spot_img
BerandaUncategorizedMewaspadai Gangguan Transportasi dan Pangan Jelang Natal

Mewaspadai Gangguan Transportasi dan Pangan Jelang Natal

Mewaspadai Gangguan Transportasi dan Pangan Jelang Natal

Oleh : Gita Oktaviani

Seluruh pihak harus terus meningkatkan kewaspadaan pada adanya potensi akan gangguan keamanan dalam berbagai sektor, termasuk pada sektor transportasi yang berpotensi untuk membludak jumlah para pemudik dalam merayakan Nataru. Bukan hanya itu, namun kewaspadaan juga patut untuk lebih ditingkatkan untuk mengantisipasi adanya kemungkinan kelangkaan pangan menjelang perayaan Hari Raya Natal 2023 mendatang.

Terkait dengan upaya dalam mewaspadai adanya gangguan transportasi seperti membludaknya jumlah para pemudik saat Natal dan Tahun Baru mendatang, pihak PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI menambahkan perjalanan kereta api selama periode tanggal 21 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024.

Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo mengungkapkan bahwa pihaknya akan menambahkan hingga sekitar 84 perjalanan kereta api setiap harinya sehingga bisa dikatakan proyeksi akan penambahan tersebut berkisar pada 20 persen.

Sebagai informasi, KAI Group sendiri telah menyediakan hingga 6.113.934 tempat duduk atau sekitar 339.663 tempat duduk per harinya, yang mana angka tersebut mengalami kenaikan sebesar 20 persen jika dibandingkan dengan tahun lalu dan menjadi puncak perjalanan kereta pada tahun ini.

Tingginya para penumpang diproyeksikan akan terjadi pada hari Sabtu, tanggal 23 Desember 2023. Tentunya untuk bisa menyukseskan seluruh proses akan kelancaran angkutan pada saat perayaan Natal dan Tahun Baru kali ini, sejumlah persiapan memang telah dilakukan, beberapa diantaranya adalah dengan melakukan ramp check atau inspeksi kelengkapan Standar Pelayanan Minimum (SPM), baik itu pada sarana perkeretaapian maupun stasiun di Daop 1 Jakarta hingga Daop 9 Jember dan Divre I Sumut sampai dengan Divre 4 Tanjungkarang.

Selain itu, berbagai rencana juga telah disusun oleh pihak Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Dirjen Hubdat) demi menjamin adanya kelancaran akan arus lalu lintas pada saat momen libur perayaan Natal dan Tahun Baru. Kemenhub juga akan mengantisipasi akses keluar masuk pada berbagai simpul transportasi, pasar tumpah, serta beberapa lokasi wisata yang terdapat di daerah, serta lokasi rawan longsor atau bencana lainnya.

Bukan hanya itu saja, namun jalan tol juga menjadi fokus yang tidak kalah pentingnya, khususnya berkaitan dengan bagaimana pergerakan masyarakat, yakni pada lokasi rest area. Pemerintah Republik Indonesia (RI) melalui Kemenhub akan menerapkan manajemen dan pembatasan waktu masyarakat yang akan menggunakan rest area tersebut.

Sementara itu, jika membahas mengenai upaya kewaspadaan akan gangguan pangan, utamanya kenaikan harga menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 mendatang, Badan Pangan Nasional (Bapanas) langsung mengintensifkan penyaluran bantuan pangan berupa beras dan juga menggencarkan program intervensi pasar sebagai alah satu upaya untuk menjaga kestabilan harga hingga pasokan menjelang Nataru.

Kepala Bapanas, Arief Prasetyo menjelaskan bahwa hendaknya pihak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat di berbagai wilayah di Tanah Air juga harus mampu bersiap dengan cara terus memastikan stok pangan strategis supaya selalu ada dan mencukupi di pasar-pasar, utamanya pasar yang dikelola oleh Pemda. Selain melakukan bantuan pangan beras, program intervensi ke pasar juga hendaknya jangan sampai terhenti.

Pasalnya, adanya bantuan pangan beras tersebut dinilai merupakan sesuatu yang penting untuk dilakukan lantaran akan bisa memberikan tekanan terhadap harga di pasaran. Maka dari itu, kombinasi antara bantuan pangan beras dengan melakukan program intervensi pasar merupakan sebuah strategi yang sangat tepat guna terutama menjelang Natal dan Tahun Baru seperti sekarang ini.

Pemerintah RI benar-benar menunjukkan kepeduliannya, bahkan bersama dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), sejak beberapa waktu lalu Bapanas juga telah melakukan penyaluran bantuan pangan beras di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Bukan hanya itu, namun Kepala Negara juga menginstruksikan kepada Bapanas untuk mampu memastikan kesiapan stok pangan untuk masyarakat, bukan hanya di kota-kota besar saja, melainkan juga hingga di berbagai daerah. Terlebih pada bulan Desember seperti sekarang ini lantaran masyarakat akan merayakan Nataru.

Terbukti, bahwa segala upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam hal mewaspadai berbagai macam gangguan pada sektor pangan menjelang Natal dan Tahun Baru membuahkan hasil yang sangat baik. Nyatanya setelah dilakukannya bantuan pangan beras pada tahap kedua yang telah bergulir bahkan sejak bulan September lalu, dan juga diiringi dengan adanya pelaksanaan berbagai macam program intervensi ke pasar, kondisi harga beras medium di dalam negeri terpantau stabil.

Tentu saja bahwa dalam berbagai macam perayaan hari besar atau liburan yang hendak dilakukan oleh masyarakat, termasuk Natal dan Tahun Baru mendatang, akan ada beberapa potensi gangguan yang terjadi, mulai dari sektor keamanan, transportasi karena membludaknya jumlah para pemudik, hingga pada sektor pangan karena akan adanya potensi kenaikan harga pangan. Dalam menghadapi itu semua, tentu segenap pihak harus terus meningkatkan kewaspadaan.

)* Kontributor Jendela Baca Institut