Mengapresiasi Peran Indonesia Sebagai Tuan Rumah IAF Ke-2 dan HLF MSP 2024
Oleh : Nadya R. Mustika
Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan internasional Indonesia Africa Forum (IAF) ke-2 dan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 yang digelar di Bali, pada 1-3 September 2024. Forum tersebut adalah upaya konkret Indonesia mengajak dunia menyiapkan solusi dalam menghadapi tantangan global yang semakin kompleks.
Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) Indonesia, Pahala Mansury, menjelaskan IAF ke-2 akan dihadiri oleh kepala negara dan pejabat tinggi dari berbagai negara Afrika, serta akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo. Ia menekankan pentingnya kedekatan antara Indonesia dan negara-negara Afrika sebagai bagian dari Global South dalam mengembangkan kerja sama pembangunan yang saling menguntungkan.
Ia menambahkan bahwa Indonesia, sebagai negara berkembang dengan sumber daya alam yang melimpah dan populasi besar, memiliki kepentingan yang sejalan dengan negara-negara Afrika dalam memperkuat kolaborasi di empat sektor prioritas, yaitu ketahanan pangan, ketahanan energi, ketahanan kesehatan, dan ketahanan mineral.
Acara itu diharapkan dapat menghasilkan nota kesepahaman (MoU) kerja sama dengan total nilai mencapai US$ 3,5 miliar, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi saling menguntungkan antara Indonesia dan negara-negara Afrika.
Pada kesempatan lain, Staf Ahli Bidang Diplomasi Ekonomi Kementerian Luar Negeri, Dindin Wahyudin, menuturkan IAF pernah digelar di Indonesia pada tahun 2018. Namun, kali ini IAF diselenggarakan bersamaan dengan HLF MSP. Menurutnya, forum tahun ini digelar untuk melanjutkan kesuksesan IAF pertama pada 2018 lalu, yang menghasilkan kesepakatan senilai 586,6 juta dolar Amerika (sekitar Rp 9,53 triliun) dan Indonesia-Africa Infrastructure Dialogue (IAID) 2019 yang menghasilkan kesepakatan senilai US$ 822 juta (sekitar Rp 13,3 triliun).
Forum IAF 2024 mengambil tema “Bandung Spirit for Africa’s Agenda 2063” yang dimaknai sebagai fondasi dalam pembangunan kerja sama dengan negara-negara Afrika yang akan diwujudkan melalui pelaksanaan IAF Forum 2024. Tema Bandung Spirit tersebut merujuk pada Konferensi Asia-Afrika (KAA), merupakan sebuah konferensi antarbenua yang digelar di Bandung pada 1955 dan menuai sukses dengan mempromosikan perdamaian dunia dan kerja sama antarnegara.
Pada Forum Indonesia-Afrika ke-2 2024 ini, Indonesia ingin menjadikan semangat Konferensi Asia-Afrika tersebut sebagai fondasi untuk melanjutkan keberhasilan dalam membangun kerja sama Indonesia dengan negara-negara Afrika di masa depan.
Sedangkan terkait HLF-MSP, Direktur Politik Luar Negeri dan Kerjasama Pembangunan Internasional Kementerian PPN/Bappenas, Hendra Wahanu Prabandani menyampaikan bahwa forum yang bertema “Strengthening Multi-Stakeholder Partnership for Development towards a Transformation Change” tersebut akan mengundang kepala negara dari berbagai kawasan dan beberapa kepala organisasi internasional.
Lebih jauh disampaikan bahwa HLF-MSP akan terdiri dari High-Level Plenary Session, Parallel Session, Gala Dinner, dan Pagelaran Budaya. Forum ini akan dihadiri oleh perwakilan pemerintah, dunia usaha, organisasi internasional, lembaga swadaya masyarakat, philanthropist serta akademisi.
HLF MSP 2024 hadir sebagai platform untuk merespons berbagai krisis global yang telah memperlebar kesenjangan pembangunan antara negara-negara di Selatan dan Utara, serta memperlambat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/Suistainable Development Goals (TPB/SDGs) 2030.
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian PPN/Bappenas, Bogat Widyatmoko menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen kuat mendorong solidaritas global sekaligus mempercepat pencapaian Visi Indonesia Emas 2045 melalui kemitraan multipihak yang inovatif dan transformatif.
Tiga fokus pembahasan pada pertemuan HLF MSP 2024 adalah pertama, Multi-Stakeholder Partnerships for Strengthening South-South and Triangular Cooperation, yaitu kemitraan lintas negara yang memperkuat kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular guna menciptakan solusi bersama dalam menghadapi tantangan global.
Kedua, Enhancing Welfare and Sustainability through Sustainable Economy, yaitu merumuskan strategi kolaborasi untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberlanjutan melalui ekonomi yang berkelanjutan dengan menekankan pada pentingnya integrasi lingkungan dalam pembangunan ekonomi.
Ketiga, Advancing Development through Innovative Financing, yaitu mendorong pembangunan melalui pembiayaan yang inovatif, yang menjadi kunci dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan secara efektif.
HLF MSP 2024 diharapkan menjadi katalisator bagi upaya global dalam menciptakan perubahan sistemik yang berlandaskan pada kemitraan inklusif. Pertemuan di Bali nanti juga diharapkan dapat mendorong pertumbuhan, khususnya negara berkembang melalui perdagangan dan investasi.
Diskusi-diskusi pada HLF MSP 2024 juga diharapkan dapat memperbesar peluang dan akses yang lebih mudah ke teknologi baru, sehingga dapat meningkatkan produktivitas ekonomi dan efisiensi integrasi ke perdagangan global. Langkah-langkah itu dinilai akan kembali menguatkan peran Indonesia dalam upaya mempersempit kesenjangan pembangunan antarnegara dan mempercepat pencapaian TPB/SDGs 2030.
Penyelenggaraan IAF ke-2 dan HLF MSP 2024 di Bali ini menjadi platform penting bagi Indonesia untuk memperkuat kemitraan strategis dengan kerangka kerja sama Selatan-Selatan, dalam rangka mendorong pembangunan berkelanjutan dan integrasi ekonomi regional. Selain itu, forum ini akan menjadi modalitas penting dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045, dimana kepercayaan internasional dapat diwujudkan.
)* Penulis adalah Pengamat Masalah Ekonomi