Kehadiran Koperasi Merah Putih Perkuat Peran BUMDES
Jakarta, Kehadiran Koperasi Merah Putih di berbagai daerah kini menjadi angin segar dalam penguatan ekonomi desa, khususnya melalui sinergi strategis dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Model kemitraan ini dinilai mampu meningkatkan produktivitas usaha desa, memperluas akses pasar, dan mendorong kemandirian ekonomi masyarakat secara inklusif.
Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Ahmad Riza Patria, menyatakan bahwa tujuan utama koperasi Merah Putih adalah membangun ekosistem ekonomi berbasis gotong royong yang sejalan dengan visi pemberdayaan BUMDes.
“Kami hadir untuk memperkuat, bukan mengambil alih. Justru kami ingin menjadi katalis agar BUMDes bisa tumbuh, memiliki daya saing, dan menjadi penyangga ekonomi desa yang berkelanjutan,” ujarnya.
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menjelaskan pembentukan Koperasi Desa Merah Putih sesuai dengan arahan Presiden Prabowo Subianto dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2025. Koperasi milik desa ini akan dirancang secara holistik untuk menggerakkan perekonomian di desa dan menunjang kebutuhan masyarakat desa.
“Ini koperasi lengkap, ada warung sembakonya, kantor koperasi, klinik dan apotek sederhana, cold storage, dan lainnya. Sembako dari produsen itu langsung ke desa, gapoktan masuk di koperasi ini, jadi kita ingin menghilangkan tengkulak,” ucapnya.
Sementara itu, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, mengatakan terdapat 755.542 kelompok tani atau 30 ribu gabungan kelompok tani seluruh Indonesia. Dari kelembagaan petani tersebut telah terbentuk badan hukum koperasi sebanyak 5.063. Kolaborasi bersama Koperasi Desa Merah Putih dapat menjadi kekuatan besar untuk pengelolaan usaha tani di desa.
“Dari gapoktan memiliki kegiatan usaha kelompok ekonomi petani (KEP) totalnya 14.000 dan yang jadi koperasi sekitar 5.000. Selanjutnya tinggal bagaimana mengelaborasikan dan menggabungkan Koperasi Desa Merah Putih sesuai kebutuhan dan kemampuan serta potensi desa masing-masing,” ujarnya.
Dengan pendekatan kemitraan yang kolaboratif, Koperasi Merah Putih tidak hanya berperan sebagai mitra usaha, tetapi juga sebagai agen transformasi ekonomi desa. Diharapkan, model ini dapat direplikasi di lebih banyak wilayah sehingga dampaknya semakin luas.
Kolaborasi antara BUMDes dan koperasi modern seperti Koperasi Merah Putih merupakan jawaban atas tantangan pembangunan ekonomi desa yang selama ini terfragmentasi. Sinergi ini mempertegas bahwa kemandirian desa hanya bisa dicapai dengan kerja bersama dan berbasis kekuatan lokal.
Koperasi Desa Merah Putih nantinya akan berkolaborasi dengan koperasi tani sebagai bagian dari strategi nasional membangun ekonomi desa dan memperluas akses petani pada usaha pertanian.
Koperasi Merah Putih juga menawarkan berbagai bentuk pendampingan dan kerja sama mulai dari pelatihan manajemen usaha, penguatan legalitas, hingga distribusi produk BUMDes ke pasar regional dan nasional. Langkah ini mendapat respons positif dari pengelola BUMDes, terutama dalam peningkatan kualitas tata kelola dan perluasan jaringan distribusi.