Optimalisasi Eksplorasi Langkah Pemerintah Menuju Swasembada Energi

Optimalisasi Eksplorasi Langkah Pemerintah Menuju Swasembada Energi

Oleh: Dhita Karuniawati

Upaya mencapai swasembada energi merupakan salah satu prioritas strategis pemerintah dalam mewujudkan kemandirian nasional dan ketahanan energi dalam jangka panjang. Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, sejatinya memiliki potensi besar untuk memenuhi kebutuhan energinya secara mandiri. Namun, tantangan dalam eksplorasi, produksi, dan efisiensi energi masih menjadi pekerjaan rumah yang harus dituntaskan dengan kebijakan yang terarah dan implementasi yang berkesinambungan.

 

Pemerintah kini menempuh berbagai langkah optimalisasi, mulai dari peningkatan kegiatan eksplorasi migas dan mineral, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), hingga efisiensi dalam konsumsi energi di sektor industri dan rumah tangga. Fokus utama adalah memastikan keberlanjutan pasokan energi nasional tanpa ketergantungan berlebihan pada impor, khususnya untuk bahan bakar fosil seperti minyak mentah dan gas alam.

 

Badan Geologi Kementerian ESDM menyatakan dari 128 cekungan sedimen minyak dan gas, baru 20 cekungan dengan sumur produksi, 27 cekungan dengan sumur temuan, delapan cekungan dengan komponen sistem minyak bumi potensial dengan telah tersedia data seismic serta sumur, empat cekungan dengan kejadian rembesan hidrokarbon dengan tersedianya data seismic. Ada 26 cekungan belum dieksplorasi dengan data geologi, data seismic, dan non-seismic telah tersedia. Sementara 43 cekungan belum dieksplorasi dengan data yang terbatas.

 

Dilihat dari aspek mineral, dari lima jalur metalogeni yang merupakan hasil mineralisasi logam dari proses magmatik (jalur logam dasar dan logam berharga), dengan total panjang 15.000 km, baru sekitar 7.000 km telah dieksplorasi dan dieksploitasi secara intensif.

 

Minimnya kegiatan eksplorasi kerap menjadi kendala utama dalam upaya meningkatkan sumber daya dan cadangan baru di sektor pertambangan baik migas, maupun minerba. Padahal, kegiatan ini menjadi pijakan utama dalam menjaga kelangsungan bisnis pertambangan.

 

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung mengatakan bahwa kegiatan eksplorasi yang dapat mendorong peningkatan cadangan energi nasional, harus dilakukan. Badan Geologi dinilai bisa mengkoordinasi eksplorasi dengan memanfaatkan infrastruktur dan peralatan yang dimilikinya, baik untuk dilakukan di darat, maupun di laut.

 

Salah satu yang bisa dimanfaatkan adalah, Geomap, yakni aplikasi layanan online berbasis web untuk akses gratis peta-peta kegeologian yang dihasilkan dari survei dan penyelidikan geologi di Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Kementerian ESDM.

 

Penyelidik Bumi Ahli Muda, Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Nela Paramita, mengatakan bahwa Geomap yang merupakan sebuah transformasi digital layanan publik peta berbasis IoT (Internet of Things) dibuat sejak 2021 dan diluncurkan ke publik pada 28 Januari 2022 sebagai bagian dari layanan informasi dari Portal Geologi Indonesia (geologi.esdm.go.id/geolindo).

 

Efisiensi layanan, menjadi salah satu penyebab munculnya Geomap ini, di mana sebelum tahun 2011 permintaan peta geologi pada Pusat Survei Geologi, dilakukan secara manual dengan pengguna melayangkan surat permintaan secara daring dan datang ke perpustakaan Badan Geologi secara fisik.

 

Hal ini menjadikan distribusi peta yang dimiliki Pusat Survei Geologi menjadi terbatas dan menghambat akses publik karena membutuhkan waktu yang tidak sebentar, bahkan akhirnya membuka potensi gratifikasi yang tinggi.

 

Dalam memaksimalkan potensi Geomap yang menyediakan data awal kondisi geologi di Indonesia guna mencapai swasembada, Kementerian ESDM kemudian bekerja sama dengan berbagai universitas untuk melakukan eksplorasi.

 

Di tahap awal, kementerian bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, dan Universitas Padjadjaran (Unpad), lewat MoU yang diteken di Kompleks Badan Geologi Bandung, pada 22 Oktober 2025, guna mengeksplorasi potensi energi Indonesia.

 

Wakil Menteri ESDM, Yuliot Tanjung menjelaskan kerja sama mereka melalui Badan Geologi dengan perguruan tinggi dengan berfokus pada riset ini, bertujuan untuk meningkatkan kegiatan produksi minyak, gas, batubara, dan juga hilirisasi sumber daya alam.

 

Kegiatan eksplorasi ini merupakan bagian dari program tahun 2025 yang akan berlangsung hingga akhir tahun, dengan anggaran sekitar Rp60 miliar dengan target mengidentifikasi potensi minerba dengan di dalamnya termasuk litium, dan juga Logam Tanah Jarang (LTJ).

 

Bagi Badan Geologi yang bertugas mengidentifikasi potensi sumber daya alam termasuk energi dan mineral, kerja sama ini membuka ruang kolaborasi lintas sektor yang semakin lebar untuk kegiatan eksplorasi sumber daya alam.

 

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Muhammad Wafid, mengatakan kerja sama pihaknya dengan perguruan tinggi saling mengisi, di mana Badan Geologi memiliki alat dan sarananya, kemudian perguruan tinggi memiliki teori dan ilmu seputar sumber daya alam.

 

Sementara itu, Rektor UPN Veteran Yogyakarta Mohamad Irhas Effendi mengatakan, dengan pihaknya bersama tiga kampus lainnya mendapatkan penugasan eksplorasi, menjadi upaya penting meningkatkan keterlibatan kampus dalam pemetaan potensi sumber daya alam nasional. Namun kerja sama antara kementerian dengan perguruan tinggi, tidak berkaitan dengan pengelolaan tambang atau pemberian konsesi, melainkan ini hanya murni eksplorasi.

 

Optimalisasi eksplorasi energi menjadi fondasi utama menuju swasembada energi nasional. Pemerintah telah menempuh langkah-langkah strategis melalui reformasi regulasi, percepatan proyek energi baru terbarukan, peningkatan efisiensi, dan pembangunan infrastruktur yang terintegrasi.

 

Dengan arah kebijakan yang jelas dan pelaksanaan yang konsisten, Indonesia memiliki peluang besar untuk tidak hanya mandiri dalam penyediaan energi, tetapi juga menjadi salah satu kekuatan energi di kawasan Asia. Swasembada energi bukan sekadar simbol kemandirian ekonomi, melainkan tonggak penting menuju masa depan bangsa yang berdaulat, berkelanjutan, dan sejahtera.

 

*) Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia