Masyarakat Tolak HUT OPM Ganggu Pemerataan dan Stabilitas Ekonomi Nasional
Papua – Momentum HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember setiap tahunnya kembali menjadi ancaman serius bagi upaya Pemerintah mewujudkan pemerataan dan percepatan pembangunan.
Tindakan separatis yang dilakukan kelompok tersebut, mulai dari propaganda hingga kekerasan, telah menghambat kerja keras untuk menjadikan seluruh wilayah NKRI lebih maju dan sejahtera.
Ketua Badan Kerja Sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Papua, Dra. Sipora Nelci Modouw, menegaskan pentingnya masyarakat mengabaikan seruan provokatif OPM yang mengatasnamakan kemerdekaan.
Modouw, yang akrab disapa Mama Sip, menyerukan agar 1 Desember diperingati sebagai Hari AIDS Sedunia, bukan sebagai HUT OPM.
Ia menilai narasi “merdeka” yang digaungkan OPM hanya ilusi yang tidak berdasar.
“Katanya 1 Desember itu hari merdeka. Merdeka yang mereka mimpikan itu mungkin merdeka angan-angan saja. Dia mimpi sesuatu yang tidak mungkin. Saya anak veteran, jadi saya harus bicara begitu,” ungkap Mama Sip.
Ia juga menyoroti pengaruh informasi yang dipelintir kelompok separatis terhadap anak muda, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Ancaman nyata dari OPM kembali terlihat dengan serangkaian aksi kekerasan baru-baru ini. Pada Senin (4/11), kelompok tersebut menyerang warga di Kabupaten Yalimo, disusul penembakan terhadap seorang sopir di Jalan Trans Papua-Wamena sehari setelahnya.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Infanteri Candra Kurniawan, memastikan bahwa kedua aksi tersebut dilakukan oleh OPM.
“OPM adalah penjahat kemanusiaan. Mereka tidak ingin NKRI terus terbangun dan maju karena menyerang para pekerja. Aparat keamanan kini terus mengejar pelaku,” ujar Kolonel Candra.
Menurutnya, korban di Yalimo adalah operator alat berat yang terluka parah, sementara korban penembakan di Jalan Trans Papua-Wamena meninggal dunia akibat luka tembak.
Ketua DPR RI, Puan Maharani, turut mendorong tindakan tegas terhadap kelompok separatis tersebut.
Ia menilai langkah hukum yang kuat dan kolaborasi aparat keamanan sangat penting untuk mengatasi gangguan OPM.
“Pemerintah harus memastikan seluruh upaya percepatan pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat secara menyeluruh dengan aman,” jelasnya.
Keberadaan OPM tidak hanya menciptakan teror tetapi juga menjadi tantangan besar dalam mewujudkan seluruh wilayah NKRI yang lebih sejahtera.
Di tengah ancaman tersebut, Pemerintah dan aparat keamanan terus berupaya menjaga stabilitas serta mendorong percepatan pembangunan demi kesejahteraan masyarakat di seluruh wilayah NKRI.