Mendukung Peran Aktif Pemda Dalam Penindakan KST Papua
Oleh : Charles Tabuni
Seluruh pihak harus bisa saling mendukung peran masing-masing serta saling menguatkan dalam rangka melakukan penindakan pada KST Papua, termasuk juga pihak Pemerintah Daerah (Pemda) setempat. Semua upaya tersebut demi bisa mengembalikan kedamaian di Bumi Cenderawasih.
Pada hari Jumat, tanggal 12 Mei 2023 lalu, diketahui bahwa kelompok separatis dan teroris (KST) Papua telah melakukan penyerangan kepada 6 (enam) pekerja proyek Base Transceiver Station (BTS) dari PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Okibab. Ternyata bukan hanya melakukan penyerangan saja, namun aksi keji kembali mereka lanjutkan dengan melakukan penyanderaan terhadap 4 (empat) orang dari seluruh korban.
Mengenai kejadian itu, Danrem 172/PWY, Brigjen Juinta Omboh Sembiring menjelaskan bahwa pada awalnya, para rombongan pekerja itu terbang dari Apron Baru Bandar Udara (Bandara) Oksibil untuk menuju ke Bandara Okibab pada pukul 08:35 Waktu Indonesia bagian Timur (WIT) dengan menggunakan pesawat Elang Nusantara Air PK-ELM.
Seluruh rombongan pekerja BTS yang melakukan penerbangan tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi (Kominfo), Alferus Sanuari. Rombongan keenam orang tersebut terdiri dari sebanyak 3 (tiga) orang karyawan dari PT IBS, bernama Benjamin Sembiring, Asmar dan Feryan Erlangga. Kemudian satu diantaranya adalah merupakan staf dari Distrik Kibab bernama Paes Kulka dan satu lagi merupakan seorang pemuda dari Distrik Borme.
Saat seluruh rombongan telah tiba di Bandara Okibab, secara tiba-tiba mereka dihampiri oleh sebanyak 5 (lima) orang dari anggota Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. kemudian, rombongan diminta untuk berdiri dan lalu sempat ditelanjangi oleh gerombolan tersebut.
Selanjutnya, pada pukul 09:00 WIT, gerombolan anggota KST Papua yang berjumlah 5 (lima) orang lengkap dengan persenjataan tadi memerintahkan kepada 6 (enam) orang rombongan untuk berdiri sejajar serta merampas seluruh barang dari korban, yang mana diantaranya adalah handphone, dompet dan juga alat survei.
Tidak hanya sampai di sana, gerombolan kelompok separatis dan teroris di Papua itu melakukan penyerangan kepada 3 (tiga) orang karyawan dari PT IBS. Mereka melakukan pembacokan kepada Benjamin, Asmar dan juga Feryan.
Terbaru, KST Papua pada akhirnya melepaskan sebanyak 4 (empat) pekerja tower BTS dari PT IBS tersebut yang sempat mereka sandera di Okibab, Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan. Mereka dilepaskan dalam kondisi ketiga korban sempat menderita luka bacok dan kini sudah berhasil dirawat serta dikatakab bahwa ketiga korban itu tidak mengalami pendarahan.
Terkait dengan adanya kejadian penyerangan, perampasan, penyanderaan serta pembacokan yang dilakukan oleh gerombolan kelompok sepraratis dan teroris Papua ini, kemudian Kepala Polisi Daerah (Kapolda) Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri terus berharap, mendorong serta mendukung agar Kepala Distrik selaku Pemerintah Daerah (Pemda) setempat bisa terus turut aktif dalam upaya penindakan KST Papua.
Dirinya juga mendorong agar Kepala Distrik setempat bisa menjalin komunikasi dengan para pelaku dan juga bisa bertemu dengan salah satu pegawai yang sempat menjadi korban, yang mana adalah merupakan orang asli Papua (OAP).
Peranan Pemerintah Daerah di sini memang merupakan hal yang sangat dibutuhkan dan sangat penting, Karena dengan keberhasilan komunikasi yang dijalin, maka nanti akan ada berbagai informasi yang diperoleh. Kemudian dari bekal informasi tersebut, maka nantinya akan bisa menjadi bahan bagi para aparat keamanan dari personel gabungan yang terdiri dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Tentunya dengan berbekal informasi yang didapatkan dari pihak Pemda setempat, maka aparat keamanan pun akan bisa mengambil berbagai macam langkah penyelamatan terhadap 3 (tiga) korban termasuk masyarakat orang asli Papua (OAP) yang sempat menghindar dari kejadian kekerasan tersebut.
Karena dengan adanya informasi yang cukup dan memadai, maka nantinya aparat keamanan pun akan mampu bertindak dengan sangat tepat dan efektif untuk menegakkan hukum dan juga keadilan dengan sangat tegas untuk membasmi dan menumpas gerombolan kelompok separatis dan teroris yang selama ini terus saja mengancam keamanan dan keselamatan masyarakat, khususnya di Bumi Cenderawasih sendiri.
Dengan itu, maka upaya untuk bisa melakukan penyelamatan para korban, termasuk juga upaya untuk menindak KST Papua akan bisa dilakukan dengan jauh lebih maksimal. Tidak hanya itu, namun para aparat keamanan akan juga bisa menerapkan berbagai macam strategi dalam rangka preventif agar kejadian serupa tidak terulang kembali.
Maka dari itu, penindakan KST Papua memang harus bisa dilakukan dengan sesegera mungkin dan juga bisa dijalankan dengan serangkaian langkah strategis yang tepat karena demi bisa mengembalikan kedamaian di Bumi Cenderawasih. Seluruh pihak harus mampu terus saling menguatkan dan mendukung satu sama lain, termasuk juga dari Pemerintah Daerah (Pemda) setempat untuk berperan aktif dalam penindakan gerombolan ini.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta