Pemulihan Lebih Cepat, Listrik dan Jalan Utama Sumatera Utara Kembali Normal

Pemulihan Lebih Cepat, Listrik dan Jalan Utama Sumatera Utara Kembali Normal

Oleh : Rivka Mayangsari

Upaya pemulihan pascabencana di wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menunjukkan hasil signifikan. Pemerintah bergerak cepat dan terkoordinasi untuk memastikan konektivitas, layanan dasar, serta roda perekonomian masyarakat kembali berjalan. Berbagai indikator pemulihan mulai dari akses jalan nasional, jembatan, hingga pasokan listrik menegaskan kehadiran negara yang responsif dalam situasi darurat dan fase transisi pemulihan.

 

Menteri Pekerjaan Umum (PU) Dody Hanggodo melaporkan bahwa sekitar 81 persen dari total kurang lebih 80 ruas jalan nasional yang terdampak banjir dan longsor di tiga provinsi tersebut telah kembali berfungsi. Di Aceh, dari 38 ruas jalan nasional yang terdampak, sebanyak 26 ruas sudah dapat dilalui, sementara 12 ruas lainnya masih dalam tahap perbaikan. Proses perbaikan dilakukan secara kolaboratif bersama TNI dan masyarakat setempat untuk mempercepat pemulihan dan memastikan keselamatan pengguna jalan.

 

Sementara itu, di Sumatera Utara, 10 dari 12 ruas jalan nasional yang terdampak telah kembali fungsional. Di Sumatera Barat, pemulihan bahkan hampir menyeluruh dengan 29 dari 30 ruas jalan nasional sudah dapat digunakan. Capaian ini menjadi bukti bahwa fokus pemerintah pada pemulihan konektivitas utama mampu mengembalikan mobilitas antarwilayah, menopang distribusi logistik, serta menghidupkan kembali aktivitas ekonomi masyarakat.

 

Selain jalan, Kementerian PU juga mencatat kerusakan pada 33 jembatan nasional di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga kini, sebanyak 19 jembatan atau hampir 60 persen telah kembali fungsional. Sisanya masih dalam penanganan lanjutan, termasuk penggunaan jembatan darurat untuk menjaga keterhubungan wilayah. Di tingkat daerah, terdapat 123 ruas jalan kabupaten yang terdampak banjir, terutama di Sumatera Barat. Penanganan dilakukan bertahap karena prioritas awal difokuskan pada pemulihan jalan nasional sebagai tulang punggung konektivitas.

 

Kerusakan juga terjadi pada 95 jembatan daerah. Hingga saat ini, empat jembatan telah kembali berfungsi, sementara sisanya masih diperbaiki dengan dukungan jembatan Bailey dan Aramco. Langkah ini menjadi solusi cepat untuk memastikan akses masyarakat tidak terputus sembari menunggu pembangunan permanen.

 

Dalam agenda yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) Pratikno menegaskan bahwa pemerintah bersama seluruh elemen masyarakat terus bekerja keras memulihkan dampak bencana yang telah ditetapkan sebagai prioritas nasional. Menurutnya, akses transportasi utama di ketiga provinsi secara bertahap telah kembali terhubung, meskipun masih terdapat ruas terbatas, titik longsor, serta penggunaan jembatan darurat yang memerlukan kewaspadaan ekstra.

 

Tak hanya infrastruktur transportasi, layanan dasar masyarakat juga menjadi fokus utama pemulihan. Pratikno menyampaikan bahwa listrik, komunikasi, air bersih, serta pasokan BBM dan gas berangsur pulih. Dukungan alat berat, pemasangan jembatan Bailey, hingga penyediaan sarana darurat di wilayah terpencil menjadi kunci percepatan pemulihan layanan esensial bagi warga terdampak.

 

Dari sektor energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan pemulihan pasokan listrik di wilayah Sumatera hampir sepenuhnya tuntas. Aliran listrik di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara telah kembali normal hingga 98,46 persen. Kolaborasi antara Kementerian ESDM dan PLN difokuskan pada wilayah dengan hambatan medan berat, terutama daerah yang akses jalannya tertutup longsor.

 

Kondisi kelistrikan di Sumatera Utara bahkan nyaris sepenuhnya pulih. Dari 544.048 pelanggan terdampak, sebanyak 544.038 pelanggan atau 99,9 persen telah kembali menikmati aliran listrik. Hanya 10 pelanggan yang masih mengalami pemadaman, seluruhnya berada di Desa Hutajulu Parbalik, Kecamatan Parmonangan, Kabupaten Tapanuli Utara. Kendala utama di lokasi tersebut adalah akses jalan yang tertutup longsor, sehingga menghambat perbaikan jaringan listrik.

 

Pemulihan wilayah terdampak bencana juga ditopang oleh pengerahan sumber daya yang masif. Kementerian PU mengerahkan 310 personel dari unsur Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Cipta Karya ke berbagai titik terdampak. Selain itu, sebanyak 312 unit alat berat serta 10 unit jembatan Bailey dikerahkan untuk mempercepat pemulihan konektivitas. Rinciannya, 128 unit alat berat ditempatkan di Aceh, 68 unit di Sumatera Utara, dan 116 unit di Sumatera Barat, didukung 358 unit alat pendukung lainnya.

 

Hasil kerja terpadu tersebut mulai dirasakan masyarakat. Sejumlah ruas jalan strategis dan jembatan penghubung antar kabupaten dan kota kembali dapat dilalui. Di Aceh, akses Banda Aceh–Meureudu, Lhokseumawe–Langsa, Kuala Simpang–batas Provinsi Sumatera Utara, hingga Jembatan Krueng Merdu telah kembali normal. Di Sumatera Utara dan Sumatera Barat, jalur lintas barat, tengah, dan timur Sumatera yang sempat terputus kini kembali berfungsi, menopang arus logistik dan aktivitas ekonomi warga.

 

Memasuki fase transisi, pemerintah juga mulai mempercepat pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) di sejumlah kabupaten/kota terdampak. Langkah ini menegaskan bahwa pemulihan tidak berhenti pada penanganan darurat, melainkan berlanjut hingga pemulihan sosial dan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Sinergi lintas kementerian, pemerintah daerah, TNI-Polri, BUMN, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan pemulihan yang lebih cepat, tangguh, dan berkelanjutan.

 

*) Pemerhati isu strategis