Pertemuan AMM Hasilkan Rekomendasi Perkuat ASEAN Hadapi Tantangan Masa Depan
Manggarai Barat – Peran ASEAN sangat penting bagi perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran kawasan. Untuk itu, Indonesia mendorong sejumlah isu, antara lain terkait ekonomi, sosial budaya, pertahanan hingga peningkatan konektivitas kawasan.
Hal ini diungkapkan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN atau AMM (ASEAN Foreign Ministers’ Meeting) di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT)
Menurut Menlu Retno, para Menlu ASEAN merekomendasikan kepada para Pemimpin bagaimana membangun landasan yang kuat untuk masa depan ASEAN, visi jangka panjang, dan kapasitas ASEAN yang lebih kuat untuk memungkinkan ASEAN menghadapi tantangan masa depan.
Selanjutnya para Menlu negara anggota ASEAN juga membahas pembaruan tentang aksesi ke TAC, implementasi 5PC, dan implementasi ASEAN Outlook yang efektif di Indo Pasifik.
“Saya yakin, bersama-sama, kita akan mencapai ASEAN Matters: Epicentrum of Growth,” kata Menlu Retno.
Retno menyampaikan bahwa pencapaian tersebut harus menjadi modal untuk membangun ASEAN yang lebih kuat dan lebih relevan, dimana tantangan ke depan yang dihadapi ASEAN akan semakin besar, termasuk di Indo-Pasifik.
Retno lantas menekankan pentingnya implementasi AOIP (ASEAN Outlook on the Indo-Pacific).
“Inilah mengapa implementasi AOIP [ASEAN Outlook on the Indo-Pacific ], menjadi lebih penting saat ini. Oleh karena itu, kita perlu bekerja lebih keras, bukan bisnis seperti biasa,” tutur Retno.
Selain itu, Retno juga mendorong Timor Leste menjadi anggota penuh ASEAN dan terus mendukung Timor Leste mengikuti seluruh kegiatan ASEAN.
Timor Leste juga menyatakan terus berkomitmen untuk mendukung ASEAN Way yang konsisten pada prinsip diplomasi ASEAN Charter.
Terkait situasi krisis Myanmar, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Teuku Faizasyah, menyatakan sudah ada kemajuan dalam penyelesaian konflik politik di Myanmar.
“Kami sudah berikan bantuan kemanusiaan di Myanmar, dan itu sudah termasuk kemajuan,” kata Faizasyah kepada media.
Menurut Faizasyah, semua negara ASEAN sudah berkomitmen untuk menuntaskan konflik politik di Myanmar.
Presiden RI Joko Widodo dalam berbagai kesempatan terus menyuarakan kembali agar kekerasan yang terjadi di Myanmar segera dihentikan.
Menurut Jokowi, situasi di Myanmar saat ini tidak membuat pihak mana pun menang dan hanya membuat rakyat menjadi korban.
“Rakyat yang akan menjadi korban karena kondisi ini tidak akan membuat siapa pun menang. Saya mengajak marilah kita duduk bersama, ciptakan ruang dialog untuk mencari solusi bersama,” ujar Jokowi.
Presiden Jokowi juga mengungkapkan bahwa keketuaan Indonesia di ASEAN pada tahun ini, mendorong implementasi dari lima poin kesepakatan atau Five-Point Consensus dimana salah satu poinnya adalah mengenai bantuan kemanusiaan.
Presiden menyampaikan berbagai upaya telah dilakukan Indonesia melalui keketuaan di ASEAN, antara lain memfasilitasi The ASEAN Coordinating Centre for Humanitarian Assistance on Disaster Management (AHA Centre). []