Partisipasi Presiden Prabowo Di KTT Gaza Perkuat Partisipasi Indonesia Dalam Perdamaian Dunia
Oleh : Antonius Utama
Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, baru saja menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El‑Sheikh di Mesir, sebuah forum global yang dihadiri oleh lebih dari 20 kepala negara untuk menyambut akhir konflik di Jalur Gaza. Kedatangannya bukan hanya sekadar hadir dalam sesi foto bersama atau sesi sidang umum, melainkan menunjukkan komitmen aktif Indonesia terhadap penyelesaian konflik kemanusiaan dan penguatan perdamaian dunia.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengatakan bahwa kunjungan kerja ke Mesir merupakan wujud dari komitmen kuat Indonesia dalam upaya menciptakan perdamaian dunia, khususnya di Jalur Gaza, Palestina.
Kesiapan Indonesia menghadiri KKT secara konkret untuk mengambil bagian dalam upaya nyata, seperti kemungkinan mengirim pasukan perdamaian jika disetujui oleh Dewan Keamanan PBB dan semua pihak terkait, menegaskan bahwa negara ini tidak hanya ingin menjadi penonton dalam panggung diplomasi internasional tetapi juga pemain yang aktif. Di dalam rapat terbatas sebelum keberangkatan, Presiden Prabowo memerintahkan TNI untuk bersiap mengirim pasukan perdamaian, apabila kesepakatan yang konstruktif benar-benar tercapai dalam KTT.
Langkah tersebut memantapkan posisi diplomasi Indonesia yang selama ini konsisten menyuarakan solusi damai untuk Palestina melalui pengakuan negara Palestina, pembukaan akses bantuan kemanusiaan, dan penghentian kekerasan sivitas sipil. Selain itu, kehadiran Presiden Prabowo di panggung penandatanganan perjanjian perdamaian dan penghentian perang di Gaza menjadi simbol bahwa Indonesia bersedia menempatkan diri di garis depan pembentukan norma dan praktek perdamaian dunia.
Dalam forum KTT, peran Indonesia terlihat dari beberapa aspek yang memperkuat kontribusinya dalam rangka perdamaian dunia. Pertama, dengan menghadiri langsung forum tersebut, Indonesia memperlihatkan kredibilitas diplomatik dan menunjukkan bahwa suara serta kepentingan negara ini didengarkan dalam pertemuan tingkat tinggi yang melibatkan negara‑negara berpengaruh seperti Amerika Serikat, Mesir, Turki, Qatar, dan lain‑lain. Kedua, kesiapan untuk mengirim pasukan perdamaian apabila mandat internasional memungkinkan menunjukkan kesiapan Indonesia bertindak bukan hanya secara retoris tetapi juga secara praktis, dalam kontribusi terhadap stabilitas internasional dan penegakan perdamaian.
Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto disambut hangat dan akrab oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat sesi foto bersama para pemimpin dunia. Keduanya kompak berpose mengacungkan jempol dalam momen Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Gaza “Peace 2025”, Presiden RI Prabowo Subianto pun mendapatkan pujian spesial dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Dukungan publik dan institusi di dalam negeri pun muncul, mencerminkan bahwa masyarakat Indonesia menghargai langkah nyata pemerintah dalam isu yang dianggap sangat mendasar dari sisi kemanusiaan dan moralitas. Presiden AS Donald Trump mengatakan kehadiran Prabowo sebagai sosok pemimpin hebat dari Indonesia. Ia bahkan secara langsung mengundang Prabowo untuk maju ke podium dan memberikan sambutan di hadapan para kepala negara.
Lebih lanjut Donald Trump menyebut Prabowo sebagai sosok yang luar biasa dan memberikan apresiasi atas kiprah Indonesia dalam diplomasi perdamaian. Partisipasi aktif seperti ini bisa memperkuat posisi tawar Indonesia dalam diplomasi multilateral. Dengan menjadi salah satu pemimpin negara yang hadir dan menyaksikan penandatanganan dokumen perdamaian, Indonesia memperoleh pengakuan internasional atas perannya sebagai mediator kemanusiaan dan negara penengah konflik, yang selama ini memang menjadi bagian dari tradisi politik luar negeri bebas-aktif yang dipegang oleh Indonesia. Selain itu, partisipasi seperti ini dapat membuka peluang kerja sama dalam fase rekontruksi Gaza, bantuan kemanusiaan, dan pembangunan yang ikut berkaitan dengan stabilitas.
Kehadiran Prabowo dalam forum ini menegaskan peran aktif negara Indonesia dalam diplomasi perdamaian dan dialog antarnegara. KTT Gaza “Peace 2025” membahas berbagai isu strategis, termasuk penandatanganan dokumen perdamaian, stabilitas kawasan, kerja sama kemanusiaan, dan rekonstruksi pascakonflik.
Meski begitu, tantangan tetap saja ada. Pengiriman pasukan perdamaian tidak sekadar soal kesiapan militer, tetapi juga soal mandat hukum internasional, koordinasi dengan PBB dan pihakpihak terkait, serta kesiapan logistik dan keamanan dalam kondisi pasca-perang yang kompleks. Memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dan rekonstruksi tidak hanya menjadi janji konferensi tetapi pelaksanaan di lapangan yang efektif akan menjadi ujian nyata atas komitmen yang dibangun di KTT.
Selain itu, diplomasi Indonesia perlu terus dijaga seimbang antara aspirasi solidaritas terhadap Palestina dan keterlibatan negaranegara lain, termasuk negara yang mungkin memiliki posisi berbeda, untuk menjaga kepercayaan dan pengaruh di berbagai belahan dunia. Dengan kata lain, Indonesia perlu menegaskan prinsip seperti keadilan, kemanusiaan, dan solusi dua negara, sambil tetap menjaga keamanan internasional dan kepentingan nasional.
Secara keseluruhan, kehadiran Presiden Prabowo di KTT Perdamaian Gaza memperkuat partisipasi Indonesia dalam perdamaian dunia dengan memperlihatkan bahwa negara ini bersedia berbicara dan bertindak dalam isu-isu global yang paling mendesak. Momentum ini bisa menjadi titik tolak bagi kebijakan luar negeri Indonesia yang lebih proaktif dalam penyelesaian konflik dan dukungan terhadap kerja sama internasional. Jika dijalankan konsisten, peran serta Indonesia ini tidak hanya akan membawa manfaat diplomatik dan moral, tapi juga bisa memperkuat posisi tawarnya dalam kerjasama internasional, memperluas jejaring luar negeri, dan memberi dampak positif bagi citra bangsa di mata dunia.
)* Pengamat hubungan internasiona