KST Ganggu Aktivitas Masyarakat dan Hambat Pembangunan di Papua
Oleh: Devaryo Valarie
Kehadiran Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua tidak berhenti membuat masyarakat terganggu dan menghambat pembangunan di wilayah Papua. Selain banyak menimbulkan korban jiwa, KST Papua juga merusak fasilitas-fasilitas penting yang berguna untuk mendukung kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Pada 4 Februari 2024 KST Papua kembali berulah dengan memutus akses jalan trans yang menghubungkan Distrik Sugapa dan Distrik Titigi di Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah tepatnya dilakukan di Jalan Kampung Mbomogo, Distrik Agisiga, Intan Jaya. KST Papua membuat lubang sedalam 2 meter hingga akses tidak bisa dilalui.
Wakil Sementara Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan menjelaskan bahwa KST Papua menggali lubang selebar 1,5 meter dengan kedalaman sekitar 2 meter.
Letkol Inf Candra Kurniawan menilai aksi yang telah dilakukan KST ini sudah sangat keterlaluan. Pasalnya, putusnya akses jalan trans ini sangat berdampak dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Letkol Inf Candra Kurniawan menyesali tindakan yang telah dilakukan oleh KST Papua ini. Sebab, saat ini pemerintah sedang berusaha meningkatkan pembangunan demi menyejahterakan masyarakat di Papua. Bukan mendukung pembangunan kesejahteraan masyarakat, namun KST malah menghambat pembangunan.
Kendati begitu, Letkol Inf Candra Kurniawan memastikan pemerintah tetap berkomitmen meningkatkan pembangunan infrastruktur dan ekonomi di Papua dan mengutuk KST Papua yang ingin menghambat proses itu. Sangat disayangkan dengan semangat yang begitu besar dan tinggi agar Papua lebih maju dan sejahtera, terhambat dan dicederai oleh perilaku dari gerombolan KST Papua .
Sebelumnya, KST Papua juga membakar gudang logistik lama Bandara Tapulinik, Distrik Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah, pada 2 Februari 2024. Gudang tersebut selama ini digunakan untuk menyimpan barang-barang bantuan sosial bagi masyarakat Sinak, maupun masyarakat sekitar wilayah tersebut. Bahkan sebagai tempat penyimpanan dukungan logistik saat terjadi bencana yang kemudian disalurkan kepada masyarakat
Warga Sinak, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah juga mengecam ulah KST Papua tersebut. Saat terjadi bencana kelaparan pada 2023, akibat kekeringan sehingga masyarakat gagal panen, gedung logistik yang dibakar ini memiliki peran penting dalam proses penanganan bencana tersebut. Sehingga, sangat wajar apabila masyarakat Sinak ramai-ramai mengecam dan mengutuk ulah KST Papua tersebut.
Aksi gangguan keamanan berupa aksi penembakan oleh KST Papua Wilayah Kepala Air pimpinan Jacky Murib juga terjadi di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah. Aksi ini terjadi saat personel Aparat keamanan TNI-Polri sedang melaksanakan patroli gabungan, pada 3 Februari 2024, sekitar pukul 12.11 WIT.
Kapolres Puncak, Kompol I Nyoman Punia, mengatakan aparat menerima laporan bahwa Puskesmas Omukia di Distrik Omukia, Kabupaten Puncak, dibakar oleh kelompok KST Papua wilayah Kepala Air. Aparat TNI-Polri segera merespons dengan menuju Puskesmas Omukia untuk melakukan pengecekan. Suara tembakan terdengar dari belakang Puskesmas Omukia, dan terjadi kontak tembak antara personel TNI-Polri dengan KST Papua wilayah Kepala Air.
Dalam pengejaran yang dilakukan, aparat berhasil mengamankan satu anggota KKB yang merupakan Daftar Pencarian Orang (DPO) Polres Ilaga. Warinus Murib, seorang anggota KST Papua, tewas dalam kejadian. Sedangkan dua orang lainnya, AM dan DK, diduga merupakan anggota KST Papua kelompok Numbuk Telenggen.
Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2024. AKBP Dr. Bayu Suseno memberikan rincian barang bukti yang berhasil diamankan oleh aparat selama pengejaran. Satgas TNI Polri melakukan pengejaran dan penegakan hukum, berhasil menangkap tiga KST Papua beserta barang buktinya antara lain 1 pucuk senjata api jenis mouser, 2 pucuk senapan angin, 1 lembar bendera BK, 1 buah handphone, 1 magazen jenis SS1 dan 17 butir amunusi kaliber 5,56. Perlu diketahui bahwa dari tiga KST didapati 1 KST dalam keadaan tewas, sedangkan 2 KST lainnya dalam keadaan terluka.
Beberapa jam setelah kejadian, tepatnya pukul 20.15 WIT, KST Papua terpantau melakukan pembakaran gedung Puskesmas di Erobaga. Kepala Operasi Damai Cartenz (Ka Ops), Kombes Pol. Dr. Faizal Ramadhani, menegaskan komitmen untuk terus mengejar KST Papua yang melakukan gangguan Kamtibmas, termasuk pembakaran Puskesmas. Apabila ada masyarakat yang memiliki informasi terkait KST Papua di Ilaga, agar jangan segan untuk memberi informasi kepada aparat keamanan setempat.
Pembakaran Puskesmas seharusnya tidak pantas dilakukan KST Papua. Sebab, hal tersebut merupakan sarana layanan kesehatan masyarakat yang penting terutama bagi yang sakit. Aksi ini menambah rekam jejak kekejaman KST Papua yang tidak berakal dan pantas dikecam oleh seluruh masyarakat. Sudah cukup KST Papua merusak berbagai fasilitas publik yang mengakibatkan terganggunya kegiatan dan kehidupan masyarakat sehari-hari. Jangan biarkan mereka melakukan aksi perusakan yang lebih parah dan semakin banyak.
Oleh karena itu, semua pihak harus kompak dan bersinergi memberantas KST Papua dari Bumi Cenderawasih agar keberlanjutan pembangunan dapat terlaksana dengan baik. Masyarakat juga diminta tidak mudah terhasut dengan berbagai provokasi yang dilancarkan oleh pihak yang terafiliasi dengan KST Papua demi terjaganya stabilitas keamanan.
)* Penulis merupakan mahasiswi asal Papua di Surabaya