spot_img
BerandaUncategorizedIsu Radikalisme Kian Masif Jelang Pemilu 2024, Aparat Gunakan...

Isu Radikalisme Kian Masif Jelang Pemilu 2024, Aparat Gunakan Upaya Cooling System

Isu Radikalisme Kian Masif Jelang Pemilu 2024, Aparat Gunakan Upaya Cooling System

Penulis: Rivka Mayangsari

Menjelang tahap kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, tim Cyber Troops Polri mulai meningkatkan pengawasan di media sosial. Mulai dengan menyasar para buzzer yang konsen memainkan isu tentang ujaran kebencian, radikalisme dan intolerasnsi hingga informasi palsu (hoax) yang dapat meningkatkan eskalasi ketegangan sosial di masyarakat.

Hal ini mengingat potensi gangguan kamtibmas yang meningkat akibat kampanye dari masing-masing pendukung pasangan calon (Paslon) presiden dan wakil presiden.

Berdasarkan hasil pantauan Tim Cyber Patrol, Polri sudah mengantongi data beberapa akun dan group Facebook di Buleleng yang cukup aktif dalam melemparkan isu politik, namun masih dalam tahap kewajaran.

Polri lebih mengkhawatirkan gerakan kelompok-kelompok terorisme dan radikalisme yang memanfaatkan Pemilu dan isu perang Hamas dan Israel.

Dalam kurun waktu 1 bulan Oktober 2023, Densus 88 telah menangkap 59 terduga teroris dengan barang bukti berupa senjata api dan komponen bahan peledak. Polri mengajak awak media untuk turut serta mengawal demokrasi dan Kamtibmas dengan memberikan informasi yang berimbang serta diimbangi dengan konten-konten yang menyejukan pembaca.
Sementara itu, Satgas Operasi Madago Raya Polda Sulawesi Tengah membekali masyarakat dan santri di Pondok Pesantren Al-Izzah As’adiyah Tolai untuk menangkal paham radikal dan intoleransi menjelang Pemilu 2024 melalui tabligh akbar. Tujuannya untuk menjaga dan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat (Harkamtibmas) di Provinsi Sulawesi Tengah menjelang Pemilu 2024. Tabligh akbar sebagai bentuk cooling system untuk menghindari segala potensi yang dapat menimbulkan konflik di tengah masyarakat menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
Sementara itu, Kapolresta Cilacap Kombes Pol Fannky Ani Sugiharto juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mencegah intoleransi dan radikalisme, guna mewujudkan situasi kamtibmas agar tetap kondusif, aman dan damai, terutama di wilayah Kabupaten Cilacap. Apalagi saat ini telah memasuki musim Pemilu yang dapat meningkatkan suhu perpolitikan.
Wawasan kebangsaan adalah pemahaman mendalam mengenai identitas secara budaya dan nilai-nilai yang melekat dalam satu bangsa. Empat pilar ini bisa disebut sebagai sokong atau penyangga agar Masyarakat merasa aman, nyaman dan Sejahtera, serta terhindar dari segala macam gangguan atau bencana. Adapun keempat pilar tersebut yakni pertama Pancasila, kedua Undang-Undang Dasar 1945, ketiga NKRI, dan keempat Bhineka Tunggal Ika.
Fannky menghimbau kepada masyarakat untuk menciptakan wilayahnya menjadi barometer wilayah yang sangat aman dan kondusif. Selalu menjaga kerukunan antar umat beragama, tokoh Masyarakat dan meningkatkan toleransi dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat. Sebab, Polri dan TNI telah berkomitmen untuk menjaga serta menjamin keamanan dalam mewujudkan Kabupaten Cilacap yang aman. Terkait dengan radikalisme dan terorisme, saat ini di Nusakambangan Cilacap terdapat 120 napi terorisme dengan kategori memiliki psikologi radikal, tetapi ada beberapa napi yang sudah bisa psikologi menerima.
Implementasi ideologi Pancasila adalah solusi terbaik untuk menangani radikalisme dan eksterimisme. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga di dunia. Masalah terorisme adalah problem global yang penyelesaiannya harus melibatkan semua pihak dengan cara yang efektif.
Nilai Pancasila kini sangat dibutuhkan dunia untuk menyelesaikan problem mendasar, ideologi terorisme yang telah menggejala di seluruh dunia. Di Indonesia sejak dulu juga tak luput eksistensi sebagian kelompok organisasi teror tersebut yang disebabkan belum tuntasnya pemahaman konsep dalam memahami cara pandang agama dan dalam cara pandang bernegara.
Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM Kapolri) Irjen Dedi Prasetyo merilis bukunya yang berjudul ‘Radikalisme, Terorisme dan Deradikalisasi di Indonesia’. Peluncuran buku ini merupakan upaya cooling system, mengingat saat ini Indonesia menuju Pemilu 2024, yang berpotensi meningkatkan suhu politik.
Diksi Jihad dan Teror yang sering dikumandangkan kalangan ektrimisme harus dipahami secara tepat, yakni setiap hal yang merusak tatanan berbangsa, memecah belah persatuan umat, mendelegitimasi pemerintahan yang sah, dan lain-lain sejenisnya maka itu adalah teror. Intinya, merusak ‘bangunan’ yang sudah baik. Pentingnya sinergitas antara aparat negara dengan semua unsur masyarakat seperti tokoh agama, Lembaga pendidikan berbasis agama dan pengurus rumah ibadah.
Cara lain untuk mencegah penyebaran radikalisme yakni memberikan ruang berkegiatan positif dan menumbuhkan cinta tanah air. Salah satunya sepertinya yang dilakukan sejumlah pelajar dan mahasiswa di Banjarmasin yang mengikuti pentas seni Aksi Musik Anak Bangsa, Asik Bang di kawasan kuliner Taher Square, Banjarmasin.
Berkonsep festival, dalam event ini para pelajar dan mahasiswa mewakili sekolah maupun kampusnya tampil secara grup maupun solo beradu bakat menyanyi dihadapan juri bertaraf nasional. Lagu yang dibawakan ialah lagu nasional dan lagu pilihan dimana penilaiannya juga mengedepankan aspek kearifan lokal.
Kegiatan ini merupakan upaya Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kalsel untuk mencegah generasi muda terpapar radikalisme dan terorisme dengan pendekatan kesenian.
Pendekatan kesenian ini agar lebih happy menghadapi permasalahan yang ada, khususnya anak muda sekarang yang banyak dimasuki dari berbagai instrumen, mereka harus bisa memfilternya salah satunya dengan musik.
Indeks potensi radikal di Kalsel berada di rata-rata nasional yaitu 10,2 persen pada 2022 lalu, sementara anak muda, anak-anak dan perempuan merupakan golongan yang rentan terpapar. Semua potensi ada, tingga early warning sistemnya.
Festival musik ini digelar sekali setiap satu tahun. Melalui kegiatan ini, selain meningkatkan bakat seni, juga diharapkan menumbuhkan kebersamaan dan sikap toleransi yang tinggi sebab akan mempertemukan peserta dari sekolah lintas agama di Kalimantan Selatan.

)* Penulis adalah Pemerhati Sosial dan Buda