untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah terutama ketika terjadi bencana atau gangguan pasokan.
Dengan memperkuat kerja sama lintas instansi, program MBG diharapkan mampu memberikan dampak signifikan bagi peningkatan kesehatan anak-anak Indonesia, mengurangi potensi stunting, serta mendukung capaian pendidikan yang lebih baik. Sinergi ini sekaligus menunjukkan keseriusan pemerintah dalam memastikan generasi masa depan mendapatkan dukungan gizi yang memadai, merata, dan berkesinambungan.

