Ketua FKUB Kabupaten Jayapura: Penyanderaan Pilot Susi Air Harus Segera Diakhiri
Peristiwa pembakaran pesawat dan penyanderaan pilot Susi Air, Kapten Phillip Marthens, oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) telah menyebabkan kemunduran yang luar biasa bagi masyarakat di pegunungan Papua. Sampai saat ini, Kapten Phillip Marthens masih disandera oleh KST pimpinan Egianus Kogoya.
Hal tersebut, disampaikan oleh Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura, Pendeta Albert Yoku dalam sebuah acara dialog dengan topik “Drama Penyanderaan Pilot NZ oleh KKB Harus Diakhiri” di stasiun TV swasta, Kamis (01/03) siang.
Menurutnya, penyanderaan itu merupakan suatu kemunduran bagi daerah Papua. Karena penyanderaan itu dapat menyebabkan transportasi udara di Papua terhambat. Para pilot penerbangan maskapai perintis itu merupakan pahlawan bagi rakyat Papua.
“Ini sebuah tindakan fatalisme terhadap perubahan perkembangan yang selama ini sudah dibangun, sudah progresif, dan agresif. Jadi kalau satu pilot ini menyebabkan 1000 pilot tidak terbang dan melayani masyarakat kita di wilayah pegunungan, ini kemunduran luar biasa,” ujarnya.
Penerbangan perintis memiliki andil besar untuk membuka isolasi dan membawa perubahan di wilayah pegunungan, termasuk memudahkan petugas gereja. Karena itu, dirinya mengajak peran serta tokoh adat dan agama untuk dapat mengakhiri kasus penyanderaan pilot Susi Air.
“Peran dari tokoh agama, tokoh adat tetap harus mengimbau dan mengingatkan anak Egianus ini, karena ini merupakan tindakan fatalisme terhadap perubahan yang selama ini sudah dibangun,” kata Pendeta Albert.
Ditambahkannya, dalam upaya membangun daerah Papua, transportasi sangat dibutuhkan. Satu-satunya yang dapat menjangkau daerah Papua yang bersifat pegunungan adalah melalui transportasi udara. Untuk itu, sangat dibutuhkan transportasi udara untuk daerah Papua.
“Nah satu satunya hal yang bisa dilakukan itu adalah masalah transportasi, lalu dibangun lapangan perintis secara manual dengan menggunakan tenaga manusia,” tambah Pendeta Albert
Sementara itu, Pengamat Politik, Ikrar Nusa Bhakti mengatakan, pemerintah masih melakukan upaya untuk menyelamatkan pilot Susi Air yang disandera oleh KKB Pimpinan Egianus Kogoya.
Ikrar berharap pendekatan keamanan dan kekerasan adalah jalan terakhir untuk bisa menyelamatkan pilot Susi Air tersebut. Masih ada pilihan lain untuk bisa bernegosiasi dengan KKB Papua yaitu dengan menggandeng tokoh agama dan adat setempat.
“Kelompok agamawan di Papua bersama dengan kelompok adat yang asli dari daerah tersebut itu yang kemudian kita jadikan pilihan. saya yakin tokoh-tokoh agama itu kalau memang bisa menyatu dan kemudian memiliki satu visi dan keinginan yang sama untuk menyelesaikan masalah ini, saya pikir mereka bisa bergabung dengan pemerintah,” ujar Ikrar.
Ikrar juga menjelaskan bahwa penerbangan-penerbangan perintis menjadi suatu penerbangan yang sangat penting. Menurutnya penerbangan perintis bukan hanya mengangkat barang, tapi juga mengangkat manusia
“Makanya kalau kemudian masih terjadi lagi adanya penyergapan bahkan pembakaran, membuat kita cukup sedih mendengar hal itu” pungkasnya.
Seperti diketahui, satu-satunya transportasi yang dapat menjangkau daerah Papua yang bersifat pegunungan adalah melalui transportasi/penerbangan perintis. Oleh karena itu, transportasi udara sangat dibutuhkan untuk mengangkut penumpang dan logistik yang tidak bisa dilakukan melalui jalur darat. [*]