Setahun Asta Cita, Presiden Prabowo Wujudkan Pangan Berdaulat Energi Mandiri dan SDM Unggul
Setahun Asta Cita, Presiden Prabowo Wujudkan Pangan Berdaulat Energi Mandiri dan SDM Unggul
Oleh : Rangga Aditya
Satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto menandai era baru pembangunan nasional yang berorientasi hasil nyata dan berpihak pada kesejahteraan rakyat. Melalui tiga pilar utama—swasembada pangan, kemandirian energi, dan penguatan sumber daya manusia—pemerintahan ini menunjukkan kemajuan signifikan yang dirasakan langsung oleh masyarakat di berbagai lapisan. Sinergi kebijakan dan implementasi di lapangan menjadikan agenda besar Asta Cita bukan sekadar visi, tetapi telah menjelma dalam bentuk program yang produktif dan berdampak.
Di sektor pangan, arah kebijakan pemerintah terlihat semakin kokoh dalam mencapai swasembada. Ketahanan pangan bukan hanya tentang ketersediaan, tetapi juga tentang kemandirian dan kesejahteraan petani. Peningkatan produksi beras dan jagung yang ditopang perbaikan infrastruktur irigasi, penyediaan benih unggul, serta tata niaga yang lebih transparan telah menggerakkan kembali produktivitas di tingkat desa. Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menilai langkah reformasi sistem pertanian ini berhasil menekan rantai pasok yang panjang dan memperbaiki harga di tingkat petani. Ketersediaan beras kini berada pada level aman, sementara panen berlangsung di berbagai sentra utama dari Jawa Timur, Sulawesi Selatan, hingga Nusa Tenggara Barat. Kebijakan penyerapan hasil pertanian melalui koperasi memperlihatkan hasil yang menggembirakan karena mampu memperkuat posisi tawar petani di pasar domestik.
Program penguatan kelembagaan seperti Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih juga berperan penting dalam menurunkan biaya logistik serta memperluas akses petani terhadap pupuk dan pakan. Sistem ini memperlihatkan model distribusi yang efisien dan menumbuhkan semangat gotong royong di kalangan masyarakat desa. Hasilnya, desa-desa produktif mulai tumbuh sebagai basis pertumbuhan ekonomi baru yang menopang ketahanan pangan nasional.
Kemajuan serupa juga tampak pada sektor energi. Pemerintah berhasil memperkuat kemandirian energi dengan menitikberatkan pada peningkatan kapasitas produksi hulu, revitalisasi kilang, serta percepatan pemanfaatan energi terbarukan. Wakil Menteri Investasi Yuliot Tanjung menilai kebijakan mandatori biodiesel menjadi tonggak penting dalam mempertebal ketahanan energi nasional sekaligus memberikan efek ekonomi berantai. Kebijakan tersebut bukan sekadar upaya penghematan devisa, melainkan menciptakan lapangan kerja baru di sektor perkebunan sawit, pabrik pengolahan, hingga rantai distribusi. Selain itu, langkah ini juga berkontribusi signifikan terhadap penurunan emisi karbon dan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemimpin energi hijau di kawasan Asia Tenggara.
BUMN energi dan sektor swasta kini berkolaborasi erat menjaga pasokan di tengah ketidakpastian global. Pemerintah berhasil menstabilkan biaya energi untuk industri, sehingga dunia usaha mendapat kepastian dalam berproduksi. Kombinasi antara efisiensi operasional dan investasi strategis di sektor hulu menjadikan Indonesia semakin dekat dengan cita-cita swasembada energi yang berkelanjutan.
Sementara itu, di pilar penguatan sumber daya manusia, program-program Asta Cita menunjukkan dampak sosial yang luas. Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diluncurkan secara nasional telah menjangkau jutaan anak sekolah dasar dan menengah di berbagai daerah. Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana menegaskan bahwa program ini bukan sekadar intervensi pangan, tetapi bagian dari upaya mencetak generasi unggul yang sehat dan produktif. Standar gizi yang diterapkan memastikan anak-anak mendapatkan asupan protein, serat, dan mikronutrien yang memadai. Dampaknya tidak hanya pada peningkatan status gizi, tetapi juga pada geliat ekonomi lokal karena melibatkan UMKM katering, petani, nelayan, hingga pedagang pasar dalam rantai pasoknya.
Keberhasilan MBG memperlihatkan bagaimana kebijakan sosial dapat sekaligus memperkuat ekonomi rakyat. Dengan rantai pasok lokal yang pendek, kualitas makanan terjaga segar dan higienis, sementara sistem pengawasan terintegrasi menjamin keamanan pangan. Hal ini memperlihatkan bentuk nyata ekonomi kerakyatan yang inklusif dan berkeadilan.
Selain itu, pemerintah juga memperkuat aspek kesehatan masyarakat melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG). Program ini mempermudah akses warga terhadap layanan pemeriksaan dasar, mulai dari tekanan darah hingga kadar gula dan kolesterol. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai program ini efektif menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya deteksi dini penyakit. Partisipasi publik meningkat pesat berkat sistem layanan yang sederhana, cepat, dan tersebar hingga pelosok daerah. Melalui CKG, jutaan warga kini dapat mendeteksi potensi penyakit sejak dini dan mendapatkan rujukan medis yang tepat waktu, sehingga menekan beban biaya kesehatan jangka panjang.
Seluruh capaian di atas memperlihatkan bahwa satu tahun pemerintahan Prabowo Subianto bukan sekadar transisi, melainkan akselerasi. Pemerintah berhasil memadukan kebijakan makro dan langkah mikro yang menyentuh langsung kehidupan rakyat. Keberhasilan ini tidak lepas dari tata kelola yang lebih efisien, sistem pengawasan yang ketat, serta sinergi antara pusat dan daerah. Pembangunan tidak lagi bersifat top-down, melainkan kolaboratif, dengan melibatkan masyarakat sebagai subjek utama pembangunan.
Sinergi antara swasembada pangan, energi mandiri, dan SDM unggul merupakan kerangka pembangunan inklusif yang menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045. Ketiga pilar tersebut saling memperkuat dan menciptakan efek berantai positif di berbagai sektor. Pangan yang cukup menjamin ketahanan sosial, energi mandiri memperkuat daya saing industri, sementara SDM unggul menjadi penggerak utama inovasi dan produktivitas nasional.
Satu tahun perjalanan ini menunjukkan arah yang jelas: Indonesia sedang bergerak menuju kemandirian sejati. Pemerintahan Prabowo Subianto telah menegakkan paradigma pembangunan berbasis kedaulatan dan keberlanjutan. Dengan fondasi kuat di sektor pangan, energi, dan SDM, Indonesia memiliki bekal strategis untuk melangkah mantap menuju masa depan yang berdaulat, makmur, dan berkeadilan.
)* Penulis merupakan pengamat ekonomi pembangunan