Danantara Jadi Oase Ekonomi Pasca Demo Ricuh, Perkuat Stabilitas dan Harapan Baru

Danantara Jadi Oase Ekonomi Pasca Demo Ricuh, Perkuat Stabilitas dan Harapan Baru

Jakarta – Pemerintah memastikan hadirnya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara menjadi oase baru bagi stabilitas ekonomi nasional, terutama pasca demonstrasi buruh dan ojol yang sempat memanas pada akhir Agustus.

 

Melalui konsolidasi aset strategis BUMN, lembaga superholding ini diharapkan mampu semakin memperkuat ketahanan ekonomi sekaligus juga dapat membuka harapan baru bagi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia.

 

 

 

Terkait hal tersebut, Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Danantara dikelola secara profesional dan jauh lebih transparan demi semakin mengoptimalkan potensi BUMN.

 

 

 

“Kita ingin melihat lebih banyak BUMN Indonesia masuk dalam daftar Global Fortune 500, membuktikan bahwa Indonesia bukan sekadar pengikut, tetapi Indonesia juga dapat menjadi pelopor dan pemimpin dalam perekonomian dunia,” ujar Presiden.

 

 

 

Sementara itu, Anggota DPR RI sekaligus akademisi hukum, Bambang Soesatyo, menilai bahwa lahirnya Danantara melalui perubahan ketiga Undang-Undang BUMN merupakan terobosan hukum yang strategis untuk bisa memperkuat fondasi ekonomi nasional.

 

 

 

Ia menekankan betapa pentingnya regulasi yang ketat demi mampu memastikan agar pengelolaan dana investasi dilakukan secara jauh lebih transparan dan akuntabel.

 

 

 

“Pengaturan Danantara melalui Peraturan Pemerintah yang lebih lengkap merupakan langkah penting untuk memastikan bahwa pengelolaan dana investasi nasional dilakukan secara transparan, akuntabel, dan sesuai dengan tujuan pembangunan nasional,” jelasnya.

 

 

 

Di sisi lain, Pengamat BUMN Herry Gunawan menilai Danantara berperan vital dalam memperkecil kesenjangan antara modal dan investasi yang mungkin selama ini menjadi masalah dan penghambat.

 

 

 

Menurutnya, lembaga tersebut mampu memperbesar kontribusi investasi, baik dari dalam negeri maupun kerja sama global.

 

 

 

“Keberadaan Danantara memiliki peluang memperkecil kesenjangan antara modal dengan investasi atau biasa dikenal dengan istilah saving-investment gap,” ungkap Herry.

 

 

 

Ia menambahkan, dengan konsolidasi aset, Danantara juga dapat menurunkan ketergantungan pemerintah terhadap pendanaan asing.

 

 

 

Dengan mengelola lebih dari Rp14 ribu triliun aset BUMN dan menyalurkannya ke berbagai sektor strategis seperti energi terbarukan, manufaktur canggih, dan infrastruktur, Danantara dipandang sebagai katalis pertumbuhan jangka panjang.

 

 

 

Pemerintah berharap kehadiran lembaga ini tidak hanya memperkuat stabilitas pasca gejolak sosial, tetapi juga membawa optimisme menuju cita-cita Indonesia Emas 2045. (*)