Mengapresiasi Komitmen Indonesia Soal Iklim Investasi
Oleh : Savira Ayu
Seluruh masyarakat patut untuk memberikan apresiasi sangat tinggi bagi komitmen dan kerja nyata dari Pemerintah Indonesia mengenai peningkatan iklim investasi supaya menjadi jauh lebih baik ke depannya.
Pemerintah terus berupaya untuk bisa meningkatkan iklim investasi di Indonesia demi kelancaran percepatan pemulihan perekonomian bangsa setelah dihantam kerasnya pandemi Covid-19 dua tahun belakangan dan juga diperparah dengan adanya konflik geopolitik dunia seperti perseteruan antara Rusia dan Ukraina hingga membuat beberapa pasikan pangan terancam krisis, termasuk juga adanya inflasi dan resesi menghantam Amerika Serikat.
Beberapa waktu lalu, yakni pada hari Rabu 24 Agustus 2022 Presiden RI, Joko Widodo telah menerima secara langsung delegasi dari Dewan Bisnis Amerika Serikat-ASEAN (US-ASEAN Business Council) di Istana Presiden.
Dalam pertemuan tersebut, menurut Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, ternyata para delegasi US-ASEAN itu telah memberikan komitmen mereka untuk meningkatkan kerja sama dengan Indonesia di bidang investasi.
Lebih lanjut, Menlu Retno menambahkan bahwa pihak US-ASEAN Business Council berkomitmen untuk terus meningkatkan investasi mereka di Tanah Air pada beberapa jenis bidang, seperti bidang energi, digital transformation, kesehatan hingga pariwisata.
Retno mengatakan, kunjungan para delegasi US-ASEAN ke Indonesia ini bukanlah yang pertama kali. Pada tahun ini, sebanyak 35 perusahaan Amerika turut hadir bertemu Presiden Jokowi. Kepada para pengusaha AS-ASEAN, Presiden menjelaskan terkait komitmen Indonesia untuk menciptakan iklim investasi yang lebih baik. Selain itu, Jokowi juga membahas terkait potensi yang dimiliki Indonesia, termasuk di bidang perdagangan, manufaktur, hingga pengembangan industri hilir.
Fakta tersebut menunjukkan bahwa memang sejauh ini Indonesia terus dipercaya sebagai salah satu negara tujuan investasi terbaik oleh negara-negara asing lantaran memang potensi dan kondisi fundamental perekonomian bangsa ini begitu mentereng. Bukan hanya itu, namun Pemerintah sendiri terus berupaya untuk lebih memperbaiki iklim investasi menjadi jauh lebih baik di kemudian hari, utamanya pada bidang-bidang yang memang menjadi kekuatan Indonesia.
Menurut Retno, Jokowi juga memberikan tanggapannya mengenai tiga hal. Yakni, bagaimana membangun kerja sama khususnya di bidang kesehatan, kerja sama di bidang transisi energi, serta masalah digital ekonomi. Di bidang transisi energi, Jokowi menegaskan pentingnya penguatan teknologi dan investasi.
Namun terdapat satu hal yang harus diperhatikan oleh Pemerintah, yakni ketika telah berfokus pada transisi energi tersebut, maka secara otomatis perlahan sumber energi yang selama ini digunakan seperti energi fosil akan dialihkan dan tidak digunakan, sedangkan di sisi lain kebutuhan akan energi tersebut terus besar dibutuhkan. Maka dari itu Retno menyatakan Pemerintah harus terus bisa memastikan adanya ketahanan energi.
Sedangkan di bidang digital ekonomi, Jokowi menyampaikan agar pengembangan digital ekonomi tak melupakan kepentingan masyarakat. Menlu menyebut, dalam pertemuan ini, seluruh delegasi US-ASEAN Business Council yang hadir juga memberikan apresiasinya terhadap Indonesia yang pro-aktif di bidang informasi dan kepemimpinan di kawasan khususnya tatkala menjadi presidensi G20.
Dengan karakter yang terus mementingkan keperluan rakyat tersebut, tentu Indonesia sendiri mendapatkan banyak pujian dari negara lain. Bahkan bukan hanya terus berpihak pada seluruh masyarakatnya, bahkan Indonesia beberapa kali terus menyuarakan kepentingan negara-negara tertinggal dan negara-negara berkembang lain ketika dalam forum KTT G20 supaya bisa terus bisa dibahas dan dicarikan solusinya secara bersama-sama dan membuktikan betapa pentingnya peran Indonesia di kancah dunia.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menambahkan, dalam pertemuan ini para delegasi bisnis AS-ASEAN juga memberikan apresiasinya terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dalam mengendalikan pandemi Covid-19 serta mempertahankan pertumbuhan ekonomi. Menurut Bahlil, para delegasi pengusaha tersebut juga menyampaikan ketertarikannya untuk meningkatkan investasi di Indonesia, baik di sektor pariwisata, kesehatan, dan ekonomi digital.
Bukan hanya itu, namun kerja sama investasi yang dilakukan oleh Indonesia dengan para investor asing juga terus berlanjut dan sedang berjalan di beberapa sektor seperti pada sektor oil dan gas hingga pada sektor tambang, yang mana memang sejauh ini menjadi sektor andalan Tanah Air sebagai negara produksi tambang terbesar di dunia.
Bahlil menyampaikan, Presiden menawarkan para delegasi pengusaha untuk berinvestasi ke Indonesia karena proses perizinan investasi saat ini sudah lebih sederhana. Kemudahan proses perizinan dalam hal investasi tersebut terus diupayakan oleh Pemerintah, utamanya setelah disahkannya UU Omnibus Law yang di dalamnya jelas memangkas banyak kerumitan dalam proses perizinan, termasuk juga lebih mengatur adanya pemanfaatan green economy dan green energy sebagai sebuah kegiatan investasi berkelanjutan dan jauh lebih ramah lingkungan agar generasi penerus dapat bisa merasakan dampak baik pembangunan tersebut.
Komitmen dan kerja nyata yang ditunjukkan oleh Pemerintah Indonesia untuk lebih mengembangkan iklim investasi dengan jauh lebih baik memang sangatlah perlu mendapatkan apresiasi setinggi-tingginya dari seluruh masyarakat Indonesia sebagai bentuk dukungan supaya ke depan target percepatan pemulihan ekonomi Bangsa ini bisa tercapai dengan maksimal.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute