Aksinya KST Papua Semakin Brutal, Harus Diberantas!!!
Oleh : Timotius Gobay
Aksi KST makin brutal dan membawa korban jiwa. Seorang aparat menjadi korban keganasan KST. Masyarakat mengecam aksi tersebut karena akan merugikan banyak orang dan membuat teror berkepanjangan di Papua. KST harus diberantas agar warga Papua bisa beraktivitas dengan bebas.
Kelompok Separatis dan Teroris (KST) adalah kelompok yang menjadi kaki-tangan Organisasi Papua Merdeka (OPM). Mereka bertugas di lapangan untuk menyelesaikan misi pembelotan dan membentuk Republik Federal Papua Barat. Masyarakat membenci KST karena sering melakukan tindakan kekerasan dan merugikan warga sipil.
Salah satu kejadian yang membuat masyarakat murka adalah ketika KST dengan teganya melawan aparat hingga kembali menelan korban jiwa. Satu prajurit TNI harus gugur dalam tugas saat baku tembak dengan KST.
Dalam peristiwa tragis ini seorang prajurit TNI bernama Pratu Hamdan menjadi korban. Ia bertugas di Distrik Yal, Nduga, Papua Pegunungan dan kehilangan nyawa akibat keganasan KST.
Masyarakat mengecam kekerasan yang dilakukan oleh KST. Pasalnya, ini bukan peristiwa yang pertama. Sejak awal 2023, KST sudah kerap beraksi hingga meresahkan masyarakat. Pada 25 Maret 2023, KST Papua menembaki anggota TNI-Polri yang saat itu bertugas dalam pengamanan ibadah dan melakukan kontak senjata pada malam hari. Akibatnya tiga aparat terluka dan dua aparat meninggal dunia.
Selain itu, KST juga beraksi di Distrik Yugumuak, Papua Tengah pada 3 Maret 2023. Saat itu terdapat satu warga yang tertembak oleh KST. Kemudian prajurit TNI membantu untuk mengevakuasi warga tersebut untuk dibawa ke puskesmas. Dalam perjalanan, rombongan TNI malah diserang oleh KST dan terjadi baku tembak yang akhirnya menggugurkan satu prajurit TNI dan menewaskan satu warga sipil.
Masyarakat mengecam KST yang melakukan penembakan berturut-turut, Tokoh Pemuda Kabupaten Jayapura Nelson Ondi geram dengan tindakan KST yang hingga kini masih terus terjadi. Tindakan KST mestinya direspon dengan tindakan tegas oleh pemerintah. Tanpa itu, anggota kelompok separatis tersebut akan selalu melancarkan aksi-aksinya.
Pernyataan tegas Nelson Ondi itu menyusul aksi tak berkesudahan yang dilakukan oleh komplotan separatis di daerah tersebut. KST menyerang tukang ojek yang dianggap sebagai mata-mata, juga membakar gedung sekolah sehingga para murid kehilangan tempat belajar. Selain itu mereka juga menyerang warga dan merampok warungnya. Terlalu banyak kejahatan KST jika disebutkan satu per satu. Oleh karena itu banyak pihak yang setuju jika ada tindakan tegas terhadap kelompok separatis tersebut.
Nelson melanjutkan, kekejaman KST tersebut mestinya diladeni dengan tindakan yang tegas pula oleh pemerintah. Dengan begitu, KST akan menghentikan aksinya walau harus perlahan-lahan.
Berbagai upaya sudah dilakukan pemerintah untuk melawan aksi KST, yakni dengan menambah kekuatan prajurit, pendekatan tokoh masyarakat, memutus logistik KST, pembangunan berorientasi kesejahteraan hingga penguasaan basis KST khususnya Nduga. Terbaru, aparat gabungan TNI/Polri berhasil menangkap seorang anggota KST bernama Yomison Murib.
Sementara itu, anggota DPR RI Dave Laksono menyatakan bahwa KST harus ditindak dengan tegas terukur. Penyebabnya karena mereka melakukan kejahatan brutal dan membahayakan masyarakat. Teror yang dilakukan KST melanggar hak asasi manusia dan menghalangi pembangunan sosial di Papua.
Untuk melindungi warga dari serangan KST maka kelompok pemberontak tersebut harus ditindak secara tegas. Pasalnya, mereka sudah melakukan kasus-kasus berat, seperti pencurian dan pembunuhan massal. Jika ada anggota KST yang tertangkap maka wajib untuk diadili dan mendapat hukuman yang paling berat sebagai efek jera.
Warga sipil di Bumi Cendrawasih mendukung penangkapan KST karena mereka sudah lelah dengan berbagai teror yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut. Selain ada teror secara fisik juga ada teror secara mental, baik di dunia nyata maupun dunia maya.
Pemberantasan KST terus dilakukan, tujuannya agar masyarakat Papua bisa melangsungkan hidup dengan aman tanpa teror. Keselamatan rakyat harus diutamakan. Jangan sampai mereka menjadi korban saat penyerangan atau terkena peluru nyasar. Oleh karena itu jika ada rencana penambahan personel TNI di Papua, masyarakat menyetujuinya, karena tentara adalah sahabat rakyat.
Tindakan tegas terhadap KST perlu dilakukan, selain memberi hukuman yang paling berat. TNI dan Polri sebagai aparat keamanan juga diperbolehkan bertindak tegas kepada KST jika ada konflik di daerah-daerah yang rawan. Bahkan mereka juga diizinkan untuk melakukan tindakan tegas terukur ketika berhadapan langsung dengan para anggota KST.
Tindakan tegas terukur dilakukan karena saat berhadapan dengan para anggota KST, tidak bisa dibekuk dengan tangan kosong. Penyebabnya karena mereka menggunakan senjata api dan wajib dilawan dengan senjata api juga. Jika tidak, maka nyawa aparat yang malah terancam keselamatannya, sehingga tindakan tegas terukur boleh dilakukan dan tidak melanggar prosedur.
KST harus diberantas agar tidak membahayakan warga Papua dan aparat yang sedang berjaga. Serangan mereka makin keterlaluan dan jangan sampai ada penambahan korban jiwa. Segenap masyarakat Papua mendukung pemberantasan KST agar mereka dibubarkan dan diberantas sampai ke akarnya.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Gorontalo