Usung Tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia Siap Gelar KTT ASEAN
Oleh : Timotius Peilouw
Pasca sukses menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20, Indonesia kembali menjalankan kepemimpinan internasional dengan memegang tongkat keketuaan ASEAN 2023. Keketuaan tersebut diserahkan dari Kamboja ke Indonesia pada KTT ASEAN ke-41 di Phnom Penh bulan November 2022.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) memastikan Indonesia yang mengemban Keketuaan ASEAN 2023, akan berupaya agar forum negara-negara kawasan Asia Tenggara itu bisa memberikan kontribusi dan solusi positif bagi situasi global yang menantang saat ini, terutama di sektor ekonomi.
Menurutnya, masa Keketuaan ASEAN yang dipegang oleh Indonesia tahun ini berada di antara situasi global yang menantang. Presiden Jokowi menilai bahwa ASEAN masih penting dan relevan bagi rakyat, kawasan, dan bagi dunia. ASEAN akan terus berkontribusi bagi perdamaian dan stabilitas di Indo Pasifik dan akan terus dapat menjaga pertumbuhan ekonomi dan sesuai dengan tema yang diusung, yaitu “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”.
Untuk diketahui, masa Keketuaan ASEAN 2023 telah dijalankan Indonesia sejak awal Januari 2023 dan akan berlangsung hingga akhir Desember 2023. Rangkaian pertemuan telah dijadwalkan di antaranya, ada dua pertemuan puncak yakni KTT ASEAN pada Mei 2023 di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan KTT ASEAN Plus di Jakarta pada September 2023 mendatang.
Melalui tema besar “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth”, Indonesia selaku ketua dan tuan rumah diharapkan dapat memunculkan ide dan inisiatif baru dalam mengatasi tantangan serta isu krusial lainnya yang menjadi perhatian di kawasan ASEAN dan dunia.
Sebagai informasi, ada dua elemen besar dalam tema yang diangkat Indonesia tersebut. Elemen pertama adalah “ASEAN Matters”, yaitu bagaimana Indonesia dan keketuaannya tetap menjadikan ASEAN relevan dan penting tidak hanya bagi rakyat Indonesia, tetapi juga rakyat ASEAN dan beyond.
Melalui tema tersebut, Indonesia menginginkan ASEAN tetap memainkan peran sentral dan menjadi penggerak stabilitas dan perdamaian kawasan. Elemen kedua yakni “Epicentrum of Growth”, Indonesia ingin lebih mengkapitalisasi pertumbuhan ekonomi ASEAN yang selalu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan dunia.
Ekonomi ASEAN diproyeksikan tumbuh 4,7 persen pada 2023 menurut ADB, sementara pertumbuhan ekonomi dunia diperkirakan berada di angka 1,7 persen menurut Bank Dunia. Presiden Jokowi menginginkan agar hal ini dapat menjadi aset yang terus ditingkatkan, sehingga ASEAN tetap dapat menjadi epicentrum of growth atau pusat pertumbuhan ekonomi.
Pada tahun 2023, laju pertumbuhan Indonesia kemungkinan akan menjadi salah satu yang terkuat di antara negara-negara ASEAN-6 (Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam), bersama dengan Filipina dan Vietnam. Pertumbuhan ini juga disokong oleh program hilirisasi industri pemerintah. Berkaca pada saat Indonesia masih mengekspor bijih nikel, Indonesia menerima US$1,1 miliar atau sekitar Rp17 triliun. Sejak beralih ke produk olahan nikel, Indonesia mendapatkan keuntungan sebesar US$33 miliar atau Rp450 triliun.
Setelah keberhasilan Indonesia dalam menyelenggarakan KTT G20 di Bali tahun 2022 lalu, yang meraup investasi senilai Rp 125 triliun, perhelatan KTT ASEAN seyogyanya turut memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Keketuaan Indonesia di tahun 2023 ini juga diharapkan mampu membawa ASEAN menjadi organisasi regional yang tangguh dan tetap relevan dalam menghadapi berbagai tantangan dan permasalahan internasional hingga 20 tahun ke depan. Hal yang lebih penting, Indonesia juga diharapkan dapat membawa ASEAN ke bawah, membumi dan memberikan manfaat bagi masyarakatnya.
Dari segi kesiapan, Pemerintah sendiri telah memastikan bahwa KTT ASEAN ke-42 telah siap digelar di Labuan Bajo. Hal tersebut terlihat dari segala bentuk persiapan yang telah diupayakan secara maksimal baik dari segi pengamanan, kesehatan dan keselamatan, infrastruktur, dan berbagai hal lainnya. Tidak hanya itu, Pemerintah juga turut mempersiapkan segala bentuk dokumen yang akan dihasilkan dalam KTT ASEAN. Saat ini, proses tersebut masih dalam tahap negosiasi di tingkat pejabat tinggi (SOM/Senior Officials Meeting).
Kesiapan penyelenggaraan KTT ASEAN tidak saja diakui oleh Pemerintah Indonesia, namun juga dari para delegasi asing. Elisabeth Maria Mersin selaku ketua tim khusus yang dibentuk Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, menegaskan bahwa sejumlah tim delegasi yang diutus masing-masing negara ASEAN untuk mengecek lokasi KTT ASEAN, menyatakan bahwa Labuan Bajo siap menggelar event internasional tersebut.
Untuk itu, seluruh elemen masyarakat diimbau dapat mendukung keketuaan Indonesia untuk ASEAN dengan turut menjunjung nilai solidaritas dengan semangat optimisme dan kerja sama, dengan membangun collaborative governance multi stakeholder untuk memastikan suksesnya KTT ASEAN 2023 dari sisi teknis dan substansi, sehingga cita-cita untuk mewujudkan ASEAN yang tangguh terhadap berbagai gejolak krisis serta ASEAN yang mampu membawa kebermanfaatan bagi masyarakat di Asia Tenggara dan dunia dapat diwujudkan.
)* Penulis adalah Mahasiswa Asal Kupang, NTT