Ganggu Keamanan Negara, Aparat Keamanan Harus Berantas Habis KST Papua
Oleh : Hugo Steve Momoribo
Selama ini KST sangat meresahkan karena mengganggu keamanan di Papua. Mereka juga bertindak nekat dengan menyerang aparat keamanan sampai ada korban jiwa. KST sudah di luar batas karena tega menghilangkan nyawa orang lain. Oleh karena itu aparat wajib memberantas KST agar Papua tetap aman tanpa ada serangan dari kelompok separatis tersebut.
KST sedang dikejar oleh Satgas Damai Cartenz demi keamanan masyarakat Papua. Kelompok separatis ini sudah melewati batas dengan menyerang penduduk dan aparat, serta mengancam rakyat secara psikis. Papua harus diamankan, oleh karena itu pemberantasan KST terus dilakukan dan markas-markasnya dicari terus.
Baru-baru ini, Kelompok Separatis dan Teroris di Papua itu kembali melancarkan aksi keji mereka dengan membunuh seorang aktivis perempuan asal Bumi Cenderawasih bernama Michelle Kurisi Ndoga secara sangat sadis di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Sebelumnya, yakni pada bulan Agustus 2023 KST kembali melakukan penyerangan. Kapolda Papua Inspektur Jenderal Pol Mathius D. Fakhiri mengatakan, KST menembak tiga warga di kompleks Yosoma, Kenyam, Rabu 16 Agustus 2023 pukul 21.45 WIT. Korban tewas adalah adalah Steven Didiway, Michael Rumaropen, dan Samsul Ahmad.
Papua Inspektur Jenderal Pol Mathius D. Fakhiri melanjutkan, saat ini polisi sedang mendalami kasus pembunuhan tersebut. Polisi juga sedang melacak keberadaan para pelaku. Pihaknya optimis akan bisa meringkus para pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya secara hukum. Saat ini situasi di Distrik Kenyam sudah kondusif.
Sementara itu KST juga melakukan penyerangan kepada Pos Satuan Tugas Batalyon Infanteri (Satgas Yonif) 7 Marinir di Jalan Yahuli, Pradiso Bawah KM 6, Distrik Dekai, Yahukimo, Papua Pegunungan. Penyerangan terjadi tanggal 21 Agustus 2023.
Akibat dari penyerangan yang dilangsungkan KST maka prajurit Marinir Pratu Agung Pramudi Laksono (27) meninggal dunia. Menanggapi adanya kasus penyerangan hingga menewaskan aparat keamanan tersebut maka aparat bertekad akan terus memberantas habis KST.
Kapolres Nduga, Kompol Vinsensius Jimmy Parapaga menyatakan bahwa Tim Gabungan TNI Polri siaga untuk mengantisipasi pelbagai kemungkinan yang akan terjadi, termasuk serangan susulan dari KST. Sekarang ini personel gabungan TNI-Polri tetap berada dalam status siaga 1 untuk mengantisipasi kemungkinan aksi lanjutan.
Kompol Vinsensius Jimmy Parapaga menambahkan, saat ini aparat keamanan sedang berupaya untuk mengidentifikasi para pelaku dan segera meringkusnya. Pihaknya yakin upaya itu akan berhasil demi kepentingan masyarakat.
KST ingin menghancurkan kestabilan dan keamanan negara. Maka menjadi tidak heran bahwa adanya penembakan yang dilakukan oleh KST Papua kepada prajurit TNI tersebut lantaran mereka memang tidak senang dengan pembangunan Pos Satgas TNI dan Polri yang berada di Distrik Dekai.
Sebagai informasi bahwa memang akan dilakukan pembangunan Pos Satuan Tugas yang dikhususkan di Yahukimo dalam rangka untuk semakin menjaga dan mempertahankan kedaulatan serta kekuatan negara untuk melawan agenda-agenda jahat yang dilakukan oleh para gerombolan separatis, termasuk juga semakin mengamankan wilayah perbatasan negara.
KST membenci pembangunan pos tersebut karena melakukan upaya aparat untuk menghimpun kekuatan negara. Oleh karena itu KST melakukan penyerangan dan naasnya sampai menimbulkan korban jiwa.
Dalam rangka pemberantasan KST maka TNI memutuskan untuk mengadakan operasi siaga tempur. TNI meningkatkan operasi militer dari pendekatan halus (soft approach) menjadi operasi siaga tempur di beberapa daerah yang dianggap rawan aksi separatisme teror kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
Apa arti operasi siaga tempur? Siaga tempur adalah status operasi militer yang menuntut seorang prajurit untuk waspada atas ancaman serangan musuh. Operasi siaga tempur sangat penting untuk memberantas KST agar tidak ada lagi korban jiwa. Baik itu dari warga sipil maupun aparat keamanan.
Operasi siaga tempur dilakukan agar tidak ada lagi masyarakat Papua yang menjadi korban keganasan KST. Masyarakat harus dilindungi dari kelompok separatis tersebut. Oleh karena itu operasi siaga tempur dilakukan untuk menjaga keamanan di Bumi Cendrawasih.
KST ditindak dengan tegas oleh aparat dan hal ini malah diapresiasi oleh masyarakat. Pasalnya, mereka sudah terlalu sering melukai, baik warga sipil maupun anggota TNI yang sedang berjaga. Jika ada tindakan tegas terukur, memang diperbolehkan. Ketegasan terhadap KST dilakukan sebagai efek jera, agar mereka tidak lagi melukai masyarakat Papua.
Untuk melindungi warga dari serangan KST maka kelompok pemberontak tersebut harus ditindak secara tegas. Pasalnya, mereka sudah melakukan kasus-kasus berat, seperti pencurian dan pembunuhan massal. Jika ada anggota KST yang tertangkap maka wajib untuk diadili dan mendapat hukuman yang paling berat sebagai efek jera.
Masyarakat Papua sendiri setuju jika ada operasi khusus pemberantasan KST. Pasalnya, mereka sudah berkali-kali melakukan penyerangan dan membuat korban luka-luka serta korban jiwa. Jangan sampai ada korban selanjutnya dari warga sipil, sehingga KST harus diberantas dengan cara operasi pemberantasan yang masif.
KST mengganggu keamanan negara dengan menyerang pos pengamanan sampai menimbulkan korban jiwa dari pihak aparat. Oleh karena itu mereka harus diberantas habis agar keamanan tetap terjaga, baik di Nduga, Yahukimo, maupun daerah lain di Papua. Operasi siaga tempur dilakukan agar Papua aman dan masyarakatnya tak khawatir akan serangan KST.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakart