Oleh : Arzan Malik Narendra
Apresiasi yang sangat tinggi patut diberikan terkait dengan bagaimana langkah gerak cepat yang telah dilakukan oleh Pemerintah RI melalui Kemensos untuk bisa menanggulangi bencana kebakaran yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang.
Bahkan pemerintah benar-benar peduli kepada para korban hingga bukan hanya memberikan bantuan berupa kebutuhan pokok secara fisik saja, namun juga memberikan bantuan pemulihan psikososial dengan trauma healing.
Depo Pertamina Plumpang yang terletak di Jakarta Utara, baru-baru ini mengalami sebuah kebakaran yang hebat. Kemudian, dugaan sementara terkait dengan adanya kebakaran tersebut terjadi lantaran saat pengisian bahan bakar minyak (BBM) di lokasi.
Sebagai informasi, ledakan tersebut terjadi pada hari Jumat, tanggal 3 Maret 2023 malam hari, yang mana kemudian investigasi masih saja terus dilakukan.
Kemudian, mengenai sejumlah kemungkinan dan alasan di balik mengapa meledaknya depo atau Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Plumpang tersebut, para peneliti minyak dan gas (migas) mengungkapkan beberapa hal.
Menurut Peneliti Utama Puslitbangtek Migas 1985-2015, Oberlin Sidjabat, bahwa kemungkinan penyebab dari meledaknya Depo Plumpang tersebut bisa jadi lantaran karakteristik dari bahan bakar minyak (BBM) sendiri yang mudah menguap, kemudian diikuti dengan adanya oksigen yang bercampur sehingga bisa menimbulkan api.
Memang, sebelumnya ada isu bahwa saat kejadian, warga sekitar mendengar adanya suara seperti petir. Diikuti terjadinya ledakan, yang pada saat itu cuaca di wilayah tersebut memang sedang hujan. Pada saat bersamaan, sekitar 30 menit atau 20 menit sebelum ledakan terjadi tercium bau bensin yang menyengat.
Dengan begitu, Oberlin mengungkapkan bahwa kemungkinan dengan adanya pengisian BBM dan adanya petir bisa menyebabkan ledakan hingga kebakaran. Selain itu, oberlin juga mengungkapkan bahwa adanya kabel listrik yang terbuka juga menjadi jalan untuk menyulut api sehingga terjadi kebakaran. Sehingga menurutnya, monitoring pada alat termasuk pipa dan kabel listrik di sana harus selalu dilakukan.
Terjadinya kebakaran hebat pada Depo Plumpang di Jakarta Barat itu tentunya menimbulkan luka dan trauma yang cukup mendalam bagi para masyarakat yang menjadi korban atas bencana tersebut. Maka dari itu, Kementerian Sosial (Kemensos) langsung bergerak dengan sangat cepat untuk menurunkan tim dan juga bantuan logistik darurat untuk memenuhi kebutuhan dari para korban kebakaran.
Gerak cepat yang dilakukan oleh Pemerintah RI melalui Kemensos tersebut atas arahan langsung dari Menteri Sosial (Mensos), Tri Rismaharini agar kebutuhan dari masyarakat yang terdampak kebakaran memang bisa sesegera mungkin untuk ditangani.
Bahkan, pasca kebakaran terjadi, Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Robben Rico, hadir langsung untuk mengecek distribusi kebutuhan logistik bagi warga terdampak. Robben juga mengikuti musyawarah terbatas dengan Forkopimda baik PJ Gubernur, Walikota, Pangdam dan Kapolres, bersama pihak Pertamina untuk membahas langkah-langkah strategis bersama penanganan bencana kebakaran. Tidak lupa Robben mengecek operasionalisasi dapur umum untuk memenuhi kebutuhan permakanan warga terdampak.
Kemudian melalui Taruna Siaga Bencana (Tagana), pihak Kemensos segera melakukan asesmen, utamanya adalah untuk kelompok yang rentan seperti pada anak-anak, orang lanjut usia dan juga para penyandang disabilitas. Tentunya asesmen tersebut dilakukan untuk bisa mengetahui secara akurat terkait kebutuhan para korban terdampak seperti kebutuhan dasar mereka, yakni makanan, minuman hingga pakaian dan juga kebutuhan shelter sementara berupa tenda pengungsian.
Kemensos telah menurunkan 30 personel Tagana, 8 personel Task Force Tagana, dan 10 Tim Pelopor Perdamaian, untuk melakukan asesmen, mengelola dapur umum, dan menyalurkan bantuan logistik sementara berupa 500 paket makanan siap saji, 304 paket makanan anak, 100 lembar kasur, 150 lembar selimut, 50 kidware, dan 4 tenda serbaguna yang dikirimkan dari Gudang Induk Bekasi.
Selain memberikan bantuan logistik, Kemensos akan memberikan bantuan pendampingan psikososial kepada korban terdampak selama tanggap darurat. Pendampingan ini akan dilakukan oleh Kemensos melalui Sentra “Handayani” Jakarta, bersama – sama dengan Direktorat PSKBA dan PSKBSNA, serta lembaga – lembaga terkait seperti perguruan tinggi dan Perhimpunan Psikologi Indonesia.
Plt. Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam Adrianus Alla, kemudian menyebutkan bahwa memang tatkala para korban sudah berada di lokasi pengungsian, maka hal selanjutnya yang harus dilakukan oleh Kemensos adalah menjamin kebutuhan mereka benar-benar sudah terpenuhi dan juga ada tindak lanjut seperti layanan dukungan psikososial dan trauma healing.
Tentunya adanya bencana kebakaran hebat yang terjadi di Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara merupakan sebuah kejadian yang tidak ada orang yang menginginkannya terjadi kembali. Maka dari itu, pasca kejadian, pihak Pemerintah melalui Kemensos langsung bergerak dengan sangat cepat untuk berusaha menanggulanginya dan juga berfokus kepada memberikan bantuan pada para korban. Seluruh upaya tersebut patut untuk diberikan apresiasi yang sangat tinggi, lantaran bukan hanya kebutuhan secara fisik saja, melainkan para korban di pengungsian juga berusaha untuk dipenuhi kebutuhan psikososialnya.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Siber Nusa