Sejumlah Negara Hadiri P20 Wujudkan Kepentingan Global
Oleh : Ahmad Dante
Indonesia akan menggelar The 8th G20 Parliamentary Speakers Summit (P20) pada 5 – 7 Oktober 2022. DPR RI yang mengurus forum tersebut akan mengusung tema “Stronger Parliament for Sustainable Recovery”.
Ada empat isu krusial yang akan diangkat dalam forum P20, yaitu ekonomi hijau, ekonomi inklusif dan masyarakat yang kuat, parlemen efektif, dan demokrasi yang kuat, serta kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan.
Perhelatan P20 akan diselenggarakan di Gedung DPR dengan main venue di Gedung Nusantara, yaitu di Gedung Kura-kura. Gedung Kura-kura dipilih sebagai lokasi utama karena ingin menunjukkan kepada delegasi yang hadir mengenai sejarah gedung ini.
Presiden Indonesia pertama, Ir. Soekarno, menggagas pembangunan Gedung Kura-kura tersebut untuk visi besar. Sang proklamator mendirikan bangunan tersebut untuk penyelenggaraan CONEFO (Conference of the New Emerging Forces), sebuah forum internasional yang setara dengan markas PBB di New York, Amerika Serikat. Penyelenggaraan P20 akan menjadi momentum bagi Indonesia untuk membawa Gedung Kura-kura semakin mendunia.
Selain itu, pada forum P20 tersebut, DPR RI juga akan memperkenalkan mobil listrik buatan Indonesia sebagai kendaraan untuk mengantar para delegasi yang hadir. Penggunaan mobil listrik sejalan dengan salah satu tema utama yang akan dibahas dalam P20, yaitu pembangunan berkelanjutan dan ekonomi hijau. DPR ingin menunjukkan komitmen bahwa Indonesia serius dalam mengurangi emisi.
Hingga 2 Oktober 2022, DPR RI telah menerima konfirmasi kehadiran 24 negara seperti Australia, Kanada, Prancis, Jerman, India, Italia, Jepang, Republik Korea, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Inggris, Amerika Serikat, kawasan Uni Eropa, dan beberapa negara lainnya.
Delegasi tersebut terdiri atas 29 chambers dan 2 organisasi internasional. Total terdapat 347 orang yang akan menjadi peserta P20, dengan rincian: 19 ketua parlemen, 14 wakil ketua parlemen, 30 anggota parlemen, 3 pimpinan organisasi internasional, serta 12 Sekretaris Jenderal dan 14 orang Duta Besar.
Nantinya para delegasi tersebut akan menanam pohon yang akan menjadi simbol dukungan P20 untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. DPR RI juga akan menunjukkan aksi nyata dengan memberi contoh praktik perubahan penggunaan energi, termasuk dengan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun untuk memenuhi tambahan kebutuhan listrik di lingkungan parlemen.
Masyarakat diharapkan untuk mendukung penyelenggaraan P20 berlangsung dengan baik dan lancar sehingga dapat meningkatkan citra Indonesia di kancah internasional. Melalui agenda P20 tersebut, dunia internasional akan semakin mengenal Indonesia sebagai negara dengan keindahan alam yang luar biasa, sehingga membawa dampak positif semakin meningkatnya kunjungan wisata oleh wisatawan asing di sejumlah destinasi pariwisata di Indonesia.
Secara keseluruhan penyelenggaraan acara P20, diprediksi berkontribusi terhadap proyeksi peningkatan wisatawan mancanegara hingga 1,8 – 3,6 juta orang. Diyakini juga mampu menopang 600 – 700 ribu lapangan kerja baru, termasuk di sektor kuliner, fashion, dan kriya. Rangkaian kedua forum multilateral ini pun melibatkan industri UMKM yang mampu menyerap sekitar 33 ribu pekerja.
Selain itu, masyarakat pun sangat bangga, karena Indonesia selaku penyelenggara P20 berhasil mengundang dua negara yang sedang berkonflik, yakni Rusia dan Ukraina. Forum P20 diharapkan menjadi ajang rekonsiliasi, sehingga membuka jalan menuju perdamaian dan mengakhiri konflik di Eropa Timur agar tidak meluas.
Masyarakat turut merasa bangga karena Indonesia menjadi sorotan negara-negara di seluruh dunia. Kepemimpinan dan keluwesan pemerintah Indonesia dalam pergaulan internasional sangat dipuji.
Sebagai tuan rumah, Indonesia memiliki posisi strategis karena mengumpulkan para pemimpin parlemen yang merupakan anggota G20 melalui event P20. Indonesia menjadi pemersatu dan penengah, serta penggagas ide-ide sehingga bisa berkolaborasi dan akhirnya saling menguntungkan. Seluruh delegasi negara lain pun sangat menghormati Indonesia.
)* Penulis adalah pegiat UMKM dan pekerja sosial.