spot_img
BerandaEnergiIklim Investasi Hijau di Indonesia Prospektif

Iklim Investasi Hijau di Indonesia Prospektif

Iklim Investasi Hijau di Indonesia Prospektif


Oleh : Aditya Akbar 

Iklim investasi hijau di Indonesia kedepannya diyakini akan sangat prospektif . Hal ditunjang oleh komitmen kuat Pemerintah untuk mengembangkan investasi hijau demi mengurangi dampak perubahan iklim.


Indonesia merupakan salah satu negara yang terus saja mendatangkan minat para investor untuk menanamkan modal mereka karena memang secara fundamental, kondisi perekonomian di Tanah Air sangat menjanjikan.

Salah satu perusahaan yang benar-benar dilirik oleh para pelaku pasar dunia atau investor asing adalah PT Perusahaan Listrik Negara (PLN Persero).


Emiten yang biasa juga disebut dengan PLN tersebut bahkan tidak ragu untuk memastikan kalau iklim investasi hijau yang terdapat di Nusantara memang masih sangat prospektif.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan salah satu contoh yang sudah disiapkan oleh Pemerintah mengenai pengembangan inestasi hijau tersebut adalah adanya program Energy Transition Mechanism (ETM).


Dengan adanya proyek itu, maka pembiayaan mengenai pengadaan transisi energi di Indonesia akan jauh lebih terjamin sehingga tentunya menjadi menguntungkan secara komersial. Maka dari itu, Dirut PLN menegaskan bahwa pihaknya akan terus membangun lingkungan yang kondusif untuk bisa terjadi adanya transaksi investasi, yang mana tentu dengan kontrak adil sehingga mampu menjamin keuntungan seluruh pihak terkait.
Sejauh ini Pemerintah sendiri juga sudah menyelenggarakan proyek ETM, namun untuk lebih mendukung performa proyek tersebut, maka pihak PLN juga akan mengajukan bagaimana skema investasi hijau milik mereka sehingga jika digabungkan tentu akan jauh lebih optimal untuk menjamin keuntungan secara fair.
Disamping itu, Darmawan juga menyinggung bahwa belakangan program perekonomian Dunia pasti akan terus memperhatikan bagaimana keberlanjutan lingkungan dengan salah satunya adalah menargetkan adanya carbon neutral sehingga hal ini disebut sangatlah penting untuk didukung. Bagaimanapun, menurutnya apabila kegiatan proyek perusahaan yang menghasilkan emisi karbon pasti akan memiliki dampak yang kurang baik bagi keberlangsungan lingkungan dan kehidupan di dunia. Maka dari itu harus ada sebuah langkah kolaborasi yang apik dan dilakukan secara bersama-sama untuk menawarkan alternatif mengenai adanya hal tersebut.
Mengenai usulan dan rancangan terkait dengan proyek transisi energi yang disampaikan oleh PLN, Bill Winters selaku Standard Chartered Chief Executive memberikan respons dengan sangat positif bahkan menyatakan kalau Dunia saat ini juga sangat mendukung langkah transisi energi tersebut. Tentunya dengan paradigma etika lingkungan, maka Winters sangat mendukung upaya Indonesia untuk terus melangkah mengurangi isu emisi global.
Winters bahkan mengaku jika pihaknya sudah masuk ke tahap pemetaan untuk langkah-langkah apa saja yang selanjutnya bisa segera dilaksanakan dalam kerja sama yang akan dilakukan tersebut. Lebih lanjut, dirinya menyatakan kalau saat ini mereka membutuhkan penguatan data potensi dan juga rencana perbaikan iklim investasi supaya bisa menyatukan misi diantara kedua belah pihak.
Sementara itu, dalam salah satu forum G20 yang terdapat di dalamnya para Menteri Keuangan serta Gubernur Bank Sentral dari seluruh anggota memang menyatakan kalau saat ini dunia harus benar-benar lebih berfokus lagi dalam menciptakan ekonomi hijau yang berkelanjutan. Titik pencapaian yang telah dicapai oleh Indonesia sendiri terkait peluncuran Indonesian Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform pada 14 Juli 2022 kemarin mendapatkan dukungan dan juga apresiasi sangat besar dari seluruh anggota G20 yang hadir. Pasalnya transisi energi diharapkan benar-benar menjadikan situasi lebih ramah lingkungan atau nol karbon emisi bisa segera dirasakan. Salah satu langkah yang dilakukan oleh Pemerintah dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca adalah dengan menerapkan kebijakan pajak karbon yang dinilai sangat inovatif.
Sebagai informasi, memang dunia saat ini sangat menyorot upaya Indonesia yang dinilai perhatian terhadap isu lingkungan sehingga kepercayaan global pada Tanah Air pun semakin hari semakin meningkat. Bahkan sudah ada proyek EBT yang sedang berlangsung sampai saat ini mengenai transisi energi. Salah satu contoh konkret dari keterlibatan aktif investor asing dan ketertarikan mereka pada gagasan pengembangan ekonomi hijau di Indonesia adalah adanya keterlibatan dari Asian Development Bank (ADB) pada beberapa proyek pembangkit EBT yang dilakukan oleh PLN.
Bukan hanya ADB saja, melainkan beberapa pihak lain di dunia turut memberikan dukungan berupa pendanaan kepada PLN, yakni Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC), Societe Generale dan Standard Chartered Bank pada proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang mana merupakan sebuah PLTS terapung terbesar di Asia Tenggara. Tidak tanggung-tanggung, kapasitas dari PLTS tersebut bahkan mencapai sebesar 145 MWAc.
Selanjutnya, terdapat dukungan modal sebesar 380 juta US Dollar kepada PLN yang diberikan oleh International Bank for Reconstruction and Development (IBRD). Perlu diketahui bahwa IBRD sendiri merupakan salah satu bagian dari World Bank Group, yang mana mereka mendukung proyek PLTA Upper Cisokan. Kemudian ada lagi pendanaan hingga sebesar 230 juta US Dollar yang diberikan oleh Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) pada proyek pembangkit dengan kapasitas hingga 1.040 MW.
Dengan segala upaya yang telah diberlakukan oleh Pemerintah termasuk perusahaan-perusahaan plat merah lainnya, maka tidak heran apabila prospek jangka panjang dari ekonomi hijau yang ada di Tanah Air memang sangatlah menjanjikan sehingga para investor asing diharapkan tidak ragu untuk mengembangkan usahanya di Indonesia.

)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute