Pemerintah Terus Gencarkan Program MBG Serap Ribuan Tenaga Kerja

Pemerintah Terus Gencarkan Program MBG Serap Ribuan Tenaga Kerja

Jakarta — Pemerintah terus memperluas dan memperkuat pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai salah satu agenda prioritas nasional untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat sekaligus membuka lapangan kerja secara masif di berbagai daerah. Program yang berada di bawah payung Asta Cita Presiden RI ini terbukti memberi dampak positif tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga pada penguatan ekonomi lokal melalui penyerapan tenaga kerja dan perputaran rantai pasok.

 

Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Novyan Bakrie, menegaskan bahwa pembangunan jaringan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dilakukan sepenuhnya tanpa bantuan penyaluran kredit perbankan. Ia menyebut hal ini membuktikan keseriusan dan kemampuan program MBG berjalan dengan fondasi yang kuat dan mandiri.

“Anggaran yang digunakan untuk membangun SPPG ini tanpa bantuan penyaluran kredit perbankan. Dan juga setiap dapur itu ada 50 yang bekerja. Artinya 50 pekerja dikalikan 500 itu 25 ribu. Sudah, dan kita cukup bangga dengan itu,” kata Anindya.

 

Menurutnya, keberhasilan MBG dalam menyerap sekitar 25 ribu pekerja merupakan bukti nyata bahwa program ini tidak hanya menjawab kebutuhan gizi masyarakat, tetapi juga menjadi mesin pertumbuhan ekonomi daerah. Ia menilai, terlepas dari berbagai dinamika dan kejadian belakangan, MBG tetap menunjukkan kinerja yang solid dan memberikan manfaat luas.

 

Sementara itu, data pelaksanaan MBG di berbagai daerah juga mengonfirmasi keberhasilan serupa. Kantor Wilayah Ditjen Perbendaharaan (DJPb) Kalimantan Tengah (Kalteng) melaporkan bahwa implementasi MBG di provinsi tersebut berjalan efektif dan berdampak langsung pada penyerapan tenaga kerja.

“Program MBG di Kalimantan Tengah, data per 10 November 2025, sebanyak 58 SPPG aktif telah menyerap tenaga kerja sebanyak 1.856 petugas dan menggerakkan 233 supplier,” terang Kepala Kanwil DJPb Kalteng, Herry Hernawan.

 

Penyerapan tenaga kerja yang begitu besar di berbagai wilayah menunjukkan bahwa MBG bukan sekadar program bantuan sosial, melainkan instrumen pembangunan inklusif yang memperkuat struktur ekonomi masyarakat. Keberadaan ratusan SPPG yang melibatkan ribuan pekerja, pemasok bahan baku, dan pelaku usaha lokal menciptakan ekosistem ekonomi baru yang berkelanjutan.

 

Pemerintah memastikan bahwa Program MBG akan terus diperluas dan ditingkatkan kualitasnya, baik dari sisi manajemen rantai pasok, kualitas dapur layanan, maupun peningkatan kapasitas tenaga kerja. Melalui penguatan kolaborasi dengan dunia usaha dan masyarakat, MBG diharapkan menjadi salah satu motor utama pembangunan nasional yang mampu meningkatkan kesejahteraan dan menyokong ketahanan ekonomi Indonesia.