spot_img
BerandaUncategorizedJelang Pembukaan KTT AIS 2023 di Bali, Indonesia Undang...

Jelang Pembukaan KTT AIS 2023 di Bali, Indonesia Undang Puluhan Negara Kepulauan

Jelang Pembukaan KTT AIS 2023 di Bali, Indonesia Undang Puluhan Negara Kepulauan

Jelang pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) di Bali pada 11 Oktober 2023 mendatang, Indonesia telah mengundang 51 negara pulau dan kepulauan.

Inisiatif global yang mempertemukan 51 negara kepulauan dan kepulauan untuk mengambil bagian dalam forum kolektif guna mengatasi tantangan pemanfaatan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, ketahanan terhadap perubahan iklim, polusi laut, manajemen darurat, dan peningkatan perikanan berkelanjutan.

Seperti diketahui, Negara pulau dan Kepulauan (AIS) biasanya mengacu pada negara-negara yang sebagian besar terdiri dari pulau-pulau atau memiliki wilayah kepulauan yang signifikan. Negara-negara ini sering kali menghadapi tantangan dan peluang unik karena karakteristik geografisnya.

Tujuan utama AIS Forum adalah untuk memperkuat kolaborasi dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim yang baik. Hal ini mencakup pengurangan emisi gas rumah kaca dan peningkatan ketahanan terhadap perubahan iklim.

“AIS Forum menjadi platform unik yang menghimpun negara-negara pulau dan kepulauan dari berbagai wilayah. Tujuan kami adalah mendorong aksi kolaboratif dan mengatasi tantangan bersama yang dihadapi oleh negara-negara ini dalam mengatasi permasalahan global dengan empat area utama,” ujar dr. Abdul Wahib Situmorang (Ucok), Senior Advisor for Climate and Environmental Governance, AIS Program Manager.

Selain itu, KTT AIS juga berusaha untuk mempromosikan ekonomi biru (blue economy) yang mengacu pada pemanfaatan sumber daya kelautan dan perairan secara berkelanjutan, yang melibatkan sektor-sektor seperti pariwisata, energi terbarukan, akuakultur, dan industri kelautan.

AIS Forum juga berusaha untuk mengatasi masalah marine plastic debris atau sampah plastik laut. Selain itu, melalui kerja sama antara negara-negara yang berpartisipasi, AIS Forum bertujuan untuk memperkuat tata kelola laut yang baik, pengelolaan wilayah laut yang berkelanjutan, dan pengelolaan sumber daya kelautan yang adil dan berkelanjutan.

“Melalui AIS Forum, kami bertujuan untuk mempromosikan tindakan konkret, keterlibatan pemuda, dan solusi inovatif guna meningkatkan mata pencaharian komunitas pesisir. Bersama-sama, kita dapat memberikan dampak yang signifikan dan mencapai tujuan global, termasuk Tujuan Pembangunan Berkelanjutan pada tahun 2030,” kata Abdul.

Di samping itu, Plt. Asisten Deputi (Asdep) Zona DelimitasiZona Maritim Dan Kawasan Perbatasan, Sora Lokita (Oki) juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki peran penting dan strategis di AIS Forum, kepemimpinan Indonesia sangat dibutuhkan untuk menjembatani kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang di AIS. Posisi Indonesia memungkinkan mendorong kolaborasi yang konkret dan inklusif antar negara tanpa melihat perbedaan status ekonomi maupun luasan wilayah.

“Indonesia dilihat memiliki banyak best practices, kita tidak mau menyimpan hanya untuk kebutuhan sendiri, tapi kita ingin membuat gerakan global dimana solusi atas permasalahan negara pulau dan kepulauan bisa kita gerakan dari penjuru dunia. Harapannya gerakan ini jadi lebih massive dan akhirnya negara pulau dan kepulauan dapat menghadapi tantangan bersama-sama,” ujarnya.

**