spot_img
BerandaUncategorizedMendukung Optimal Pembebasan Pilot Susi Air KST Papua

Mendukung Optimal Pembebasan Pilot Susi Air KST Papua

Mendukung Optimal Pembebasan Pilot Susi Air KST Papua

Oleh : Loa Murib

Papua, sebuah wilayah yang kaya akan keindahan alam, keberagaman budaya, namun juga menjadi saksi perjalanan panjang konflik yang terjadi di tanah ini. Salah satu insiden yang terus menjadi sorotan adalah penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Philip Mehrtens, oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Dalam situasi yang rumit dan penuh tantangan ini, penting untuk mendukung upaya pembebasan dengan pendekatan yang bijaksana dan berbasis pada dialog.

Pada 7 Februari 2023, Kapten Philip Mehrtens disandera oleh KST setelah mendaratkan pesawatnya di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan. Sejak saat itu, Philip telah mengalami masa penyanderaan yang sulit, dan masyarakat Indonesia bersama dunia internasional menanti-nanti pembebasannya.

Pemerintah, melalui Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan, telah menyatakan komitmennya untuk melakukan pembebasan dengan mengedepankan pendekatan yang melibatkan Polri, Satgas Damai Cartenz, dan Pemerintah Kabupaten Nduga. Pendekatan ini menekankan pada penanganan secara bersama-sama antara aparat keamanan dan pihak pemerintah daerah dalam menjalin dialog dengan KST.

Pemerintah melakukan operasi bersama antara aparat keamanan dan Pemerintah Kabupaten Nduga. Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Izak Pangemanan menyampaikan bahwa operasi tersebut melibatkan unsur TNI dan Polri, serta koordinasi yang erat dengan Pemerintah Kabupaten Nduga.

Operasi tersebut tidak hanya dilakukan untuk membebaskan Philip Mehrtens secara fisik, tetapi juga untuk menjaga stabilitas dan keamanan di daerah tersebut. Ini mencerminkan tekad pemerintah dalam menghadapi ancaman terhadap keamanan nasional.
Pendekatan yang bersifat kolaboratif ini memiliki keuntungan karena melibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan dan peran berbeda. Polri, sebagai penegak hukum, membawa peran krusial dalam menangani kelompok bersenjata. Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Nduga, dengan Bupati Edison Gwijangge sebagai inisiator dialog, membawa suatu dimensi kearifan lokal yang dapat menjadi kunci untuk meredakan ketegangan.
Mendukung dialog sebagai jalan keluar konflik di Papua adalah langkah yang sangat positif. Bupati Nduga, Edison Gwijangge, dikenal sebagai tokoh adat yang dihormati warga setempat, dan kehadirannya dalam upaya dialog memberikan harapan bahwa pertemuan ini dapat membawa solusi. Dialog menjadi sarana untuk memahami lebih dalam permasalahan yang mendasari konflik, mencari titik temu, dan mencapai kesepakatan bersama.
Theofransus Litaay, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), menjelaskan bahwa dialog yang dilakukan oleh Bupati Nduga adalah kemajuan yang perlu disyukuri. Meskipun mungkin terasa lambat, setiap langkah kecil menuju pembebasan adalah progres yang perlu diapresiasi. Dialog memungkinkan adanya pemahaman antar pihak yang bertikai, membangun kepercayaan, dan menciptakan ruang bagi solusi bersama.
Dalam perkembangan terkini, Kapolda Papua, Irjen Mathius D. Fakhiri, menyampaikan bahwa Philip Mehrtens masih dalam keadaan sehat, berdasarkan informasi yang diterima. Proses negosiasi masih terus berlangsung, dan pihak berwenang memilih untuk memberikan kepercayaan kepada tokoh-tokoh masyarakat yang terlibat dalam upaya pembebasan.
Kondisi kesehatan yang baik menjadi titik positif dalam situasi yang tegang ini. Meskipun demikian, harapan untuk pembebasan segera tetap menjadi fokus utama. Kasihan bila penyanderaan terus berlanjut, dan Kodam XVII/Cenderawasih menyatakan dukungannya terhadap setiap langkah yang diambil oleh Polri melalui Satgas Damai Cartenz dan Pemerintah Kabupaten Nduga.
Proses pembebasan tidak terlepas dari berbagai tantangan dan kompleksitas. Namun, pemerintah tetap optimis dan fokus pada tujuannya untuk membawa pulang Philip Mehrtens dengan selamat. Harapan untuk pembebasan tersebut bukan hanya menjadi cita-cita pemerintah, tetapi juga harapan semua masyarakat Indonesia.
Peran masyarakat turut sangat penting untuk mendukung moril dan kesadaran tentang pentingnya perdamaian di Papua dapat menjadi dorongan bagi upaya pembebasan. Melalui media sosial dan kegiatan kampanye, masyarakat dapat menyuarakan harapan akan pembebasan Philip Mehrtens dan menggalang dukungan untuk pendekatan dialog.
Bukan hanya tugas aparat dan pemerintah, melibatkan masyarakat dalam proses perdamaian adalah langkah proaktif. Menyebarkan informasi yang benar, mengedukasi tentang kompleksitas konflik di Papua, dan merangsang diskusi publik dapat membentuk opini yang mendukung upaya pembebasan.
Pembebasan Pilot Susi Air yang disandera KST di Papua memerlukan pendekatan holistik. Dialog yang melibatkan aparat keamanan, pemerintah daerah, dan kelompok bersenjata menjadi kunci untuk meredakan ketegangan dan mencapai solusi yang berkelanjutan. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat, dalam upaya pembebasan ini adalah langkah nyata menuju perdamaian di Papua. Semoga langkah-langkah ini membawa hasil yang baik dan membuka jalan menuju pemulihan hubungan antara pemerintah dan masyarakat Papua.

*Penulis adalah Mahasiswa Papua di Surabay