Menumbuhkan Antusiasme dan Tanggung Jawab Masyarakat untuk Memilih ke TPS
Oleh: Adiba Latief
Pemilu merupakan instrumen bagi warga negara untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik dan menentukan arah negara mereka. Namun, sayangnya, fenomena golongan putih atau golput masih menjadi masalah serius di banyak negara, termasuk di Indonesia. Golput tidak hanya mengurangi legitimasi hasil pemilihan, tetapi juga merugikan masyarakat karena mengabaikan hak dan tanggung jawab sebagai warga negara.
Masa kampanye yang telah diselenggarakan, kesempatan debat capres-cawapres yang sudah dilakukan, maupun berbagai iklan di jalanan menjadi kesempatan untuk membaca karakter dan visi-misi para calon.
Kecerdasan sebagai seorang pemilih amat dibutuhkan, agar Indonesia dapat memiliki pemimpin yang sungguh kompeten untuk memimpin bangsa yang besar ini. Ada orang sudah memiliki pilihannya masing-masing, entah karena ketertarikan pada program, kharisma, maupun kesamaan arah politik.
Golput memiliki hal yang merugikan bagi sebuah negara demokratis. Pertama-tama, itu melemahkan legitimasi hasil pemilihan. Ketika jumlah golput tinggi, representasi pemilih dalam pemilihan menjadi terdistorsi, dan hasilnya tidak lagi mencerminkan keinginan mayoritas. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan politik dan mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap institusi demokratis
Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk mendorong partisipasi dalam proses pemilihan. Berbagai pihak mulai mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya ke tempat pemungutan suara (TPS). Seperti yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat.
Kepala Badan Kesbangpol Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat, Bambang Warsito mengatakan mengimbau warga untuk datang ke TPS menggunakan hak pilih, satu suara akan menentukan masa depan bangsa. Mari beramai-ramai ke TPS pada 14 Februari nanti.
Bambang Warsito juga menyampaikan pemerintah daerah berkomitmen menyokong pihak terkait dalam hal ini KPU dan Bawaslu untuk menyelenggarakan Pemilu berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Tak hanya sampai di situ, hal serupa untuk mengajak warga untuk memilih di TPS khususnya anak muda juga dilakukan seperti di Jawa Timur. Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak kepada seluruh warga Jawa Timur yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu tanggal 14 Februari 2024.
Khofifah Indar Parawansa mengatakan bahwa masing-masing harus gunakan hak pilih pada 14 Februari 2024 mendatang. Menurutnya, pesta demokrasi tahun ini merupakan agenda untuk menentukan arah masa depan Indonesia lima tahun ke depan, terlebih pada pemilihan presiden (Pilpres).
Selain itu, pemilih pada 14 Februari nanti juga mencoblos 4 kertas suara lainnya, pemilihan anggota DPD RI, anggota legislatif DPR RI, DPRD tingkat provinsi, serta anggota DPRD tingkat kabupaten/kota. Dirinya juga mengharapkan terutama anak muda untuk tetap memprioritaskan datang ke TPS untuk menggunakan hak pilih sebaik mungkina, jaga situasi supaya aman, damai, dan kondusif.
Senada dengan hal tersebut, Bupati Mempawah, Provinsi Kalimantan Barat, Erlina mengajak masyarakat Kecamatan Sungai Kunyit datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) pada 14 Februari 2024 mendatang, untuk bersama-sama memberikan hak pilih pada Pemilu 2024.
Erlina mengungkapkan Jadilah pemilih yang cerdas, dan pilihlah pemimpin yang mampu membangun daerah kita Kabupaten Mempawah, dan pada umumnya negara Republik Indonesia. Erlina juga memberikan edukasi mengenai macam-macam surat suara Pemilu 2024 kepada masyarakat. Untuk itu Erlina berharap masyarakat bisa mengerti dan paham sebelum datang ke TPS, sehingga tidak salah memilih.
Mengenai pentingnya untuk tidak golput juga disampaikan oleh Anggota DPRD Provinsi Jambi dari Fraksi Partai Golkar Ivan Wirata. Semakin dekat dengan pesta demokrasi, Golput masih menjadi hal yang kerap dijumpai dalam proses pemilihan umum di Negeri ini.
Ivan Wirata menilai, satu suara masyarakat sangat penting bagi Provinsi Jambi maupun Indonesia ke depannya. Golput adalah tindakan berbahaya. Dalam hal betapa pentingnya proses pemilihan yang harus dipahami oleh masyarakat. Tidak hanya ajakan memilih namun juga memberikan edukasi.
Baik edukasi terkait peran DPR dan juga edukasi terkait Figur Calon yang akan mereka pilih. Yang nantinya akan menjadi wakil suara mereka. Menurutnya jika masih ada golput berarti negeri ini tidak akan maju.
Memilih adalah salah satu tindakan paling penting yang dapat dilakukan oleh seorang warga negara. Ini adalah cara untuk mempengaruhi kebijakan dan pemimpin yang akan membentuk masa depan negara kita.
Suara kita begitu pentingnya dan memiliki dampak. Dengan memilih, kita ikut menentukan arah masa depan negara. Banyak orang telah berjuang keras untuk mendapatkan hak memilih. Memilih adalah cara untuk menghargai perjuangan mereka dan memastikan bahwa hak itu tidak disia-siakan.
Oleh karena itu, mari kita tinggalkan golput dan bertanggung jawablah sebagai warga negara yang peduli dengan nasib bangsa ini. Pergilah ke tempat pemungutan suara pada hari pemilihan, dan bersama-sama kita wujudkan masa depan yang lebih baik untuk Indonesia.
)* Penulis merupakan mahasiswa Komunikasi Politik