Pemerintah Selalu Libatkan Masyarakat Dalam Pembangunan Papua
Oleh : Salmon Kadepa
Pembangunan yang dilakukan di Papua tidak hanya melibatkan peran pemerintah saja. Mengingat masyarakat Papua yang religius, pembangunan di Papua juga melibatkan peran gereja dan para tokoh agama sangat berpengaruh.
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Theofransus Litaay mengatakan, Presiden Jokowi secara teratur melakukan berbagai rapat koordinasi terkait Papua. Hal tersebut ditunjukkan melalui pengawasan dan memperbaharui instrumen guna meningkatkan partisipasi masyarakat.
Salah satu pendekatan pembangunan yang diterapkan adalah pelibatan berbagai lembaga keagamaan, adat dan masyarakat (perempuan dan pemuda) sesuai arahan UU Nomor 2 tahun 2021 tentang Perubahan UU Otonomi Khusus Papua tahun 2001.
Theofransus menjelaskan, keterlibatan gereja sangat kentara dalam pembangunan Papua. Pemerintah senantiasa berkonsultasi dengan pimpinan gereja yang tergabung dalam organisasi PGGP (Persekutuan Gereja-Gereja Papua) dan PGGPB (Persekutuan Gereja-gereja Papua Barat).
Theofransus juga mengungkapkan, melalui Badan Percepatan Pembangunan Papua dalam Otonomi Khusus Papua (BP3OKP) yang menegaskan bahwa gereja-gereja di Papua berperan aktif mengakselerasi percepatan pembangunan wilayah Pulau Papua.
Pada gelaran PON XX lalu di Papua juga memanfaatkan berbagai fasilitas lembaga pendidikan milik gereja dan meningkatkanya sehingga bisa dimanfaatkan sesudah PON bagi pendidikan.
Presiden dan Wapres sering melibatan kementerian teknis ke Papua untuk membahas realisasi program-program kemitraan pemerintah dengan aspirasi dari gereja-gereja di Papua.
Bahkan Theofransus menegaskan bahwa komitmen Presiden dalam meresmikan PYCH (Papua Youth Creative Hub) bisa dimanfaatkan bagi kreativitas pemuda gereja di Pulau Papua.
Beberapa program yang mendapat prioritas antara lain program Balai Latihan Kerja Komunitas (BLKK), pendampingan dan pemberian dana usaha, bantuan sosial dan layanan kesehatan dan pendidikan di wilayah pedalaman dan penanganan stunting.
Selain itu perlu diketahui juga bahwa pemerintah memberikan dukungan atas terbentuknya Papua Christian Center (PCC) yang merupakan badan otonom yang ditujukan untuk menjadi wadah kajian dan analisis, memberikan penguatan gereja di Papua sekaligus sebagai mitra pemerintah dalam penyusunan dan eksekusi program di Papua.
Pada kesempatan berbeda, Staf Khusus Wakil Presiden (Stafsus Wapres), Gatot Prio Utomo, mengatakan Wapres RI, Ma’ruf Amin, telah memerintahkan agenda percepatan pembangunan di Papua harus melibatkan tokoh dan lembaga gereja Papua.
Gatot menyebut bahwa percepatan pembangunan Papua harus menyerap aspirasi pimpinan gereja di Papua sehingga dapat memberikan kontribusi positif serta mengakselerasi percepatan pembangunan kesejahteraan di Tanah Papua.
Gatot menjelaskan bahwa Wapres telah memberikan arahan untuk melibatkan gereja-gereja Papua dalam upaya percepatan pembangunan di Tanah Papua. Oleh karenanya, pihaknya telah membangun kemitraan strategis dengan lembaga Gereja Papua, dalam hal ini PGGP Papua/Papua Barat, untuk menyerap aspirasi pimpinan Gereja Papua.
Gatot mengucapkan terima kasih kepada tokoh Gereja Papua yang sudah membangun perdamaian di tanah Papua. Menurut Gatot, gereja, pimpinan sinode, pendeta, dan tokoh-tokoh agama telah berperan aktif dalam pembangunan keumatan, kemanusiaan, kebangsaan dan kedamaian di tanah Papua. Hal ini disampaikannya saat mewakili Wakil Presiden pada acara puncak perayaan ke-168 tahun Hari Pekabaran Injil (HPI) di Pulau Mansinam, Manokwari, Papua Barat.
Dia menekankan komitmen Pemerintah untuk terus mengedepankan pendekatan kultural-religius dan humanis dalam perdamaian Papua, terutama dengan tokoh-tokoh gereja sebagai salah satu stakeholder utama dalam pembangunan Papua. Tokoh-tokoh agama merupakan pilar penting dalam mengarusutamakan nilai-nilai kedamaian dan kesejahteraan di tanah Papua. Melalui pelayanan rohani, pendidikan dan pelayanan sosial, para pimpinan gereja menjadi garda terdepan dalam mewujudkan Papua yang damai dan sejahtera.
Peran gerja menjadi sangat strategis posisinya khususnya dalam pembangunan di bidang agama. Dalam perjalanan sejarah bangsa, gereja telah berperan besar dalam pembangunan bidang agama. Tentu saja hal ini merupakan bagian kontribusi besar masyarakat kepada bangsa. Dengan berbagai program pelayanannya, gereja menjadi sangat efektif langkahnya dalam mengisi pembangunan nasional.
Dengan program pelayanannya yang luas, Gereja Protestan Indonesia (GPI) tentu sangat diharapkan perannya yang lebih besar lagi dalam mewujudkan tata kehidupan bangsa yang lebih baik.
Kerukunan antarumat beragama senantiasa menjadi perhatian serius pemerintah. Sejak zaman kemerdekaan, berbagai paham dan agama bersatu padu memperjuangkan kemerdekaan tanah air dari tangan para penjajah. Tak ada diskriminasi atas dasar agama dan keyakinan. Bahkan semua perbedaan itu justru semakin memperkuat rasa persaudaraan dalam mewujudkan negeri yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.
Membangun Papua tidak lepas dari keterlibatan tokoh agama yang dalam kesehariannya memberikan pelayanan kepada masyarakat. Keterlibatan tokoh agama tentu saja tidak hanya mendukung pembangunan tetapi juga turut menjaga perdamaian di mana hal tersebut dapat mendukung progres pembangunan yang ada di Papua.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua tinggal di Bandung