KTT G20 Momentum Tepat Promosikan Produk UMKM
Oleh : Made Prawira
Konferensi Tingkat Tinggi Group of Twenty (KTT) G20 diyakini memberikan banyak manfaat karena dihadiri oleh delegasi asing. Selain menjadi pendorong resolusi permasalahan ekonomi dunia, KTT G20 dapat mempromosikan produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Lokal ke level internasional.
Menjelang gelaran KTT G20 yang akan diketuai langsung oleh Indonesia, ternyata mendapat sambutan positif dari kalangan UMKM untuk dapat pulih akibat pandemi Covid-19. Seperti halnya batik tulles khas Kabupatan Pamekasan, Jawa Timur yang turut ambil bagian dalam pameran G20 nanti.
Terbukti dari bagaimana antusiasme yang ditunjukkan oleh pihak para pengrajin batik tulis tersebut.
Mereka sudah melakukan berbagai rangkaian produksi batik tulis dengan kualitas premium yang unggulan. Seluruhnya demi bisa dipersembahkan dalam pameran KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada bulan November 2022 mendatang.
Seperti dikatakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pamekasan, Achmad Sjaifudin bahwa memang batik tulis sendiri merupakan salah satu produk lokal andalan serta warisan budaya kita yang tidak bisa diabaikan begitu saja.
Upaya untuk mengikutkan patik tulis khas Pamekasan dalam gelaran Internasional seperti G20 berawal dari usulan yang dinyatakan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno yang mengaku bahwa memang batik tulis telah menjadi warisan budaya tak benda bagi bangsa kita. Sontak pernyataan tersebut langsung disambut dengan suka cita oleh para pengrajin batik tulis.
Tentunya momentum KTT G20 menjadi sebuah hal yang sangat bermanfaat sekali bagi indonesia, selain kita bisa dipercaya oleh berbagai negara menjadi Presidensi, namun kita juga bisa memanfaatkan momentum ini untuk mendongkrak UMKM.
Teten Masduki selaku Menteri Koperasi dan UMKM menyatakan bahwa produk lokal di Indonesia lain seperti di Bali juga sangatlah berpotensi untuk diangkat.
Selain itu, kita juga bisa menggunakan berbagai sarana promosi terutama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital seperti sekarang ini. Media digital menjadi salah satu instrumen paling penting sebagai sarana promosi UMKM kita di mata dunia. Beberapa contoh dikemukakan oleh Menteri Koperasi dan UMKM Teten Masduki bahwa kita bisa menggunakan sistem QR Code sehingga lebih mempermudah para peserta G20 juga.
Senada dengan usulan yang diberikan oleh Menteri Koperasi dan UMKM tersebut, Wakil Mendag Jerry Sambuaga juga mengaku bahwa salah satu strategi paling tepat untuk mempromosikan UMKM kita pada G20 adalah dengan memanfaatkan dan terus memperkuat infrastruktur ekonomi digital.
Beberapa hal yang akan terus diupayakan oleh Pemerintah untuk bisa memulihkan kembali sektor UMKM kita dalam gelaran G20 adalah dengan terus memasukkan kegiatan-kegiatan yang memang tujuannya untuk memberdayakan UMKM seperti digitalisasi tadi, diadakannya pelatihan dalam rangka peningkatan keterampilan UMKM hingga mendorong berbagai kebijakan pro-UMKM seperti pembiayaan ultra mikro.
Sementara untuk Bali sendiri, diungkapkan oleh Wishnutama Kusubandio selaku ketua Dewan Pengarah Indonesia Creative Cities Network (ICCN) bahwa gelaran KTT G20 benar-benar akan menjadi momentum terbaik untuk mengangkat kembali perekonomian kita terutama setelah menghadapi pandemi Covid-19. Sehingga baginya, bukan hanya sekedar pariwisata yang ada di Bali saja yang terus dibangkitkan, namun produk-produk lokalnya juga.
Untuk bisa terus membangkitkan kembali UMKM setelah diterjang badai pandemi Covid-19, tentu tidak akan bisa dilakukan sendirian, melainkan harus membutuhkan bantuan dari negara lain dan dukungan secara global demi bisa menciptakan persaingan yang adil. Karena apabila tanpa dibantu dengan adanya regulasi yang jelas pada tingkat Internasional, maka persaingan UMKM digital justru akan mematikan mereka yang bergerak di industri kecil.
Forum G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada November 2022 menjadi momentum tepat untuk mempromosikan produk UMKM Indonesia ke pentas dunia. Oleh sebab itu, kesempatan tersebut harus dimanfaatkan secara maksimal oleh pegiat UMKM dengan terus meningkatkan kualitas produknya.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini