spot_img
BerandaEkonomiMudik Lebaran 2022 Mendorong Pemulihan Ekonomi

Mudik Lebaran 2022 Mendorong Pemulihan Ekonomi

Mudik Lebaran 2022 Mendorong Pemulihan Ekonomi


Oleh : Alif Fikri 


Keputusan Pemerintah yang memperbolehkan mudik selama momentum Idul Fitri 1443 H mendapat apresiasi banyak pihak. Selain mampu melepas kerinduan masyarakat akan kampung halaman, mudik Lebaran 2022 telah menggerakan kembali perekonomian rakyat yang sebelumnya terdampak pandemi Covid-19.


Lebaran tahun 2022 terasa lebih meriah karena masyarakat akhirnya bisa mudik, karena kurva pasien corona sedang melandai dan sudah banyak yang divaksin.

Mereka ramai-ramai pulang kampung dan bergembira karena akhirnya bisa sungkem ke orang tua. Kemeriahan Lebaran dirasakan oleh semua orang, mulai dari kakek, nenek, hingga para cucu.


Idul fitri yang lebih ramai dan diwarnai dengan mudik juga memiliki dampak positif, yakni terjadi peningkatan ekonomi. Kepala ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual memperkirakan bahwa mudik tahun ini menyumbang kenaikan sebesar 0,2-0,3% terhadap pertumbuhan ekonomi.

Baik di kuartal II tahun 2022 maupun tahun 2022 secara keseluruhan.


David Sumual menambahkan, dengan adanya mudik maka membuat kenaikan hilir mudik masyarakat dari satu daerah ke daerah lain. Ini akan memberi dampak terhadap perekonomian daerah.

Terutama dari sisi konsumsi. Dalam artian, pemudik memberi kenaikan pada bidang perekonomian karena mereka memborong berbagai barang, baik dalam perjalanan maupun saat berada di kampung halaman.
Ketika dalam perjalanan maka pemudik pasti membeli makanan dan warung-warung sampai restoran yang untung karena konsumennya bertambah. Para pemudik juga sesekali berhenti di minimarket untuk menumpang ke toilet, dan pasti membeli minuman ringan atau sekadar snack untuk dimakan oleh anak-anaknya. Sebelum berangkat mereka juga pasti membeli oleh-oleh yang biasanya dalam jumlah besar, sehingga menguntungkan bagi penjualnya.
Saat sudah sampai di kampung halaman, para pemudik juga mengeluarkan uang untuk jajan, mumpung ada di tanah kelahiran dan akhirnya wisata kuliner untuk memuaskan rasa kangen akan makanan khas di sana. Mereka juga membeli oleh-oleh di kampung untuk nantinya dibagikan ke tetangga dan rekan kerja di kota. Semua kegiatan ini tentu mengeluarkan uang dan meningkatkan perekonomian juga.
Peningkatan ekonomi saat mudik dan balik menunjukkan bahwa keputusan pemerintah untuk memperbolehkan masyarakat pulang kampung tahun 2022 ini adalah tepat. Penyebabnya karena mudik memiliki efek baik terhadap kesehatan finansial negara dan juga masyarakatnya, terutama para pedagang. Kerugian mereka selama pandemi menjadi tertutupi karena meroketnya omzet ketika Lebaran.
Mudik di masa pandemi tidak lagi mengkhawatirkan karena jumlah pasien corona ‘hanya’ 300-an per hari. Lagipula cakupan vaksinasi juga sudah 60% dan para pemudik wajib divaksin booster. Setelah fokus pada pemulihan kesehatan masyarakat, saat ini pemerintah fokus pada perbaikan ekonomi pasca hantaman pandemi, dan salah satu caranya adalah dengan memperbolehkan mudik.
Peningkatan jumlah belanja masyarakat jangan dipandang sebagai hal yang negatif atau pemborosan. Penyebabnya karena hal ini malah menunjukkan bahwa kesehatan finansial mereka makin membaik walau masih pandemi. Lagipula para pemudik pasti sudah memperhitungkan baik-baik biaya pulang kampung dan uang belanja selama berada di sana, dan sudah ada THR dari kantor sehingga tidak akan berakhir dengan dompet tipis.
Justru belanja adalah salah satu cara untuk menyehatkan perekonomian negara. Ketika masyarakat belanja baik untuk oleh-oleh atau membeli makanan, maka ada perputaran uang. Hal ini akan menggerakkan roda perekonomian sehingga keadaan finansial negara makin sehat dan kita bisa bangkit walau masih pandemi.
Keputusan Pemerintah memperbolehkan pulang kampung saat Idul Fitri 1443 H merupakan bentuk keberpihakan negara kepada masyarakat, yang sudah lama tidak pulang kampung untuk bersilaturahmi. Kendati demikian, masyarakat diminta untuk selalu taat Prokes agar lonjakan Covid-19 pasca Lebaran dapat dicegah dan pemulihan ekonomi dapat terus berjalan.

)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini