spot_img
BerandaEkonomiMewaspadai Politik Identitas Jelang Pemilu, Walikota Solo: Perbedaan itu...

Mewaspadai Politik Identitas Jelang Pemilu, Walikota Solo: Perbedaan itu Keniscayaan

Mewaspadai Politik Identitas Jelang Pemilu, Walikota Solo: Perbedaan itu Keniscayaan

Solo – Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka mengimbau kepada masyarakat untuk bisa mewaspadai akan politik identitas dalam gelaran Pemilu 2024 mendatang. Menurutnya perbedaan adalah keniscayaan.

Bagaimana tidak, pasalnya memang seluruh masyarakat di Indonesia memiliki latar belakang yang masing-masing berbeda dan sangat beragam.

“Ya yang namanya identitas, perbedaan, keberagaman, itu kan sebuah keniscayaan lah. Sebuah fakta ya. Dan Indonesia kan memang beda-beda kayak gini,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Gibran juga menegaskan bahwa dengan keberagaman yang dimiliki masyarakat, hendaknya justru tidak dimanfaatkan untuk kepentingan politik praktis.

“Dan yang paling harus kita hindari justru orang-orang yang memanfaatkan perbedaan ini untuk tujuan politik,” tuturnya.

Dirinya sangat berharap bahwa agar dalam Pemilu 2024 mendatang tidak ada lagi praktik politik identitas seperti pada gelaran pesta demokrasi tahun sebelumnya dan seluruh pihak bisa saling merangkul.

“Harapannya (politik identitas) jangan seperti di 2019, 2014, kemarin lah. Kita juga sudah capek dikafir-kafirin terus. Kalau kita kan pengin merangkul semua,” katanya dalam acara ROSI di KompasTV.

Menurut Gibran, memang pemimpin memiliki kekuatan yang sangat besar, entah untuk mempersatukan masyarakat atau juga memecah belah, dari sana, publik juga bisa menilai sendiri bagaimana pemimpin tersebut.

“Namanya pemimpin politik kan bisa mempersatukan, bisa memecah belah. Ya tinggal dinilai sendiri saja, politik identitas itu yang mana. Silakan dinilai sendiri,” katanya.

Orang nomor satu di Kota Solo tersebut terus berusaha untuk menjadi pemimpin yang baik dan bisa menyatukan perbedaan.

Banyak event keagamaan yang dia laksanakan dengan cara merangkul seluruhnya tanpa membedakan, seluruh pihak diberikan ruang yang sama.

“Kalau Solo sekarang semua event keagamaan kan kita naungi semua, kita rangkul semua. Kita inginnya semua rukun. Dan semuanya kita kasih ruang, kita kasih tempat untuk mengadakan acara keagamaannya masing-masing,” kata Gibran.