Jelang KTT Ke-43 ASEAN Indonesia Tunjukkan Komitmen Dukung Pembangunan Ekosistem Energi Baru Terbarukan
Jakarta – Menjelang pelaksanaan KTT ASEAN ke-43 di Jakarta Convention Center (JCC) pada September 2023 ini, Indonesia dengan tegas menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan ekosistem energi baru terbarukan. Upaya ini menggambarkan peran strategis Indonesia dalam mengatasi tantangan perubahan iklim dan meningkatkan kerjasama dalam pemanfaatan sumber energi berkelanjutan di Asia Tenggara.
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa para anggota ASEAN menyepakati pentingnya melakukan satu formulasi untuk pembangunan ekosistem energi baru terbarukan dan menurunkan emisi melalui ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle / EV). Hal tersebut dikatakan Bahlil pada pertemuan ASEAN Economic Ministers Meeting.
Menurut Bahlil, ASEAN kini menjadi tujuan utama investasi kendaraan listrik. Karena itu, ia menilai pentingnya kolaborasi antara negara anggota ASEAN dalam pengembangan ekosistem industri ini.
“ASEAN harus terus meningkatkan capaiannya yang luar biasa dalam menarik investasi hijau dan berkelanjutan,” kata Bahlil.
Pada tahun 2022, lanjutnya, investasi dunia yang berkaitan dengan kendaraan listrik di ASEAN meningkat tajam hingga 570 persen atau mencapai US$ 18 miliar. Meski demikian, para anggota ASEAN perlu merumuskan formulasi bersama untuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“Pengembangan ekosistem mobil listrik menjadi satu bagian terpenting. Karena Indonesia, Malaysia, Vietnam, Thailand, dan hampir semua negara sedang mengembangkan ekosistem EV,” tuturnya.
KTT ke-43 ASEAN menjadi platform penting untuk membahas strategi bersama dalam memperkuat sektor energi berkelanjutan. Delegasi dari negara-negara anggota ASEAN diharapkan akan saling bertukar informasi dan berbagi praktik terbaik dalam mempromosikan pemanfaatan energi terbarukan.
Dalam kesempatan yang sama, Deputi Direktur Jenderal Badan Investasi Asing, Kementerian Perencanaan dan Investasi Vietnam Nguyen Anh Tuan turut mengungkapkan, terdapat tren potensial untuk negara anggota ASEAN berkolaborasi mengembangkan investasi. Khususnya Foreign Direct Investment (FDI) di sektor ekosistem kendaraan listrik.
“Anggota ASEAN perlu solidaritas dan kolaborasi yang efektif dalam mengembangkan sektor potensial seperti kendaraan listrik. Tujuannya, agar bisa secara positif memberikan kontribusi pada pembangunan berkelanjutan.” Ungkapnya.
Dirinya meyakini ASEAN mampu menjadi daerah yang mengembangkan ekosistem kendaraan listrik. Nguyen pun setuju bahwa untuk menarik FDI dan mengembangkan sektor potensial seperti kendaraan listrik, negara-negara anggota ASEAN perlu bekerja sama.
(*)